Perang Iran-Israel Dinyatakan Berakhir, Siapa yang Menang?

Selasa, 24 Juni 2025 21:02 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

tel aviv.jpg
Sejumlah bangunan di Israel hancur terkena rudal Iran (X)

MAKASSARINSIGHT.com - Setelah 12 hari perang jarak jauh yang mematikan, perang Iran-Israel berakhir dengan gencatan senjata.  Sesuatu telah berakhir tetapi tidak akan ada hal yang baru dimulai.

Presiden Amerika Donald Trump menyatakan gencatan senjata antara kedua negara mulai berlaku sejak Selasa 24 Juni 2025 tengah hari  waktu Indonesia. Baik Israel maupun Iran mengkonfirmasi mereka sepakat untuk melakukannya. Perang yang telah memakan korban ribuan jiwa di kedua sisi dan ratusan bangunan hancur itu akhirnya mereda.

Jam-jam terakhir sebelum gencatan senjata baik Iran maupun Israel melakukan serangan besar-besaran. Sesuatu yang tampaknya dipahami dan bisa diterima oleh Amerika sebagai syarat gencatan senjata. 

Baca Juga:

Media pemerintah Iran mengatakan 'serangkaian rudal terakhir' ditembakkan sebelum gencatan senjata dimulai

Media pemerintah Iran SNN melaporkan bahwa Teheran telah menembakkan serangkaian rudal terakhir ke Israel sebelum gencatan senjata diberlakukan.  Israel mengatakan empat orang meninggal akibhat serangan tersebut. Sementara 22 orang terluka. Sejumlah bangunan juga rusak parah dihantam rudal.

Sebaliknya Israel juga melakukan serangannya sendiri.  Pejabat Iran melaporkan setidaknya 16 orang meninggal dan empat rumah hancur dalam sebuah serangan di Iran utara. Kantor gubernur di Gilan mengatakan 33 orang juga terluka. Beberapa media melaporkan serangan juga mengakibatkan bahwa Mohammad Reza Seddiqi, seorang ilmuwan nuklir meninggal.

Siapa yang Menang?

Pertanyaannya siapa yang menang dalam perang 12 hari ini? Seperti yang sudah-sudah semua pihak berhak untuk mengklaim kemenangan. Israel merayakan keberhasilan operasinya yang disebutnya Operasi Rising Lion.  Operasi tersebut diyakni secara signifikan merusak kemampuan nuklir dan militer Iran, serta menghilangkan banyak pejabat militer dan ilmuwan tinggi. Tel Aviv juga berhasil meyakinkan Trump untuk melakukan apa yang beberapa presiden Amerika menolak untuk lakukan di masa lalu.

Gencatan senjata juga akan meringankan tekanan terhadap warga Israel yang kelelahan setelah hampir dua tahun perang  konflik melawan Hamas di Gaza berlanjut tanpa rencana keluar yang jelas. Sekaligus memungkinkan pihak berwenang untuk membuka kembali perekonomian negara tersebut.

Bagi Iran perang ini menunjukkan mereka berhasil melancarkan serangan mematikan ke Israel. Selain itu juga kelegaan bagi penduduk yang terus-menerus dibombardir, dengan puluhan ribu orang mengungsi. 

Tetapi harus diakui Israel telah melakukan serangan jarak jauh secara terus-menerus selama hampir dua minggu. Ini terjadi setelah operasi perang yang konstan selama lebih dari 20 bulan terakhir.  Jet tempur mereka telah menghabiskan banyak waktu. Mereka hanya memiliki tujuh tanker udara yang semuanya hampir antic.  Berapa lama mereka dapat mempertahankan tingkat serangan jauh ke Iran tidak jelas. Persediaan amunisi mereka mungkin menjadi perhatian, tetapi amerika dapat memasok kebutuhan pokok di sana. Unit pertahanan udara Israel juga mahal dan kelelahan.

Pada titik tertentu rencana operasional harus diubah secara signifikan untuk menangani masalah ini sehingga gencatan senjata menjadi pilihan masuk akal. Namun Israel harus menanggung risiko Iran membangun kembali kemampuan militernya jika operasi di masa mendatang diperlukan.

Di bagian lain kemampuan militer Iran juga telah sangat terdegradasi. Pertahanan udara mereka bukannya tidak ada, tetapi jaringan pertahanan udara mereka hancur. Kekuatan udara taktis mereka hancur dan persenjataan rudal balistik jarak jauh mereka juga telah sangat terdegradasi dan sangat terkuras.  ini terlihat dengan jumlah serangan yang semakin sedikit sebagai buktinya.

Di atas segalanya peralatan komando dan kontrol mereka mungkin yang paling rusak parah.  Yang tersisa adalah persenjataan ofensif jarak pendek yang sangat besar. Tetapi dapatkah itu digunakan dalam skala besar tanpa komando dan kontrol yang kuat?  Sangat sulit.

Program nuklir mereka telah rusak . Tidak jelas apa yang diperlukan untuk membangunnya kembali dan seperti apa bentuknya dalam bentuk baru. Wilayah udara Iran akan tetap dapat diakses oleh Israel selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun mendatang. Situasi yang memungkinkan Angkatan Udara Israel untuk memelihara ancaman nuklir.  Masalah terbesar adalah uranium yang diperkaya yang telah mereka miliki yang telah disembunyikan di suatu tempat. Secara keseluruhan Iran punya lebih banyak alasan untuk mendorong gencatan senjata ini,  tetapi Israel juga punya alasan.

Bagaimana ke Depan?

Sekarang, masih ada jalan panjang untuk membangun kembali sebagian dari apa yang telah hancur termasuk infrastruktur penting. Bukan tugas mudah bagi negara yang sedang mengalami krisis ekonomi yang dalam dan di bawah sanksi internasional yang berat.

Dalam jangka pendek, para diplomat akan mencoba mencapai kesepakatan dengan Iran. Namun, pembicaraan tersebut kemungkinan akan sulit. Iran, setidaknya di depan publik, telah mengulangi bahwa mereka tidak akan menghentikan kemampuannya untuk memperkaya uranium yang menjadi tuntutan utama Amerika.  Dan sejauh ini belum diketahui apa yang terjadi pada sekitar 400 kg uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60%, . Satu tingkat di bawah tingkat senjata.

Baca Juga:

Dalam jangka panjang, akan ada banyak pertanyaan tentang langkah Iran selanjutnya. Negara tersebut mengancam akan menghentikan kerja samanya dengan pengawas nuklir global, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Dan beberapa pejabat telah mengemukakan kemungkinan meninggalkan Perjanjian Non-Proliferasi.

Yang jelas gencatan senjata ini menjadi akhir dari babak pertama perang ini. Namun bukan awal perdamaian antara Israel dan Iran

Hanya dua hari yang lalu, pasukan Amerika melintasi garis merah tebal itu ketika mereka mengebom tiga situs nuklir utama Iran.  Itu adalah momen yang belum pernah terjadi sebelumnya, penuh dengan risiko. Lonceng peringatan berbunyi di seluruh dunia.

Kemudian seperti yang diperkirakan Iran membalas kemarin dengan taktik yang pernah digunakannya sebelumnya. Yakni– memberi tahu Amerika melalui mediator bahwa mereka akan menyerang pangkalan udara terbesar mereka di Timur Tengah. Tetapi tidak akan menyebabkan banyak kerusakan atau korban jiwa.

Begitu cepatnya momen ini sehingga Qatar, yang wilayah kedaulatannya diserang beralih menjadi mediator. Negara ini membantu mengamankan gencatan senjata yang tiba-tiba diumumkan Presiden Trump kepada dunia. 

Bercampur dengan rasa terkejut, ada rasa lega yang luar biasa. Lega terutama bagi rakyat Iran dan Israel yang telah berada di bawah tembakan bertubi-tubi selama 12 hari terakhir. Dan ada rasa lega kolektif di seluruh wilayah dan sekitarnya.

Paling tidak, ini adalah akhir dari babak pertama perang ini. Tetapi tentu saja bukan awal perdamaian antara musuh bebuyutan Iran dan Israel. Tidak ada yang baru benar-benar baru kecuali permusuhan yang kian tebal.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Amirudin Zuhri pada 24 Jun 2025