Minyak Gorengmu: Wilmar Group dan Skandal Korupsi Rp11,8 Triliun

Pabrik Wilmar di Indonesia. (Kirby South East Asia)

MAKASSARINSIGHT.com, JAKARTA - Di dapur rumah tangga Indonesia, nama-nama seperti Sania, Fortune, hingga Mahkota kerap menjadi andalan minyak goreng harian. Namun di balik merek-merek tersebut, berdiri satu entitas raksasa yang mengendalikan hulu hingga hilir industri sawit dunia, Wilmar Group.

Perusahaan ini tak hanya menjadi pemain utama dalam distribusi minyak goreng kemasan nasional, tetapi juga menguasai rantai pasok kelapa sawit global, mulai dari perkebunan, pengolahan, hingga ekspor.

Wilmar Group tercatat mengelola lahan perkebunan sawit seluas 232.053 hektare di berbagai negara, dengan sekitar 65%-nya berada di Indonesia. Dominasi ini menjadikan Wilmar sebagai salah satu perusahaan agribisnis terbesar di dunia.

Baca Juga: 

Namun di tengah posisinya yang superkuat, nama Wilmar kembali mencuat ke permukaan. Bukan karena ekspansi bisnis, melainkan terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi ekspor crude palm oil (CPO) atau bahan baku minyak goreng.

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menyita dana senilai Rp11,8 triliun dari Wilmar Group selaku tersangka korporasi dalam perkara tersebut. Dalam laporan terbaru Kejaksaan Agung, terungkap salah satu perusahaan dalam jaringan Wilmar Group terindikasi memiliki aliran dana senilai belasan triliun rupiah dalam kasus dugaan korupsi tata niaga CPO.

Dana tersebut disebut-sebut mengalir sebagai bagian dari skema manipulasi kuota ekspor dan permainan harga minyak goreng domestik. Meski belum ada putusan hukum tetap yang menyebut korporasi ini bersalah, sorotan publik terhadap keterlibatan Wilmar dalam skandal minyak goreng.

Wilmar Milik Siapa?

Wilmar Group merupakan perusahaan multinasional di sektor agribisnis dan minyak sawit yang didirikan pada 1991 oleh dua pengusaha besar Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus. Perusahaan pertama mereka adalah Wilmar Trading Pte Ltd di Singapura, yang saat itu hanya memiliki lima karyawan dan modal awal sebesar 100.000 dollar Singapura.

Konglomerasi ini memiliki lini bisnis terintegrasi dari hulu ke hilir mulai dari perkebunan, pabrik pengolahan, distribusi, hingga produk konsumen seperti margarin dan minyak goreng. Di Indonesia, Wilmar dikenal melalui anak-anak usahanya yang bergerak dalam produksi bahan pangan hingga biodiesel.

Tak lama kemudian, Wilmar mendirikan perkebunan kelapa sawit pertamanya di Sumatera Barat seluas 7.000 hektar melalui PT Agra Masang Perkasa (AMP). Ekspansi kilang dan akuisisi pabrik terus dilakukan di berbagai daerah seperti Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan.

Pada awal 2000-an, Wilmar mulai memasarkan minyak goreng merek sendiri, seperti Sania. Pada 2005, mereka mengakuisisi PT Cahaya Kalbar Tbk, produsen lemak dan minyak khusus untuk industri makanan. Lalu, pada 2006, Wilmar Trading Pte Ltd berganti nama menjadi Wilmar International Limited dan melantai kembali di Bursa Singapura.

Lokasi perkebunan mencakup Sumatera, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Sisanya tersebar di Malaysia, Uganda, dan Afrika Barat. “Di Indonesia, perkebunan kami berlokasi di Sumatera, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah (wilayah selatan), sedangkan di Malaysia berada di Sabah dan Sarawak,” tulis Wilmar dalam laporan resminya, dikutip Rabu, 18 Juni 2025.

Tak hanya itu, Wilmar dikenal sebagai produsen berbagai merek minyak goreng ternama seperti Sania, Fortune, dan Mahkota. Produk-produk ini menjadi bagian tak terpisahkan dari konsumsi rumah tangga masyarakat, sekaligus memperkuat dominasi Wilmar di pasar retail pangan nasional.

Wilmar beroperasi di Indonesia melalui berbagai anak usaha seperti PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Multi Nabati Sulawesi, dan lainnya.

Berikut beberapa produk Wilmar Group yang beredar di masyarakat :

Minyak Goreng & Lemak Nabati

  • Sania – Minyak goreng premium berbahan baku kelapa sawit murni
  • Fortune – Minyak goreng dan margarin yang menyasar segmen menengah
  • Mahkota – Minyak goreng ekonomis
  • Simply - Minyak goreng
  • Meizan -Minyak goreng dan minyak sayur
  • Happy Salad Oil – Minyak goreng khusus untuk kebutuhan industri/food service

Margarin & Mentega

  • Prime Margarine – Produk margarin untuk industri makanan
  • Fortune Margarine

Tepung & Produk Olahan Gandum

  • Sania Tepung Terigu
  • Fortune - tepung terigu
  • Meizan - Mie, pasta, macaroni

Beras dan Produk Konsumsi Lain

  • Sania Beras Premium
  • Sania Beras Organik
  • Rose Brand (kerja sama distribusi – produk tepung, bihun, dan bahan pangan olahan)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 18 Jun 2025 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories