Suku Bunga BI Naik, Begini Dampaknya Terhadap Kredit dan Daya Konsumsi

Ilustrasi suku bunga. (Pixabay)

MAKASSARINSIGHT.com, JAKARTA - Penyaluran kredit dan daya konsumsi diperkirakan akan terdampak oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang baru saja diputuskan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan lalu.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia memiliki dampak signifikan pada perekonomian, terutama dalam hal konsumsi dan inflasi.

Dari segi permintaan masyarakat, kenaikan suku bunga memengaruhi keputusan pinjaman karena membuatnya lebih mahal. Akibatnya, daya beli masyarakat mungkin menurun.

Baca Juga: 

Setelah suku bunga acuan naik, masyarakat cenderung lebih berhati-hati, terutama dalam mengambil pinjaman, yang pada gilirannya mengurangi pengeluaran mereka untuk berbagai keperluan. Sementara itu, sisi penawaran juga terdampak oleh kenaikan suku bunga.

Kenaikan ini akan meningkatkan biaya produksi perusahaan karena mereka harus membayar bunga yang lebih tinggi atas pinjaman mereka. Ini bisa mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan.

"Secara teoritis kenaikan suku bunga Bank Indonesia memiliki dampak negatif terhadap konsumsi. Konsumsi masyarakat akan mengalami penurunan karena harga barang dan jasa cenderung naik akibat biaya produksi yang lebih tinggi yang salah satu alasannya karena mahalnya cost of fund," ujar Ibrahim kepada wartawan, dikutip Senin, 23 Oktober 2023.

Kendati dapat berdampak kepada melemahnya daya konsumsi kenaikan suku bunga BI dapat berdampak positif pada inflasi.

Ini terjadi melalui penurunan permintaan agregat yang dipicu oleh kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga berpotensi membuat pinjaman lebih mahal. 

Kondisi tersebut juga berpotensi mengurangi pengeluaran masyarakat secara keseluruhan sehingga dapat membantu mengendalikan tekanan inflasi karena permintaan yang lebih rendah dapat mengurangi dorongan harga barang dan jasa.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) Jahja Setiaatmadja menilai bahwa langkah BI untuk mengerek suku bunga diempuh untuk menjaga devisa.

Pasalnya, BI tidak bisa melakukan kebijakan intervensi terus-menerus karena dampaknya yang dapat melemahkan devisa.

Menurut Jahja, kenaikan suku bunga tidak akan terlalu berdampak kepada segmen kredit korporasi karena peminjam di level korporasi cenderung lebih resilien dalam menghadapi kenaikan suku bunga.

Baca Juga: 

"Kecuali untuk kredit konsumer yang sangat price sensitive," kata Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja BCA kuartal III-2023 beberapa hari lalu.

BCA sendiri dikatakan Jahja untuk saat ini tidak akan mengubah suku bunga, terutama untuk segmen kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Suku bunga KPR dan KKB BCA pun disebut Jahja tetap bertahan sejak tahun lalu tatkala suku bunga BI mulai merangkak naik.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 23 Oct 2023 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories