Fintech
Kitab Kuno Bahasa Ibrani Terjual Rp588 Miliar Setelah Hilang 600 Tahun
MAKASSARINSIGHT.com - Sebuah Alkitab berbahasa Ibrani Terjual di rumah lelang Sotheby di New York dengan harga US$38 juta atau kisaran Rp588 miliar (asumsi kursRp14.800. per dolar AS).
Alkitab berbahasa Ibrani itu disebut sebagai yang tertua yang pernah ada. Volume perkamen tulisan tangan bersampul kulit kuno, yang berasal dari sekitar 900 Masehi. Uniknya, kitab ini berisi hampir keseluruhan Alkitab Ibrani. Alhasil, kitab tersebut menjadi salinan yang terlengkap yang pernah ada.
Kitab ini kemudian dikenal sebagai Codex Sassoon. Penamaannya diberikan berdasar nama pemiliknya sebelumnya, David Solomon Sassoon. Ia merupaka seorang kolektor yang mengumpulkan banyak koleksi manuskrip Judaica dan Hebraica pada abad ke-20, Lakshmi Varanasi dari.
Baca Juga:
- Indonesia vs Argentina, PSSI Belum Beri Kepastian
- Coba Cara Ini untuk Meredakan Stres dan Kecemasan Anda
- Koki Perempuan Asal Nigeria Pecahkan Rekor Dunia Memasak Tanpa Henti 100 Jam
- Everton, Pemain Asal Brazil Ini Masih Bertahan di PSM Makassar Musim 2023/2024
Codex Sassoon dijual setelah 10 menit penawaran kepada Alfred Moses, seorang pengacara AS sekaligus mantan duta besar. Rencana, Ia akan akan menyumbangkan kitab tersebut ke Museum Orang Yahudi ANU di Tel Aviv, Israel.
Mengutip Insider Senin, 22 Mei 2023, jumlah uang yang digunakan untuk membeli kitab kuno tersebut memecah rekor tertinggi. Sebelumnya, manuskrip kuno termahal dibeli oleh Bill Gates. Ia mengocek kantong sebesar US$31 juta atau Rp462 miliar untuk Codex Leicester milik Da Vinci pada tahun 1994.
Sedangkan manuskrip tertinggi pernah dibeli oleh Miliarder Ken Griffin. Ia mencetak rekor rekor untuk pembelian dokumen sejarah pada tahun 2021 ketika dia membayar US$43 juta atau Rp641 miliar untuk salinan cetak asli dari Konstitusi AS.
Perlu dicatat, situs Universitas Southern Methodist di Dallas Codex Sassoon ditulis oleh juru tulis ahli yang tidak dikenal selama dua tahun. Setelahnya, penulis kedua menambahkan catatan pada abad ke-13 ketika disimpan di sebuah sinagog di Suriah.
Kala itu, ketika penyerbu menghancurkan sinagog, seorang anggota komunitas Yahudi menyembunyikannya untuk disimpan agar dikembalikan saat dibangun kembali.
Sejak saat itu, Codex Sassoon dianggap tidak pernah ada. Setelahnya, Codex Sassoon secara resmi menghilang selama 600 tahun hingga pada akhirnya muncul pada tahun 1929 dan dibeli oleh David Sassoon.
Sebelumnya, satu-satunya Alkitab Ibrani hampir lengkap lainnya yang bertahan dari abad kesepuluh dikenal sebagai Kodeks Aleppo. Kitab ini dibuat sekitar tahun 930 Masehi. Namun, sekitar dua per lima manuskrip hilang antara akhir 1940-an dan akhir 1950-an.
Berangkat dari hal tersebut, Codex Sasoon yang memiliki tebal hampir 800 halaman dipastikan sebagai pasti manuskrip alkitabiah paling awal yang paling signifikan di tangan pribadi.
Baca Juga:
- Kepala Bea Cukai Makassar Jadi Tersangka, Dicekal Keluar Negeri
- Ukraina Pakai Rudal Storm Shadow Pemberian Inggris untuk Hancurkan Pasukan Rusia
- Sering Merasa Cemas Hingga Menimbulkan Stres? Coba Lakukan 4 Langkah Sederhana Ini
Codex Sasoon disebut Ini termasuk 24 buku dari Alkitab Ibrani Yang dibagi menjadi Taurat, atau "Pentateuch," Nevi'im, atau "nabi," dan Ketuvim, atau "tulisan." Alkitab Ibrani adalah dasar dari apa yang oleh orang Kristen disebut Perjanjian Lama.
Sharon Liberman Mintz, spesialis Judaica Sotheby, mengatakan bahwa harga yang dikeluarkan untuk membeli kitab tersebut mencerminkan kekuatan, pengaruh, dan signifikansi mendalam dari Alkitab Ibrani, yang merupakan pilar kemanusiaan yang sangat diperlukan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 22 May 2023