Ternyata Ini Alasan Mobil Listrik Kurang Laku Walau Pajaknya Nol Persen

Kamis, 28 Maret 2024 07:01 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

wuling.jpg
Wuling Mobil Listrik (antara)

MAKASSARINSIGHT.com, JAKARTA - Penjualan mobil listrik di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir, meskipun masih jauh tertinggal dibandingkan dengan penjualan mobil konvensional. 

Sedangkan bila dibandingkan dengan jumlah penjualan di negara lain, jumah penjualan di Indonesia sangat jauh tertinggal.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2023, estimasi penjualan mobil listrik mencapai sekitar 3.000 unit, menandai lonjakan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: 

Meskipun pertumbuhan ini menggembirakan, masih ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penjualan mobil listrik di Indonesia. Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa faktor mandeknya penjualan mobil listrik di Indonesia,

Harga yang Cenderung Mahal

Salah satu faktor utama adalah harga yang masih tergolong tinggi dibandingkan dengan mobil konvensional. Meskipun biaya operasional mobil listrik biasanya lebih rendah, harga beli yang tinggi menjadi hambatan bagi banyak konsumen.

Harga beli mobil listrik tinggi disebabkan banyak hal, salah satunya faktor baterai. Baterai merupakan komponen paling mahal dalam sebuah mobil listrik. 

Saat ini, biaya produksi baterai lithium-ion masih tinggi, sehingga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan harga mobil listrik menjadi mahal.

Selain itu belum adanya produksi mobil listrik lokal secara massal di Indonesia menyebabkan ketergantungan pada impor. Hal ini mengakibatkan tambahan biaya logistik dan biaya impor yang berujung pada peningkatan harga jual mobil listrik.

Rantai pasok komponen mobil listrik di Indonesia belum sematang rantai pasok mobil konvensional. Keterbatasan ini menyebabkan kelangkaan komponen dan berpotensi meningkatkan biaya produksi.

Produksi mobil listrik masih belum mencapai skala massal di Indonesia juga berpengaruh pada harga. Kurangnya volume produksi menyebabkan biaya produksi per unit menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan mobil konvensional yang sudah diproduksi secara massal.

Baca Juga: 

Infrastruktur

Infrastruktur pengisian daya mobil listrik masih belum memadai di Indonesia. Keterbatasan stasiun pengisian daya yang tersedia dapat menjadi kendala bagi pengguna mobil listrik dalam melakukan perjalanan jarak jauh.

Per November 2023, infrastruktur mobil listrik di Indonesia terus mengalami perkembangan meskipun masih tergolong terbatas dibandingkan dengan jumlah kendaraan listrik yang beredar. 

Data menunjukkan bahwa jumlah infrastruktur mobil listrik telah meningkat, Sebanyak 350 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah tersedia, memberikan akses kepada pengguna kendaraan listrik untuk mengisi daya baterai mereka di berbagai lokasi umum.

Terdapat 20 Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), yang memberikan layanan alternatif bagi pengguna kendaraan listrik dengan sistem penukaran baterai yang lebih cepat dan efisien.

Sementara itu, jumlah Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) mencapai angka 2.700. Infrastruktur ini tidak hanya mendukung pengisian kendaraan listrik, tetapi juga menyediakan layanan pengisian untuk berbagai perangkat elektronik lainnya di ruang umum.

Meskipun jumlah infrastruktur mobil listrik terus berkembang, tantangan utama yang dihadapi adalah memastikan ketersediaan yang memadai di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih terpencil. 

Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk terus memperluas dan meningkatkan aksesibilitas infrastruktur mobil listrik guna mendukung pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Juga: 

Kesadaran Masyarakat

Kesadaran masyarakat tentang manfaat mobil listrik juga masih rendah. Banyak konsumen masih kurang familiar dengan teknologi ini dan mungkin mempertimbangkan mobil konvensional sebagai pilihan yang lebih familiar.

Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya yang signifikan untuk mendorong pertumbuhan pasar mobil listrik, termasuk kebijakan pajak 0%, subsidi, pembangunan infrastruktur pengisian daya, dan promosi penggunaan mobil listrik.

Dengan dukungan dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, diharapkan bahwa penjualan mobil listrik di Indonesia akan terus meningkat di masa depan. 

Pertumbuhan pasar ini tidak hanya akan membawa manfaat bagi lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga dapat membuka peluang baru dalam industri otomotif nasional serta meningkatkan kemandirian energi negara.

Meskipun tantangan masih ada, namun prospek masa depan mobil listrik di Indonesia terlihat cerah dengan adanya komitmen yang kuat untuk mendorong transisi menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 28 Mar 2024