Ternyata, Ini10 Klub Olahraga Paling Mahal

Sabtu, 23 Agustus 2025 09:00 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

353SGB2V2NORTLLN66JT7XIJPM.jpeg
Bek Inggris andalan Chelsea, Reece James, mengangkat trofi di tengah sorak-sorai rekan setim dan Presiden AS Donald Trump dalam seremoni juara Piala Dunia Antarklub FIFA 2025. (Dok/Reuters)

MAKASSARINSIGHT.com – Olahraga selalu berkaitan dengan kompetisi, siapa yang menjadi juara hingga siapa yang mampu memecahkan rekor untuk menjadi yang terbaik.

Namun di sini bukan soal persaingan dalam dunia olahraga saja yang menarik, melainkan bisnis besar yang mendukung setiap tim. Banyak konglomerat bersedia mengeluarkan miliaran dolar demi memiliki sebuah tim olahraga.

Forbes menempatkan Dallas Cowboys di atas perkiraan nilai penjualan Lakers dengan valuasi US$10 miliar, meski terakhir kali dijual pada 1989 kepada pemilik Jerry Jones.

Baca Juga: 

Rekor penjualan sebelumnya untuk sebuah tim olahraga dipegang oleh salah satu rival Lakers di NBA, Boston Celtics, yang dijual seharga US$6,1 miliar pada Maret tahun ini.

Dari 10 penjualan tim olahraga termahal yang tercatat, sembilan di antaranya berasal dari waralaba Amerika dalam cabang sepak bola Amerika, bola basket, dan bisbol.

Klub Olahraga Paling Mahal

Dilansir dari Bleacher Report, berikut klub olahraga paling mahal:

1. Los Angeles Lakers

Los Angeles Lakers memegang rekor penjualan tim olahraga termahal di dunia, harga penjualan yang dilaporkan mencapai US$10 miliar atau Rp161 triliun. Trust keluarga Buss, yang mencakup keenam saudara Buss, sebelumnya memiliki 66% saham tim sebelum dijual.

Walter dan rekan-rekannya memiliki 27% saham Lakers sebelum membeli salah satu waralaba paling ikonik dalam dunia olahraga. Dengan kemampuan finansial yang besar, Walter diharapkan dapat membantu Lakers memasuki musim penuh pertama era Luka Dončić.

Sebagai pemilik Dodgers, Walter sudah terbiasa dengan kontrak besar. Pada 2023, Dodgers memberikan Shohei Ohtani kontrak 10 tahun senilai US$700 juta. Dončić memiliki opsi pemain untuk musim 2026-27.

2. Boston Celtics

Setelah memenangkan kejuaraan NBA 2024 dan dengan hampir seluruh pemain kunci timnya terikat kontrak hingga musim 2025-2026, Wyc Grousbeck menjual mayoritas kepemilikannya di Boston Celtics awal tahun ini.

Langkah ini terbilang mengejutkan, meskipun dengan kesepakatan hak media liga senilai US$75 miliar selama 11 tahun yang akan datang, tawaran US$6,1 miliar Rp98,5 triliun dari kelompok yang dipimpin Bill Chisholm terasa sulit untuk ditolak.

Sayangnya bagi pemilik baru, bintang tim Jayson Tatum mengalami cedera Achilles hanya beberapa bulan setelah transaksi, namun hal ini tidak akan menghentikan salah satu waralaba paling terkenal dan sukses di NBA.

Di bawah kepemimpinan Chisholm, Celtics hampir pasti akan tetap menjadi salah satu organisasi paling konsisten di liga.

3. Washington Commanders

Setelah lebih dari 20 tahun kepemilikan kontroversial Dan Snyder, kelompok yang dipimpin oleh Josh Harris, pemilik bersama Philadelphia 76ers dan New Jersey Devils, membeli Washington Commanders pada 2023 dengan rekor harga US$6,05 miliar Rp97,7 triliun.

Investasi ini mulai terlihat menguntungkan tak lama setelah dilakukan.

Di musim pertama di bawah kepemilikan baru, Commanders mencatat rekor 4-13, namun hasil ini memberi mereka hak memilih nomor 2 secara keseluruhan, yang digunakan untuk mendapatkan quarterback LSU, Jayden Daniels. Sebagai rookie, Daniels berhasil membawa Washington hingga ke NFC Championship Game.

4. Chelsea FC

Selama hampir dua dekade di bawah kepemilikan Roman Abramovich, Chelsea F.C. menjadi salah satu klub paling sukses di kancah sepak bola internasional, meraih berbagai trofi dan hampir selalu berada di posisi atas Premier League.

Namun pada 2022, sebagian karena sanksi yang dijatuhkan atas dugaan hubungan dengan Vladimir Putin dari Rusia, Chelsea dijual ke kelompok yang dipimpin Todd Boehly, seorang pebisnis Amerika yang juga menjadi pemilik sebagian Los Angeles Dodgers.

Setelah 27 musim domestik berturut-turut dengan selisih gol positif, Chelsea mengalami selisih gol negatif pada musim pertama di bawah Boehly, namun tampaknya ini hanya hambatan satu musim. Pada 2023-2024 selisihnya kembali positif 14, dan meningkat menjadi 21 pada 2024-2025.

Klub yang dijuluki The Blues itu dijual oleh Clearlake Capital dan Todd Boehly dengan harga US$5,4 miliar sekitar Rp87,2 triliun. Meski begitu, secara valuasi pasar, Chelsea masih berada di bawah Real Madrid, Arsenal, Manchester City, dan Paris Saint-Germain (PSG).

Real Madrid menempati posisi teratas sebagai klub sepak bola paling bernilai dengan estimasi 1,4 miliar euro (Rp26,4 triliun), diikuti Arsenal dengan nilai 1,32 miliar euro (Rp24,9 triliun).

Manchester City memiliki valuasi 1,3 miliar euro (Rp24,5 triliun), sementara PSG mencapai 1,2 miliar euro (Rp 22,6 triliun). Chelsea berada di peringkat kelima dengan nilai pasar 1,17 miliar euro (Rp22,1 triliun).

5. Denver Broncos

Setelah pertarungan panjang terkait kepemilikan pasca wafatnya Pat Bowlen pada 2019, Denver Broncos akhirnya dijual pada 2022 kepada Rob Walton dari Walmart seharga US$4,65 miliar atau Rp75,1 triliun.

Harga ini tidak hanya memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Carolina Panthers milik David Tepper, tetapi bahkan menggandakannya. Angka ini juga lebih mudah dipahami mengingat sejarah tim.

Meskipun Broncos tidak menjadi pesaing Super Bowl dalam satu dekade terakhir, selama hampir 40 tahun (1976-2015) mereka memiliki persentase kemenangan tertinggi di NFL. Tim ini memenangkan tiga Super Bowl dengan quarterback bintang John Elway dan Peyton Manning.

Meski belum mampu mengembalikan kejayaan era tersebut di bawah kepemimpinan Walton, Denver tetap menjadi salah satu waralaba unggulan di liga yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya.

6. Phoenix Suns

Hanya dua tahun setelah Mat Ishbia membeli Phoenix Suns dan Phoenix Mercury senilai US$4 miliar atau setara Rp64,6 triliun pada 2023, ia sudah menunjukkan salah satu contoh paling ekstrem dari “sindrom pemilik baru” yang pernah terlihat.

Suns sempat mencapai NBA Finals pada 2021, namun satu-satunya pemain yang masih tersisa dari skuad itu adalah Devin Booker. Beberapa bulan setelah mengambil alih, Ishbia mengorbankan banyak masa depan tim demi mendapatkan Kevin Durant, yang kemungkinan besar akan diperdagangkan lagi musim panas ini.

Meskipun sudah mengambil risiko besar, ia tetap berhasil menambah pemain dengan salah satu kontrak terburuk di liga pada 2023, yaitu Bradley Beal.

Phoenix mencatat rekor 64-18 pada musim penuh terakhir sebelum Ishbia mengambil alih, namun pada 2024-25 rekor mereka turun menjadi 36-46. Kini, ia bahkan menyatakan ingin lebih terlibat dalam pengambilan keputusan terkait bola basket.

Sulit membayangkan situasi bisa lebih dramatis bagi penggemar Suns, tetapi Ishbia sudah membuktikan dirinya mampu melakukan langkah-langkah yang mengejutkan.

7. Dallas Mavericks

Dalam salah satu langkah kepemilikan paling mengejutkan yang pernah terjadi, Mark Cuban setuju menjual mayoritas saham Dallas Mavericks yang dicintainya kepada keluarga Adelson dan Dumont seharga US$3,5 miliar atau Rp56,5 triliun pada 2023.

Yang membuat situasi ini unik, selain fakta bahwa penggemar terbesar tim menjual sahamnya tepat sebelum kesepakatan hak media baru dimulai, laporan saat itu menyebutkan Cuban akan tetap memiliki kendali tertentu atas operasi bola basket.

Namun kenyataannya, hal itu tidak terjadi, yang terlihat jelas melalui perdagangan mengejutkan Luka Dončić, di mana Mavericks harus menukar peluang juara bertahun-tahun dan kandidat MVP reguler demi Anthony Davis yang berada di puncak kariernya, namun sering cedera.

8. Charlotte Hornets

Pada 2023, Air Jordan menjual Charlotte Hornets kepada kelompok yang dipimpin Rick Schnall dan Gabe Plotkin dengan valuasi US$3 miliar atau Rp48,4 triliun. Harga ini mengejutkan mengingat performa tim yang kurang memuaskan di bawah kepemimpinan Jordan.

Selama lebih dari satu dekade memimpin, Charlotte mencatat rekor kedua terburuk di NBA, tetapi hal itu tidak menghalangi Schnall dan Plotkin untuk membeli tim.

Pasalnya, meningkatnya valuasi waralaba dan kesepakatan hak siar nasional NBA selama 11 tahun senilai US$75 miliar menunjukkan bahwa liga ini masih terus berkembang.

Baca Juga: 

9. New York Mets

Hanya dua tahun setelah Tepper membeli Panthers, Steve Cohen memecahkan rekor dengan akuisisi New York Mets senilai US$2,4 miliar atau Rp38,7 triliun.

Di liga tanpa batasan gaji, pemilik (dan kesediaannya untuk mengeluarkan uang) bisa memberikan dampak besar secara langsung.

Pada 2021, Mets menandatangani Max Scherzer dengan kontrak tiga tahun senilai US$130 juta dan Francisco Lindor dengan kontrak 10 tahun senilai US$341 juta. Pada 2022, New York menambah Justin Verlander dengan kontrak dua tahun senilai US$86,7 juta.

Musim dingin lalu, Mets bahkan menandatangani Juan Soto dengan kontrak mencengangkan 15 tahun senilai US$765 juta.

Dengan komitmen besar yang telah ia keluarkan untuk timnya, harga pembelian US$2,4 miliar oleh Cohen kini tampak seperti investasi awal yang relatif kecil.

10. Carolina Panthers

Joe Tsai, salah satu pendiri e-commerce asal China, Alibaba, membeli Brooklyn Nets senilai US$2,35 miliar atau sekitar Rp37,9 triliun pada 2019.

Setahun sebelumnya, Tsai sudah memiliki 49% saham dari miliarder Rusia, Mikhail Prokhorov, dan segera mengambil langkah untuk menjadi pemilik penuh tim.

Selain Brooklyn Nets, Tsai juga mengakuisisi Barclays Center, markas tim tersebut, melalui transaksi terpisah senilai US$1 miliar atau sekitar Rp16,1 triliun.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 23 Aug 2025