Kota Makassar
Senin, 10 Mei 2021 09:42 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto berencana mengaktifkan kembali program pemadam kebakaran lorong.
"Kita lihat kebakaran di sini risikonya sangat besar di mana lorong sempit dan buntu. Kita carikan solusi bagaimana akses lorong tidak hanya satu, kita juga bersyukur dan alhamdulillah sekali tidak ada korban jiwa karena ini sangat rawan sekali," kata Danny, dikutip Senin (10/5/2021).
Danny mengatakan pihaknya akan segera membenahi sistem pemadam kebakaran. Di lorong-lorong, kata Danny, alat pemadam akan diperbanyak guna mencegah kejadian serupa.
Pemadam kebakaran di lorong, kata Danny, dulu merupakan salah satu programnya tapi dihentikan. Untuk itulah akan diaktifkan kembali karena kebakaran yang terjadi di pemukiman padat penduduk kadang membuat proses pemadam cukup sulit.
"Pemerintah kota akan berbenah untuk terus melatih warga menggunakan motor dan mobil kecil pemadam dan unitnya kami perbanyak ," jelas Danny.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar, Hasanuddin, menyayangkan banyaknya kendaraan parkir di bahu jalan serta masyarakat yang memenuhi lorong. Hal itu justru sempat menghalangi proses pemadaman api.
"Jika memang mau membantu, tentunya lebih baik berikan akses kepada petugas pemadam kebakaran," katanya.
Hasanuddin mengaku pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut. Terkait hal tersebut, pihaknya masih menunggu pemeriksaan dari pihak kepolisian.
"Karena melihat kondisi yang ada di lokasi, itu ludes terbakar, tentunya kita sangat kesulitan untuk memastikan apa yang menjadi penyebabnya," katanya.
Hasanuddin pun mengimbau masyarakat supaya tetap waspada, apalagi memasuki musim kemarau. Sebab menurutnya, kebakaran bisa terjadi di mana pun dan kapan pun.
Khusus untuk warga di pemukiman penduduk, dia mengimbau warga supaya selalu memperhatikan instalasi listrik di atas plafon. Karena hal itu kerap menimbulkan hubungan arus pendek listrik.
"Kalau bisa kabelnya diganti paling lambat setiap 20 tahun. Karena saya kira itu penyebab paling banyak," katanya.