Selasa, 08 Desember 2020 16:40 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere sebagai salah satu ikon Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dalam kondisi yang memprihatinkan. Kesan kumuh dan tidak tertata tersebut mendorong legislatif untuk pemerintah melakukan pembenahan.
Sekretaris Komisi C DPRD Makassar Fasruddin Rusli mengatakan, kerusakan TPI Paotere sudah berlangsung lama, namun oleh pemerintah tak kunjungmembenahi. Terbukti, kata Acil sapaan akrab Fasruddin, dari adanya seng yang sudah bolong dan perlu ada renovasi.
"Ini (TPI) ikon kota Makassar, pelabuhan paotere, masih zaman kolonial itu sudah terkenal itu pelabuhan, jadi ini aset yang perlu dilestarikan," ujar Acil di Makassar, Selasa(8/12/2020).
Jika dikalkulasikan secara kumulatif, kata legislator PPP itu, kebutuhan semisal seng, pembenahan lantai dan infrastruktur penunjang lainnya membutuhkan anggaran kurang dari semiliar.
"Kalaupun pembenahan tidak masuk pada APBD Pokok Acil mengatakan hal ini bisa didorong pada anggaran perubahan 2021," pungkasnya.
Sementara, Anggota DPRD Kota Makassar lainnya, Ray Suryadi Arsyad mengatakan, kondisi TPI Paotere perlu perhatian langsung dari Pemerintah Kota.Melihat, kata dia kondisinya cukup memprihatinkan.
"Atap TPI bocor dan menyulitkan para nelayan saat hujan tiba. Selain itu lantai berlubang hampir dapat ditemui di mana-mana," kata dia.
Belum lagi, kata legislator Dapil II (Kepulauan Sangkarrang, Wajo, Ujung Tanah, Tallo dan Bontoala) itu menambahkan terdapat seng banyak yang sudah berlubang akibat korosi.
"Sudah lama juga itu dan butuh pembenahan, Sedangkan seng itu punya masa di mana dia harus diganti, lantainya juga sudah bocor butuh diperbaiki," ujarnya.
Lanjut Ray, pemerintah semestinya bisa lebih memperhatikan setiap UPTD yang menghasilkan PAD bagi pemerintah kota, salah satunya adalah TPI Paotere, aggaran PAD yang diterima di sana diharapkan bisa sejalan dengan pelayanan yang mereka dapat.
"Pemerintah kota Makassar seharusnya melalui DP2 itu seharusnya bisa memberikan perhatian terhadap perbaikan yang sifatnya periodik, ini kalau nda salah terakhir diperbaiki waktu jaman pak Ikbal dua tahun lalu," ucapnya.
Ray yang juga merupakan seorang pengusaha Ikan tersebut tau betul efek ikan yang terkena langsung air hujan, ada kecenderungan kerusakan daging akan lebih cepat.
"Ikan itu jika tidak mendapatkan perawatan yang baik maka apalagi mendapat kontak langsung dengan air hujan yang memiliki suhu hangat, itu biasanya akan cepat membusuk, dan itu tidak lagi masuk kategori ikan kelas A atau B," katanya.
Selain itu kondisi angin yang kencang yang diprediksi akan sering terjadi dalam tiga bulan ke depan akan berpotensi kian merusak atap TPI.Ray mengatakan pengadaan seng di TPI bukanlah perkara sulit, hanya saja hal ini kerap luput dari perhatian pemerintah sehingga sulit dibenahi.
"Ini perkara kecil, anggarannya itu kurang dari Rp300 juta, cuman memang lupit dari perhatian," katanya.