Mengenal Dato Sri Tahir, Pejabat Terkaya versi LHKPN 2023

Rabu, 17 Juli 2024 12:02 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

Konglomerat pemilik Grup Mayapada, Dato Sri Tahir saat dilantik sebagai Dewan Pertimbangan Presiden Joko Widodo. (Setpres)

MAKASSARINSIGHT.com, JAKARTA - Dato Sri Tahir dikenal sebagai pejabat terkaya di Indonesia saat ini. Tahir adalah seorang pengusaha yang telah menggeluti berbagai industri sejak awal 1980-an, mulai dari perbankan, tekstil, hingga otomotif. 

Pada tahun 2023, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Tahir yang menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini, melaporkan kekayaan sebesar Rp9 triliun kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.

Laporan Kekayaan Pejabat Indonesia

Laporan LHKPN tahun 2023 mencatat Tahir sebagai pejabat dengan kekayaan tertinggi. Di bawahnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memiliki harta Rp7,9 triliun yang telah diverifikasi lengkap. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dengan harta Rp2,6 triliun sedang dalam proses verifikasi. Selanjutnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki harta Rp2,3 triliun yang juga dalam proses verifikasi. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memiliki harta sebesar Rp2 triliun yang telah diumumkan lengkap.

Baca Juga: 

Perjalanan Karier

Dato Sri Tahir memulai karier bisnisnya di bidang perbankan, tekstil, dan otomotif. Sebagai penganut Kristiani, pria kelahiran 26 Maret 1952 ini percaya bahwa bisnis harus memiliki kepemimpinan kuat, arah tujuan yang jelas, dan visi jangka panjang. 

Tahir lahir dari pasangan Boen Ing dan Lie Tjien Lien, yang berprofesi sebagai pengrajin becak. Setelah menamatkan pendidikan di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya, ia melanjutkan studi ke Nanyang Technological University dan meraih gelar Sarjana Manajemen pada 1976, kemudian melanjutkan studi di Golden Gate University untuk memperoleh gelar Master of Business Administration.

Bisnis dan Penghargaan

Tahir memulai bisnis saat masih kuliah di Nanyang Technological University. Ia membeli pakaian wanita dan sepeda di Singapura untuk dijual kembali di Indonesia. 

Sukses di sektor garmen membuatnya memberanikan diri mencoba peruntungan di bidang perbankan, kesehatan, dan otomotif. 

Pada 2022, ia menempati peringkat ke-9 orang terkaya di Indonesia dan posisi ke-645 orang terkaya di dunia per-20 Juni 2023. 

Tahir juga diakui sebagai salah satu dari 50 pengusaha Tionghoa paling berhasil di luar negeri menurut arsip Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan dianugerahi penghargaan Ernst & Young Entrepreneur of the Year Award pada 2011.

Baca Juga: 

Bisnis Unggulan: Bank Mayapada

PT Bank Mayapada Internasional, Tbk (Bank Mayapada) merupakan bisnis unggulan dari Mayapada Group, yang didirikan oleh Tahir. 

Bank ini adalah perusahaan terbuka dengan pemegang saham yang terdiri dari investor dari Amerika Serikat dan Singapura, serta memiliki hampir dua ratus cabang di seluruh Indonesia. 

Dalam tiga dekade terakhir, Tahir berhasil mengembangkan Mayapada Group menjadi konglomerat bisnis di berbagai sektor, termasuk perbankan, asuransi, kesehatan, ritel, pengembangan real estat, dan media.

Kekayaan dan Pengaruh Keluarga

Menurut Forbes, kekayaan Tahir dan keluarganya mencapai US$4,4 miliar atau sekitar Rp71,16 triliun dengan asumsi kurs Rp16.174 per-dolar Amerika Serikat/AS. 

Kekayaan ini sebagian besar berasal dari kepemilikan saham di Bank Mayapada, Maha Properti Indonesia, dan berbagai properti di Singapura. 

Tambahan kekayaan ini juga dipengaruhi oleh hubungan keluarganya, di mana istrinya, Rosy Riady, adalah putri dari taipan terkemuka Mochtar Riady.

Penghargaan dan Kontribusi

Dato Sri Tahir menerima gelar kehormatan "Dato' Sri" dari Sultan Pahang Malaysia atas berbagai kontribusinya terhadap masyarakat. 

Penghargaan ini menambah daftar panjang pengakuan yang diterimanya, termasuk dari Menteri Mentor Singapura Lee Kuan Yew atas sumbangsihnya dalam bidang pendidikan. 

Tahir juga merupakan penasihat senior di Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Ketua Asosiasi Masyarakat dan Pengusaha Tionghoa Indonesia (PERMIT), dan Ketua Kamar Dagang Komite Tionghoa (KIKT). Selain itu, ia menjadi orang Asia pertama yang duduk di dewan trustee Universitas California, Berkeley.

Aktivitas Filantropi

Sebagai warga Indonesia pertama yang menandatangani Buffett-Gates Giving Pledge, Tahir menunjukkan komitmen besar dalam kegiatan filantropi. 

Melalui Tahir Foundation, ia mendukung berbagai inisiatif di bidang kesehatan, pendidikan, dan reformasi hukum. Baru-baru ini, yayasannya melakukan investasi sebesar US$200 juta bersama Yayasan Bill dan Melinda Gates untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 17 Jul 2024