Makassar Kini
Wali Kota Munafri: Sekolah Bukan Ladang Bisnis, Dana BOS Bukan untuk Dipermainkan
MAKASSARINSIGHT.com — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengeluarkan peringatan keras kepada 400 kepala SD dan SMP se-Kota Makassar agar menjaga integritas, tidak menyalahgunakan jabatan, dan mengelola Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara transparan.
Pernyataan itu ia sampaikan saat membuka Sosialisasi Edukasi Anti-Korupsi di Aula BBPMP Sulsel, Selasa (12/8/2025), yang juga menghadirkan Kepala Kejaksaan Negeri Makassar, Nauli Rahim Siregar, sebagai narasumber.
“Sekolah bukan tempat bisnis. Jangan jadikan jabatan kepala sekolah kotor hanya demi sejuta atau dua juta. Jabatan ini amanah mulia,” tegas Munafri.
Baca Juga:
- Mandiri Sahabat Desa Gerakkan Ekonomi Lewat Aksi Bersih Waduk di Jawa Barat
- Jejak Satu Dekade BRI Singapore dalam Memperkuat Ekonomi Indonesia di Asia
- Jeneponto Dorong Digitalisasi Layanan Publik, Bank Sulselbar Dukung Lewat Layanan QRIS
Ia menyoroti laporan terkait pengadaan buku, pembelian seragam, hingga penerimaan siswa baru yang disusupi praktik bisnis. Munafri mengingatkan, pengangkatan kepala sekolah harus berbasis kompetensi, bukan titipan atau nepotisme.
Menurutnya, penyalahgunaan Dana BOS adalah pelanggaran serius yang bisa berujung sanksi pidana. Pemanfaatan teknologi seperti Cash Management System (CMS) diharapkan bisa menjadi benteng pencegahan.
“Dana BOS bukan milik pribadi. Gunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, bukan untuk keuntungan segelintir orang,” ujarnya.
Baca Juga:
- Viral Bendera One Piece Jelang HUT RI, Simbol Perlawanan atau Sekadar Hiburan?
- Jembatan Sae: Strategi Membangun dari Daerah Terpencil
- Kritik Strategi Adaptif AI-Hybrid Menghadapi Disrupsi Rantai Pasok Global di Era Krisis Geopolitik dan Iklim
Data Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan 2024 dari KPK menunjukkan 12% sekolah masih menyalahgunakan dana BOS, termasuk pemotongan anggaran, nepotisme, dan penggelembungan biaya.
Munafri menutup pesannya dengan mengajak kepala sekolah menjadikan nilai budaya Siri’ sebagai benteng moral. “Kalau kita memegang Siri’, tidak ada yang berani mengambil yang bukan haknya,” tandasnya. (***)