Komunitas
Jangan Dicari, Tidak Ada Kotak Infak di Masjid Sheikh Zayed Solo
MAKASSARINSIGHT.com — Pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed Solo memutuskan tidak menerima infak maupun sedekah dari jemaah masjid. Kebijakan itu diambil karena Uni Emirat Arab (UEA) telah menanggung biaya pengelolaan masjid.
Pembiayaan dari UEA bahkan disebut mengambil porsi mayoritas dalam perawatan masjid. Pos pembiayaan lain berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) via Kementerian Agama dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan Masjid Sheikh Zayed Solo diproyeksikan menjadi contoh tata kelola masjid yang profesional bagi masjid-masjid lain di Indonesia.
“Hadirnya Masjid Raya Syeikh Zayed Solo diharapkan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara profesional, baik idarah (manajemen), imarah (memakmurkan), dan riayah-nya (pemeliharaan),” kata Kamaruddin, dikutip dari Kemenag.go.id, Senin 27 Februari 2023.
Baca Juga:
- Damkar Makassar Target Juara di National Firefighter Skill Competition 2023
- Yuk Memulai Kebiasaan Baru yang Baik, Ini Langkah Mudah Memulainya
- Pemkot Makassar Dapat Penghargaan Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Timur
- Sering Gunakan Blu By BCA, Ini Fitur Barunya Sepanjang 2022
Sebagai informasi, biaya perawatan Masjid Sheikh Zayed Solo diperkirakan sekitar Rp20 miliar per tahun. Angka tersebut bisa dibilang menjadi salah satu yang terbesar dalam pengelolaan masjid di Indonesia. Biaya perawatan Masjid Sheikh Zayed Solo diperkirakan hanya lebih rendah dari Masjid Istiqlal Jakarta yang menelan dana Rp35 miliar per tahun.
Sejumlah warga menanggapi beragam kebijakan masjid yang tak menyediakan kotak infak. Seorang warga Laweyan, Solo, Prihadi, menilai ada baiknya pengelola masjid tetap menyediakan saluran bagi warga untuk berinfak. Menurut dia, dana dari jemaah maupun pengunjung dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemberdayaan umat.
“Kalau untuk operasional dan perawatan sudah terpenuhi, infak bisa untuk program pemberdayaan umat seperti pembagian sembako gratis, pembekalan keahlian dan sejenisnya,” ujarnya kepada TrenAsia.
Warga lain, Wijaya, mengatakan potensi Masjid Sheikh Zayed untuk menghimpun dana umat sangat besar. Menurut dia, hal itu perlu difasilitasi dengan baik, salah satunya dengan penyediaan infak. Wijaya mengatakan keberadaan dana umat juga akan mendorong Masjid Sheikh Zayed lebih mandiri dan berkelanjutan.
Baca Juga:
- Lindungi Jiwa Debitur, Mandiri Taspen dan AXA Mandiri Jalin Kerja Sama
- Begini Cara Mencegah Penipuan yang Kerap Terjadi di Kalangan Anak Muda
- Kasus Anak Jadi Pelaku Kriminalitas Tinggi, Pemprov Sulsel Godok Aturan Pembatasan Digital
“Mungkin sekarang UEA masih menanggung biaya-biayanya, tapi bagaimana beberapa tahun ke depan? Saya rasa hal itu perlu dipikirkan dari sekarang karena biaya pemeliharaan masjid ini tidak kecil,” ucap dia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 27 Feb 2023