Jangan Dicari, Tidak Ada Kotak Infak di Masjid Sheikh Zayed Solo

Presiden Joko Widodo dan Presiden Persatuan Emirat Arab Mohammed Bin Zayed Al Nahyan, bersama para pejabat pemerintah serta tamu undangan berdoa bersama pada peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed di Gilingan, Banjarsari, 14 November 2022. (Biro Pers, Media Kesekretariatan Presiden.)

MAKASSARINSIGHT.com — Pengelola Masjid Raya Sheikh Zayed Solo memutuskan tidak menerima infak maupun sedekah dari jemaah masjid. Kebijakan itu diambil karena Uni Emirat Arab (UEA) telah menanggung biaya pengelolaan masjid. 

Pembiayaan dari UEA bahkan disebut mengambil porsi mayoritas dalam perawatan masjid. Pos pembiayaan lain berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) via Kementerian Agama dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo. 

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, mengatakan  Masjid Sheikh Zayed Solo diproyeksikan menjadi contoh tata kelola masjid yang profesional bagi masjid-masjid lain di Indonesia. 

“Hadirnya Masjid Raya Syeikh Zayed Solo diharapkan menjadi prototipe masjid yang dikelola secara profesional, baik idarah (manajemen), imarah (memakmurkan), dan riayah-nya (pemeliharaan),” kata Kamaruddin, dikutip dari Kemenag.go.id, Senin 27 Februari 2023. 

Baca Juga: 

Sebagai informasi, biaya perawatan Masjid Sheikh Zayed Solo diperkirakan sekitar Rp20 miliar per tahun. Angka tersebut bisa dibilang menjadi salah satu yang terbesar dalam pengelolaan masjid di Indonesia. Biaya perawatan Masjid Sheikh Zayed Solo diperkirakan hanya lebih rendah dari Masjid Istiqlal Jakarta yang menelan dana Rp35 miliar per tahun. 

Sejumlah warga menanggapi beragam kebijakan masjid yang tak menyediakan kotak infak. Seorang warga Laweyan, Solo, Prihadi, menilai ada baiknya pengelola masjid tetap menyediakan saluran bagi warga untuk berinfak. Menurut dia, dana dari jemaah maupun pengunjung dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemberdayaan umat. 

“Kalau untuk operasional dan perawatan sudah terpenuhi, infak bisa untuk program pemberdayaan umat seperti pembagian sembako gratis, pembekalan keahlian dan sejenisnya,” ujarnya kepada TrenAsia.  

Warga lain, Wijaya, mengatakan potensi Masjid Sheikh Zayed untuk menghimpun dana umat sangat besar. Menurut dia, hal itu perlu difasilitasi dengan baik, salah satunya dengan penyediaan infak. Wijaya mengatakan keberadaan dana umat juga akan mendorong Masjid Sheikh Zayed lebih mandiri dan berkelanjutan. 

Baca Juga: 

“Mungkin sekarang UEA masih menanggung biaya-biayanya, tapi bagaimana beberapa tahun ke depan? Saya rasa hal itu perlu dipikirkan dari sekarang karena biaya pemeliharaan masjid ini tidak kecil,” ucap dia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 27 Feb 2023 

Editor: Isman Wahyudi
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories