Ini Sejarah 10 Pertempuran Paling Penting dalam Perang Dunai I

Perang Dunia I (History)

MAKASSARINSIGHT.com - Perang Dunia I adalah perang pertama di seluruh benua Eropa sejak Perang Napoleon seabad sebelumnya. Ini memperkenalkan perang industri ke Eropa , jumlah besar, mekanisasi transportasi,  pengenalan pesawat terbang dan senjata kimia.

Penekanan pada gesekan atas manuver menghasilkan perang parit yang keras yang hanya berakhir ketika satu pihak dalam hal ini Jerman kehabisan tenaga dan meminta gencatan senjata. 

Dan inilah  adalah sepuluh pertempuran Perang Dunia I yang akan membentuk sejarah selamanya sebagaimana dikutip dari Popular Mechanics.

Baca Juga: 

1 . Pertempuran Marne Pertama

Pertempuran Marne Pertama berlangsung  5 –12 September 1914. Ini adalah serangan balasan Sekutu yang dirancang untuk memukul mundur pasukan Jerman. Saat itu Jerman telah  mencapai pinggiran Paris.  Menguasai daerah ini akan menghasilkan pukulan telak bagi Sekutu.

Menemukan celah 30 mil antara Angkatan Darat Pertama dan Kedua Jerman, pasukan Sekutu bergegas untuk menyerang. Mereka  Pasukan Ekspedisi Inggris dan Angkatan Darat Kelima Prancis. Pasukan Jerman mundur sejauh 40 mil untuk menghindari terjepit.  Bahkan komandan Jerman secara singkat sempat mengira mereka telah kalah perang. Dalam pertempuran ini, pasukan Jerman dan Prancis masing-masing menderita sekitar 250.000 korban. Sementara Inggris menderita 13.000 korban.

2. Pertempuran Tannenberg

Jerman dan Rusia bertempur dalam Pertempuran Tannenberg di Front Timur Perang Dunia I. Pertempuran terjadi 23– 30 Agustus 1914. Tidak  lama setelah dimulainya perang itu sendiri. Pertempuran ini merupakan upaya Angkatan Darat Jerman  melumpuhkan tentara Rusia yang berbaris ke arah barat di Jerman. 

Kemampuan Jerman untuk memposisikan ulang pasukan dengan cepat menggunakan jaringan relnya memungkinkannya untuk menghadapi Angkatan Darat ke-1 dan ke-2 Rusia yang bergerak maju secara berurutan.

Keputusan Rusia memisahkan dua pasukannya memungkinkan Jerman menyerang ke arah yang berbeda. Ini membuat kedua pasukan Rusia tidak dapat saling memberikan dukungan.  Jerman pada akhirnya menganiaya Angakatan Darat Pertama dan kemudian mengepung dan menghancurkan Angkatan Darat 2.  Sebanyak 30.000  tentara Rusia terbunuh atau terluka. Sementara  90.000 lainnya ditangkap. Dipihak Jerman kurang dari 20.000 tentaranya terbunuh atau terluka.

3. Pertempuran Ypres Kedua

Pada  22 April 1915.  Angkatan Darat Jerman melancarkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Prancis menggunakan senjata baru yakni  gas beracun. Pasukan Jerman telah menyiapkan lebih dari 5.000 tabung gas klorin. Setelah sebulan menunggu, Jerman melepaskan gas ke dua divisi Prancis yakni Teritorial ke-87 dan Aljazair ke-45.

Pasukan yang terkena dampak "buta, batuk, sesaj turun, wajah berwarna ungu. Bibir tidak bisa berkata-kata karena kesakitan. Gas memungkinkan Jerman untuk maju. Tetapi pertempuran itu sendiri akan berlarut-larut selama sebulan lagi. Meski terbilang kecil dengan latar belakang perang empat tahun, Pertempuran Ypres Kedua akan selamanya dikaitkan dengan momok senjata kimia.

4. Pendaratan Amfibi di Gallipoli

Pada April 1915, pasukan Sekutu melakukan pendaratan amfibi di semenanjung Gallipoli di Turki barat. Misi mereka adalah merebut Selat Turki, termasuk Dardanella, untuk membuat jalur laut langsung melalui Laut Hitam ke Rusia. Terlepas dari keunggulan angkatan laut, pasukan Sekutu tidak dapat membuat kemajuan di semenanjung sempit dan memaksa melewati garis pertahanan Turki. Sekitar 56.000 tentara Inggris, Australia, Prancis, dan Kiwi tewas dalam kampanye tersebut, dengan 150.000 lainnya terluka. Korban Turki kira-kira sama, tetapi mereka berhasil dalam misi memukul mundur serangan dan memaksa penarikan Sekutu. Korban sangat banyak sehingga Sekutu tidak pernah melakukan pendaratan besar selama sisa perang.

5. Pertempuran Verdun

Pertempuran Verdun yang berlangsung hampir setahun adalah pertempuran terpanjang dalam Perang Dunia Pertama. Bertempur di Prancis utara dari Februari–November 1916, pertempuran itu merupakan upaya besar Jerman untuk menjatuhkan Prancis  . Tentara Jerman bermaksud melakukannya dengan merebut kota benteng Verdun. 

Prancis mampu mengimbangi Jerman. Sekaligus menjaga agar benteng tidak jatuh ke tangan musuh. Kedua belah pihak menderita kerugian yang kira-kira sama dengan total gabungan 300.000 tewas dan 700.000 terluka. Tetapi ketidakmampuan Jerman  mengamankan tujuannya menjadikan Prancis berhak mengklaim kemenangan.

6. Srangan airship Jerman

Pesawat sayap tetap masih dalam masa pertumbuhan pada awal Perang Dunia I, dan pembom berat yang mampu melintasi Selat Inggris masih  di luar jangkauan. Sebaliknya, Jerman menggunakan airship pembawa bom untuk menargetkan Inggris dari udara. 

Airship tersebut mampu melaju dengan kecepatan hingga 85 mil per jam dan dapat membawa dua ton bom berdaya ledak tinggi. Kampanye pengeboman selama empat tahun hingga 1918 dimaksudkan untuk mematahkan semangat Inggris. Namun Jerman tidak pernah memiliki cukup airship untuk menyebabkan kerusakan serius. Tetapi serangan tersebut sebagian besar dilihat sebagai pendahulu dari "Blitz" Jerman yang lebih besar dan lebih kuat pada Perang Dunia II.

7. Pertempuran Jutland

Sejak awal perang pada tahun 1914, Inggris dan Jerman sama-sama menginginkan satu pertempuran yang menentukan antara armada mereka. Ini  untuk menentukan siapa yang layak disebut sebagai angkatan laut terkuat. 

Pertempuran itu akhirnya terjadi selama tiga pertempuran dari 31 Mei – 1 Juni 1916 di Laut Utara. Tepatnya di  lepas pantai barat semenanjung Jutlandia. Angkatan Laut  Inggris dengan 151 kapal berhadapan dengan Armada Laut  Jerman dengan 99 kapal. 

Inggris akhirnya kehilangan dua kali tonase kapal. Yakni 113.000 ton berbanding 62.000 ton. Korban jiwa juga leb ih banyak yakni  6.097 di pihak Inggris , dan 2.551 di pihak Jerman. Namun secara umum Inggris dianggap sebagai pemenang. Ini  karena mencegah mereka mampu Armada Jerman menerobos ke Samudera Atlantik yang lebih luas.

8. Pertempuran Somme

Serangan Somme berlangsung dari 1 Juli 1916–18 November 1916. Ini adalah pengulangan  Pertempuran Verdun oleh Sekutu. Dan  upaya yang gagal  menggunakan gesekan untuk menguras Angkatan Darat Jerman dan mengakhiri perang. 

Serangan  berlangsung sepanjang 25 mil dari garis depan di Prancis utara. Pada akhir pertempuran, 3,5 juta tentara telah bertarung di kedua sisi. Dari jumlah itu  total 1.070.000 tewas dan terluka. 

Baca Juga: 

9. Pertempuran Cantigny

Amerika Serikat memasuki perang pada akhir 1917. Dan  butuh waktu berbulan-bulan untuk mengumpulkan pasukan serta menyebarkannya melintasi Atlantik ke Front Barat. Pada  28 Mei 1918, pasukan Divisi 1 Amerika  dengan dukungan  Prancis untuk pertama kalinya melakukan serangan. Mereka menyeramg dan menduduki kota Cantigny di Sungai Somme.

Pasukan Amerika kemudian mengalami tujuh serangan balik selama 72 jam berikutnya. Tetapi mereka bisa mempertahankan kota itu. Kinerja divisi yang sengit adalah faktor dalam Pasukan Ekspedisi Amerika yang tetap menjadi komando independen. Dan  pertempuran tersebut membuat Angkatan Darat Jerman menyadari  Amerika yang sebelumnya belum teruji ternyata kekuatan tempur yang tangguh.

10. Serangan Meuse-Argonne

Pertempuran Meuse-Argonne meski jarang diingat, adalah kampanye paling mematikan dalam sejarah militer Amerika. Pertempuran yang melibatkan satu juta tentara Amerika berakhir dengan 26.000 meninggal dalam pertempura. Sementara 120.000 yang lain terluka. Ini dua kali lipat lebih dari Pertempuran Gettysburg.

Serangan  terjadi  di sepanjang garis Sungai Meuse dan Hutan Argonne. Tujuannya  untuk memutus Angkatan Darat Kedua Jerman. Serangan dikoordinasikan dengan gempuran Inggris lebih jauh ke utara di Belgia. Pasukan Amerika yang relatif tidak berpengalaman akhirnya mendorong 43 divisi Jerman mundur sejauh 30 mil. Serangan diakhiri dengan gencatan senjata yang mengakhiri perang pada 11 November 1918.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 24 Apr 2023 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories