Makassar Kini
Festival Daur Bumi 2025, Akselerasi Makassar Menuju Kota Bebas Sampah 2029
MAKASSARINSIGHT.com — Pemerintah Kota Makassar mempertegas komitmen menuju Kota Bebas Sampah 2029 melalui Festival Daur Bumi 2025 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar di Gedung Manunggal, Jalan M. Jusuf, Jumat (12/12/2025). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari hingga 14 Desember 2025.
Festival Daur Bumi menjadi ruang kolaborasi pemerintah, komunitas lingkungan, pelajar, UMKM, dan industri kreatif dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Mengusung tema “Daur Ulang, Daur Hidup, Daur Harapan”, festival ini menegaskan arah kebijakan Makassar menuju sistem persampahan yang berkelanjutan.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar ajang kreativitas, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Makassar.
Baca Juga:
- Penataan Parkir Terowongan Ramayana, Perumda Parkir Ultimatum 5 Hari untuk Pembenahan
- Stunting Turun 4 Persen, Pemkot Makassar–Nusantara Infrastructure Perkuat Kolaborasi Masuki Fase II Program NPS
- Sumber Daya Tambang Indonesia yang Menggiurkan, Intip Data Lengkapnya
“Festival Daur Bumi bukan seremoni. Ini bagian dari perjalanan besar Makassar Bebas Sampah 2029. Sampah bukan lagi masalah, tapi peluang inovasi dan ekonomi sirkular,” tegas Munafri.
Munafri menyebut, Makassar saat ini menghasilkan hampir 1.000 ton sampah per hari, sementara TPA telah menggunung hingga 16–17 meter tanpa pemilahan awal. Karena itu, perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama.
“Solusinya sederhana, mulai dari rumah. Cukup dua tempat sampah: organik dan non-organik. Tapi ini butuh disiplin dan kebiasaan baru,” ujarnya.
Ia menekankan, keberhasilan target 2029 tidak mungkin tercapai jika hanya mengandalkan pemerintah. Kolaborasi lintas sektor, mulai dari RT/RW, sekolah, komunitas, hingga dunia usaha, menjadi keharusan. Munafri juga mendorong generasi muda menjadi motor utama gerakan lingkungan.
Kepala DLH Kota Makassar, Helmy Budiman, menyampaikan bahwa Festival Daur Bumi dirancang sebagai kegiatan edukatif dan interaktif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
“Melalui festival ini, masyarakat diajak memahami persoalan sampah di lingkungannya sekaligus belajar menjadi bagian dari solusi,” kata Helmy.
Baca Juga:
- Pemprov Sulsel Terima Donasi DPRD, Wagub Fatmawati Ajak Masyarakat Salurkan Bantuan melalui Posko BPBD
- Gen Z Mau Punya Rumah Pertama? Ini Strategi Finansial yang Realistis
- Tegas Tertibkan Jukir Liar, Perumda Parkir Makassar Soroti Tanggung Jawab Mall Ramayana
Festival ini menghadirkan 45 booth, terdiri atas 30 booth komunitas dan mitra lingkungan serta 15 booth kolaborasi dengan Dekranasda Kota Makassar. Rangkaian kegiatan meliputi pelatihan daur ulang, praktik pemilahan sampah, pameran produk ramah lingkungan, diskusi, aksi bersih, hingga hiburan bertema lingkungan.
DLH menargetkan 10.000 pengunjung selama tiga hari pelaksanaan. Pada hari pertama pembukaan, jumlah pengunjung tercatat hampir mencapai 4.000 orang.
“Antusiasme ini menunjukkan kesadaran masyarakat mulai tumbuh. Harapannya, festival ini menjadi pemicu perubahan perilaku yang berkelanjutan,” tutup Helmy.
Festival Daur Bumi 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam mempercepat transformasi pengelolaan sampah serta memperkuat gerakan kolektif menuju Makassar yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. (***)
