2 Komisaris Vale Indonesia Mundur dari Jabatan, Divestasi Tak Kunjung Selesai

Vale (https://ik.imagekit.io/tk6ir0e7mng/uploads/2021/02/Vale-1.jpg?tr=w-609.98,h-344.64)

MAKASSARINSIGHT.com, JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan pengunduran diri dua komisaris perseroan. Pengunduran diri ini terjadi di tengah rencana divestasi belum selesai

Berdasarkan keterbukaan informasi, pada tanggal 9 Februari 2024, Vale Indonesia telah menerima surat permohonan pengunduran diri Deshnee Naidoo sebagai Presiden Komisaris INCO dan Gustavo Garavaglia sebagai Komisaris INCO.

“Perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham paling lambat 90 hari setelah diterimanya pengunduran diri tersebut untuk memutuskan permohonan pengunduran diri tersebut,” kata Sekretaris Perusahaan INCO, Filia Alanda dikutip Selasa, 13 Februari 2024.

Baca Juga: 

Dikatakan, tidak ada dampak informasi atau fakta material pengunduran diri ini terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha.

Pengunduran diri terjadi di tengah  proses negosiasi antara Vale dengan holding tambang BUMN, MIND ID terkait besaran harga 14% saham Vale yang akan didivestasi.

Kabar terakhir, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko menargetkan keputusan harga terkait akuisisi 14% saham Vale Indonesia dapat diselesaikan dalam waktu dekat.

Tiko mengatakan Kementerian BUMN masih terus menegosiasikan kesepkatan besaran harga divestasi Vale bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.  

“Vale hari ini kami negosiasi dengan Menteri ESDM dan Menko Marves. Harusnya dalam seminggu ini kami akan sepakati harga saja,” katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pada Rabu, 7 Februari 2024. 

Kinerja 2023

INCO mengumumkan perolehan laba  sebesar US$274,33 juta atau setara Rp4,28 triliun pada 2023, mengalami kenaikan 37 persen.

CEO dan Presiden Direktur INCO Febriany Eddy mengatakan, kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan emiten pertambangan nikel ini yang meningkat 4,48% dari US$1,18 miliar menjadi US$1,23 miliar.

"Kami mencatat peningkatan produksi sebesar 18% dan EBITDA yang kuat sebesar US$499,6 juta. Meskipun menghadapi situasi pasar yang kurang menguntungkan," katanya dilansir pada Senin,12 Februari 2024.

Febriany menyebut, produksi PT Vale pada 2023 mencapai 70.728 metrik ton  nikel dalam matte, naik 18% dari produksi tahun 2022, yang merupakan hasil pelaksanaan strategi pemeliharaan kami di sepanjang tahun.

Pada kuartal keempat 2023, produksi kami sebesar 19.084 ton. Volume penjualan pada 2023 meningkat sebesar 17% dibandingkan dengan 2022 dan naik 20% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca Juga: 

Meskipun harga realisasi rata-rata diakui INCO lebih rendah pada tahun 2023, namun Perseroan mampu mempertahankan biaya produksi di US$10,089 per ton pada tahun 2023, yang berkontribusi pada kenaikan laba kotor sebesar 11% pada tahun tersebut.

Biaya produksi ini mengalami penurunan sebesar 12% menjadi US$10,089 per ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$11,444 per ton. Penurunan ini disebabkan oleh lebih rendahnya biaya energi dan berbagai inisiatif peningkatan produktivitas yang telah lakukan.

Pendapatan keuangan melonjak 234,42% menjadi US$35,7 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya US$10,69 juta. PT Vale Indonesia Tbk mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 36,89% menjadi US$274,33 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya US$200,40 juta.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 13 Feb 2024 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories