Sulsel Paling Loyo Selenggarakan Tes PCR untuk Warganya

Senin, 31 Agustus 2020 06:34 WIB

Penulis:Rizal Nafkar

PCR
PCR

Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar Dokter Wachyudi Muchsin menilai, Sulawesi Selatan (Sulsel) termasuk terendah dalam pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR)-nya dengan jumlah penduduk.

PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) virus atau asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika virus.

"Data dari Kementerian Kesehatan per 26 Mei- 26 Agustus 2020, jumlah pemeriksaan PCR terbanyak adalah Jakarta dengan 239.432, sementara Sulsel di urutan kesembilan di angka 31.707," katanya, Minggu (30/8/2020).

Artinya bila dirata-ratakan, hanya 344 pemeriksaan PCR per harinya. (hasil dari 31.077 pemeriksaan dibagi 92 hari, dari 26 Mei-26 Agustus).

Angka itu di bawah, Jawa Timur (140.655), Jawa Tengah (112.340), Jawa Barat (110.948), Kalimantan Selatan (46.045), Sumatra Selatan (39.745), Bali (37.152), dan Kalimantan Timur (34.952).

Tidak hanya itu, Rasio tes untuk pemeriksaan di Sulsel masih di bawah target WHO 1.000 tes per satu juta penduduk.

Tertinggi dan melewati rasio test yakni Jakarta (2.415), Sumatra Barat (2.226), Kalimantan Timur (1.446) dan Kalimantan Selatan (1,216).

Menyusul Yogyakarta (955), Sulawesi Utara (908), Bali (839), Kalimantan Utara (500), Kalimantan Tengah (489) dan Sulsel (364).

"Saat ini perlu dipikirkan baik-baik oleh Pemkot Makassar dan Pemprov Sulsel, bagaimana dibuat regulasi untuk pemeriksaan swab (PCR) yang di lakukan klinik atau laboratorium swasta," katanya.

"Kenapa? Agar data pasien terkoneksi ke database pemerintah bagi pasien yang swab positif, sebab ini bisa mengaburkan tresing dan treatmen," jelas Dokter Yudi sapaanya.