PILGUB SULSEL 2024: Danny-Azhar Tegaskan Komitmen Pembangunan Sulsel Bebas Utang

Selasa, 29 Oktober 2024 19:53 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

IMG_0913.jpeg
Calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel, Danny Pomanto-Azhar Arsyad saat debat perdana Pilgub Sulsel, Senin (28/10/2024). (IST)

MAKASSARINSIGHT.com – Calon Gubernur Sulsel nomor urut 01, Danny Pomanto bersama Azhar Arsyad (DIA), menegaskan komitmen mereka untuk memperbaiki Sulawesi Selatan dari ketimpangan, termasuk menangani masalah utang daerah, sesuai dengan slogan mereka, “Save Sulsel.”

Dalam debat Pilgub Sulsel di Hotel Pourt Point, Senin (28/10/2024), Danny menyoroti peran pemerintah kota dalam meningkatkan infrastruktur yang menjadi tanggung jawab provinsi.

Khusus proyek Jembatan Barombong, Danny menyayangkan usulan pembangunan jembatan tersebut tidak pernah dimasukkan ke Bappenas oleh pemerintah provinsi.

Baca Juga: 

“Pemerintah kota ini punya anggaran, insyaallah Makassar tahun depan bisa mencapai Rp2 triliun, kita tidak punya utang,” tegas Danny.

“Seandainya kami diberikan kewenangan, kota Makassar akan menyelesaikan pembangunan itu. Kita banyak uang, dan tidak ada beban utang.” ungkapnya

Danny menyoroti, terkait utang provinsi sebesar Rp1,7 triliun yang ditinggalkan selama tiga tahun kepemimpinan Andi Sudirman.

Utang ini, menurut Danny, telah menghambat laju pembangunan dan pelayanan publik di Sulsel. Termasuk sektor paling krusial, yakni, infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.

Meski demikian, dalam debat tersebut, Danny dituding menyebarkan informasi tidak akurat, visi DIA dianggap hoax oleh rivalnya, ANDALAN HATI.

Namun, DIA tetap menekankan bahwa gagasan dan fakta yang dia sampaikan adalah untuk menyelamatkan Sulsel dari keterpurukan akibat utang, yang menurutnya menjadi penghambat kemajuan provinsi ini.

Baca Juga: 

Sebaliknya, Makassar di bawah kepemimpinan Danny Pomanto berhasil meraih penghargaan demi penghargaan. Tercatat 415 penghargaan selama dua periode Danny menahkodai Makassar.

Satu yang paling prestisius dari WHO atas inovasi pelayanan kesehatan. Ini menunjukkan perbedaan signifikan antara dua kepemimpinan tersebut. Paslon 1 membuat PAD melejit sementara Paslon 2 meninggalkan beban utang. (*)