parenting
Rabu, 05 Juli 2023 13:24 WIB
Penulis:Isman Wahyudi
Editor:Isman Wahyudi
MAKASSAINSIGHT.com - Hampir setengah dari wanita dan seperempat dari pria memiliki gangguan kecemasan dalam hidup mereka. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan kecemasan ini dapat bermula ketika seseorang masih ada pada usia anak-anak.
Sebuah studi berjudul "Childhood anxious/withdrawn behaviour and later anxiety disorder: a network outcome analysis of a population cohort" yang diterbitkan secara online oleh Universitas Cambridge pada August 2021 mengungkapkan bahwa ada tanda-tanda khusus yang bisa menunjukkan bahwa seorang anak akan terus mengembangkan gangguan kecemasan hingga ia dewasa.
Baca Juga:
Tanda-tanda tersebut diantaranya adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu sendirian, mudah menangis dan sering terlihat sedih dan menderita. Semua perilaku ini memiliki kaitan dengan dengan penarikan diri secara sosial dan emosional.
Sebaliknya, seorang anak yang bersikap pemalu, penurut, atau takut pada figur otoritas atau orang dewasa pada umumnya tidak memprediksi gangguan kecemasan saat dewasa.
Nathan Monk, penulis utama studi tersebut mengatakan “Pada dasarnya, apa yang kami temukan adalah bahwa perilaku cemas masa kanak-kanak yang terkait dengan isolasi sosial dan kesedihan tampaknya berisiko mengembangkan gangguan kecemasan di kemudian hari."
"Sebaliknya, perilaku yang terkait dengan ketakutan dan kecemasan situasional di sekitar orang dewasa tampaknya tidak memiliki risiko yang sama.”
Studi ini dilakukan pada lebih dari 1.000 anak yang lahir di Christchurch, Selandia Baru selama lebih dari empat dekade.
Hasil penelitian menemukan bahwa tingkat kecemasan terhitung sangat tinggi. Hampir separuh wanita dan seperempat pria mengalami gangguan kecemasan.
Dr Kat Donovan, rekan penulis studi, mengatakan tujuan penelitian salah satunya untuk menunjukkan betapa pentingnya mengembangkan keterampilan sosial pada diri seorang anak yang didukung oleh keluarga “Penelitian ini memperkuat pentingnya mengembangkan keterampilan dan keterampilan sosial secara aktif dalam mengelola emosi, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak di mana orang tua dan keluarga besar memainkan peran kunci,”
Dia melanjutkan bahwa pada dasarnya semua anak akan mengalami kecemasan pada tahap tertentu. Namun kecemasan tersebut seharusnya bisa diatasi dengan baik . “Semua anak-anak mengalami kecemasan pada tahap tertentu tetapi kecemasan itu hanya menimbulkan kekhawatiran ketika mengganggu perkembangan mereka dan mengurangi kesempatan belajar pendidikan dan emosional,” ujarnya.
Baca Juga:
Lebih lanjut, Dr Donovan memiliki beberapa saran untuk orang tua dari anak-anak yang tengah merasa cemas . “Sulit bagi orang tua dan keluarga untuk melihat anak mereka dalam kesusahan tetapi penting untuk membantu mereka mentolerir perasaan tersebut dan tidak menghindarinya, dengan mendorong anak untuk berada dalam situasi yang menantang dan memberi mereka kesempatan untuk menghadapi situasi tersebut," katanya.
Akhir kata, Dr Donovan menyarankan orang tua untuk mengikuti kursus parenting atau mencari dukungan profesional jika merasa tidak memiliki cukup keterampilan untuk menangani kecemasan yang dirasakan anak mereka "Namun, jika orang tua merasa tidak memiliki keterampilan untuk mengatasi perilaku tertentu, orang tua harus mencari kursus parenting atau dukungan profesional.” tutupnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 05 Jul 2023
9 bulan yang lalu