Masyarakat Sulsel Sudah Tidak Terlalu Optimis Terhadap Perekonomian

Selasa, 09 Juni 2020 20:52 WIB

Penulis:Rizal Nafkar

Ekonomi
Ekonomi

Tingkat optimis masyarakat Sulawesi Selatan terhadap perekonomian yang direcoki pandemi Covid-19, berada pada level yang rendah.

Itu diumumkan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulsel setelah melakukan survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terhadap masyarakat Sulawesi Selatan pada masa pandemi ini.

Pimpinan BI Perwakilan Provinsi Sulsel Bambang Kusmiarso mengemukakan indeks optimis masyarakat Sulsel hanya 72,4 atau jauh di bawah batas indeks optimis yakni 100.

Dia melanjutkan, tingkat optimis itu bahkan menjadi rekor terendah dalam kurun waktu 12 tahun terakhir dan diakui merupakan imbas dari pandemi.

“Secara lebih mendalam dapat diketahui bahwa kurang tersedianya lapangan kerja menjadi faktor utama penyebab menurunnya tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.” ujar Bambang Kusmiarso, dikutip Selasa (9/6/2020).

Kemudian indeks ketersediaan lapangan kerja pada Mei 2020 mencapai 13,0, jauh di bawah batas indeks optimis (100). Kondisi penghasilan saat ini turut menurunkan optimisme konsumen, ditunjukkan oleh indeks penghasilan konsumen saat ini yang sebesar 27,5. Dari sisi pengeluaran, konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama masyarakat juga berada di bawah batas optimis dengan indeks 71.

Meski berpandangan tidak terlalu optimis terhadap kondisi ekonomi saat ini, namun masyarakat meyakini bahwa kondisi ekonomi 6 (enam) bulan ke depan akan lebih baik dibandingkan saat ini, baik dari sisi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, maupun kegiatan usaha. Indeks ekspektasi penghasilan mencapai 116, sementara indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan indeks ekspektasi kegiatan usaha masing-masing sebesar 104 dan 103.

Pandangan positif tersebut terbentuk seiring dengan keyakinan masyarakat terhadap penghasilan yang kembali normal dan pelaksanaan kegiatan atau proyek swasta dan Pemerintah setelah sebelumnya tertunda akibat penyebaran COVID-19. Optimisme pemulihan perekonomian memerlukan dukungan konsistensi kebijakan pemerintah dalam penanganan COVID-19 dan peningkatan pemahaman masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan dalam kegiatan keseharian.