Selasa, 07 April 2020 22:25 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Kalangan legislatif Sulawesi Selatan mulai gerah dengan aktivitas Pemerintah Provinsi yang cenderung santai dalam penanganan pandemik Covid-19 di daerah tersebut.
Diantaranya adalah Wakil Ketua DPRD Sulsel Muzayyin Arif yang mengkhawatirkan terjadinya ledakan kasus positif Covid-19, menyesuaikan dengan hasil hasil pemodelan penyebaran Covid-19 yang dilakukan dua fakultas di Universutas Hasanuddin (Unhas), yakni Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
"Tanpa ada intervensi atau base line, perkiraan jumlah kasus positif di Sulsel 143.390 orang, lalu yang butuh masuk Rumah Sakit 28.678 orang dan perkiraan jumlah yang memerlukan penanganan intensif 5,736 orang," ujarnya dalam siaran media, Selasa (7/4/2020).
"Lalu bagaimana kita merespon hasil riset tersebut? Apakah tim kesehatan Sulsel kita bisa menangani pasien dalam jumah banyak? Bagaimana kesiapan Rumah Sakit Sayang Rakyat? Bagaimana kesiapan Dokter dan Perawatnya, termasuk APD yang diperlukan dalam penanganan pasien?,".
"Ada persoalan serius yang kami temui di masyarakat, banyak pertanyaan yang masyarakat ajukan. Utamanya terkait kesiapan pemerintah Sulsel menangani Covid-19 ini," katanya.
Wakil Ketua DPRD Sulsel lainnya yakni Syaharuddin Alrif mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel segera bertindak cepat mencegah penyebaran virus corona.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Sulsel tersebut juga mendesak Pemprov Sulsel segera membagikan masker dan hand sanitizer ke masyarakat.
"Kalau Pemprov suruh masyarakat pakai masker bagikan dong secara gratis, jangan himbauan terus," tegas Syahar sapaannya, Selasa (7/4/2020).
Tidak hanya itu, Syahar juga menilai Pemprov Sulsel sangat lamban mengambil keputusan dan hanya mengandalkan surat himbauan.
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi PKB DPRD Sulsel Fauzi Andi Wawo meminta keseriusan pemerintah provinsi (Pemprov) Sulsel dalam menangani pandemi Covid-19 atau corona.
"Jadi kita butuh keseriusan Pemprov dinda karena himbauan yang dikeluarkan tidak satupun yang dipedulikan. Kasihan banget sebenarnya," tegas Fauzi kepada Tribun via pesan Whatsapp, Minggu (5/4/2020).
Karena itu, Fauzi meminta keseriusan pemerintah dalam hal ini himbauan yang ia keluarkan harus diikuti tindakan memaksa, tapi tentu saja pemerintah harus siap jejaring pengaman sosial untuk masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, kalau masyarakat diharuskan tinggal di rumah.