virus baru
Selasa, 13 Juli 2021 09:09 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Editor:Rizal Nafkar
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar mengkritik cara kerja tatap muka tim Detektor COVID-19 yang digagas Wali Kota Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto. IDI Makassar berharap Pemkot Makassar mengubah cara kerja tim Detektor COVID-19 saat melakukan monitoring ke rumah warga.
"Memang banyak sekali tanggapan dari masyarakat yang masuk ke saya dan harus kita perbaiki. Ini kan niatnya bagus dari Pemkot Makassar. Cuman barangkali ada yang beberapa perlu dibenahi," kata Ketua IDI Makassar, Siswanto Wahab, Selasa (13/7/2021).
Dari informasi yang masuk kepada pihaknya, masyarakat mengkhawatirkan sterilisasi pada detektor yang masuk ke rumah mereka, padahal para detektor ini telah berpindah-pindah rumah, dan menemui banyak orang. Dia mengusulkan bahwa sebaiknya tim detektor COVID-19 tidak perlu masuk sampai ke dalam rumah warga.
"Setiap datangi rumah warga sebaiknya mereka menginformasikan bahwa mereka bisa di depan rumah mungkin, bisa lebih kooperatif tidak serta merta harus masuk," kata dia.
Apalagi, baju yang dikenakan para detektor juga kan telah berinteraksi dengan banyak orang dan bukan masuk dalam kategori baju level 3 hazmat yang dikenakan oleh para tenaga kesehatan yang berada di rumah sakit.
"Bisa dilakukan asal tetap menggunakan masker karena bisa menjaga penularan dengan tetap menggunakan masker. Para detektor juga wajib memperkenalkan bahwa mereka telah divaksiniasi kepada warga," ucapnya
Selain itu, dia mengkritisi soal tensi darah yang dibawa oleh para detektor. Menurutnya, masalah tensi tidak berkolerasi dengan COVID-19. Siswanto berharap ke depannya para detektor tidak lagi membawa ini, apalagi barang ini akan terus berpindah dari tangan satu ke tangan yang lain yang memungkinkan bisa terjadi alat transmisi penyebaran COVID-19.
Atas kritik dari warga ini, IDI Makassar pun telah menyampaikan langsung kepada Wali Kota Makassar, Danny Pomanto. Danny kepada Siswanto berjanji akan melakukan perubahan dari masukan yang didapatkannya sehingga program Detektor COVID-19 di Makassar bisa berjalan lebuh baik lagi ke depannya.
Untuk diketahui, Walkot Danny Pomanto telah resmi melepas 10 ribu tim detektor yang terdiri dari 5 ribu tenaga kesehatan (nakes) dan 306 dokter pada 10 Juli lalu. Mereka berkeliling ke rumah-rumah warga untuk melakukan pengecekan kondisi warga dan menilai status wilayah setingkat RT hingga RW.
"Semua tim detektor sudah turun mendeteksi warga, ini adalah panggilan kemanusiaan. Sudah dipersiapkan dengan matang semua keperluan di lapangan dan memahami tupoksi masing-masing. Ini untuk mengecek kondisi warga dan menilai status wilayah per RT/RW," ucap Danny dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (10/7) lalu.
Tim detektor juga sempat mendatangi kediaman pribadi Danny di Kelurahan Maricaya, Kecamatan Mariso untuk melakukan tracing terhadap Danny dan keluarganya. Danny dan keluarga dikunjungi tim detektor dan dicek kesehatannya sesuai SOP.
"Hari ini saya juga dicek kesehatannya. Saya dan istri beserta anak-anak saya semua. Kita dicek saturasi oksigen, suhu badan. Kita juga ditensi," kata Danny saat itu.
"Ternyata sesuai ekspektasi. Manfaatnya banyak buat warga. Data kesehatannya kita bisa pantau di masa pandemi ini. Kalau ada yang sakit atau bergejala kita bisa pantau dan tim COVID hunter pasti menangani bisa di bawa ke Rumah Sakit bisa juga isolasi mandiri tergantung seberapa parah," jelas Danny.
Danny pun memohon kerjasama kepada masyarakat Kota Makassar untuk menerima dengan baik kedatangan tim detektor Makassar recover agar laju virus COVID-19 Kota Makassar dapat terkendali dan dapat cepat terputus penyebarannya.