Rabu, 05 Februari 2020 18:03 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Virus corona di Tiongkok disebut ikut mempengaruhi signifikan kegiatan ekspor Sulawesi Selatan.
Ekspor komoditas dari Sulsel ke Tiongkok pun mengalami penurunan akibat virus ini. Hal tersebut memaksa Sulsel mengalihkan ekspor komoditas ke Hong Kong.
Kepala Dinas Perdagangan Sulsel, Hadi Basalamah, mengatakan, adanya virus corona yang berasal dari China, kegiatan ekspor Sulsel ke China sedikit mengalami penurunan.
“Cina merupakan salah satu pasar ekspor utama terbesar kita. Dengan adanya Virus Corona ini ekspor kita mengalami penurunan. Pengaruhnya Januari ini dibanding januari 2019 memang terjadi penurunan hampir US$ 2 juta,” klaim dari Hadi.
Hadi menyebutkan ada 10 komoditas andalan di Sulsel yang di ekspor ke China. Komoditas itu diantaranya adalah rumput laut, kokoa, udang, nikel, merica. Pada tahun 2019, nilai ekspor komoditas Sulsel mencapai US$ 14 juta.
“Pengaruhnya januari ini dibanding Januari 2019 memang terjadi penurunan hampir US$ 2 juta, atau menjadi US$ 12 juta,” katanya.
Dia menambahkan, salah satu cara mengakali imbas virus Corona ini adalah dengan mengalihkan tujuan ekspor ke wilayah yang berdekatan dengan China.
“Untuk sementara ada yang jalan tapi via Hong Kong melalui direct shipping dari Makassar,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga melakukan disertifikasi pasar ke negara-negara lain untuk menjual komoditas ekspor andalan Sulsel.
“Kami melakukan disertifikasi pasar, kita ada Hong Kong, Korea. Kami kemarin koordinasi dengan kementerian dan market supply sehingga ada langkah preventif,” katanya.
Selain Hongkong dan Korea kegiatan ekspor dialihkan. Menurut Hadi masih banyak negara lain yang menjadi tujuan ekspor Sulsel. Hadi menyebutkan ada 95 negara tujuan ekspor Sulsel.
“Meskipun kegiatan ekspor kita ke China mengalam hambatan sedikit, selain kita alihkan ke Hongkong atau Korea kita punya pangsa pasar ekspor di 95 negara lain,” tukasnya.
Sementara kegiatan impor dari China, sambung Hadi, tidak seperti biasanya. Saat ini disetop. Kata Hadi hal ini dilakukan tidak hanya di Sulsel tapi seluruh Indonesia.
“Untuk sementara ini, dengan kasus corona tidak hanya kita (Sulsel) tapi seluruh Indonesia, meskipun begitu kita menunggu recovery atau pemulihan kembali,” tutup Hadi.
Terpisah, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat aktivitas ekspor Sulsel Desember 2019 anjlok US$ 123,00 kuta atau 10,45 persen sementara impor meningkat US$ 147,17 juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 40,81persen.
Kepala BPS Sulsel, Yos
Rusdiansyah mengatakan, ekspor mengalami penurunan Desember 2019 US$ 123,00 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 10,45 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan November 2019 yang mencapai US$ 137,35 Juta.
Penurunan ekspor terjadi sambung Yos, lantaran beberapa ekspor komoditas mengalami penurunan. Meskipun sebelumnya diprediksi mengalami peningkatan.
“Memang ekspor Sulsel mengalami penurunan itu disebabkan komoditas pertanian mengalami penurunan, tapi sebelumnya kita prediksi akan mengalami kenaikan,” kata Yos di sela-sela konferensi pers BPS, Senin lalu.