Kamis, 26 November 2020 21:58 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Pemerintah Kota Makassar tidak akan langsung membuka semua sekolah untuk aktivitas belajar tatap muka di masa pandemi COVID-19. Menurut Pj Wali Kota Rudy Djamaluddin, pembukaan sekolah harus diterapkan secara bertahap.
Rudy beralasan, tidak semua anak paham soal protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Menurutnya, pelajar tingkat SD biasanya cuma memikirkan soal bermain, padahal aktivitas itu rentan kontak fisik dan rawan pelanggaran protokol kesehatan.
"Makanya harus bertahap, dari kampus, SMA, SMP, SD, TK. Kalau SMP sudah aman, kita berpikir SD. Jangan langsung sekaligus, bahaya," kata Rudy di Makassar, Kamis (26/11/2020).
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memperbolehkan pemerintah daerah memberi izin bagi sekolah untuk kembali menggelar pembelajaran tatap muka. Sekolah bisa mulai buka pada Januari 2021 mendatang.
Salah satu syaratnya adalah daerah bersangkutan harus berada pada zona hijau. Makassar sendiri saat ini masih berada di zona oranye sehingga belum bisa pemerintah belum bisa mengizinkan sekolah buka dalam waktu dekat.
Rudy meminta masyarakat membantu agar Makassar berubah statusnya menjadi zona hijau. Yakni dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
"Kuncinya protokol kesehatan. Ini anak murid kita kalau bisa kita jamin anak SD kita pakai masker terus ke sekolah, sebenarnya bisa," kata dia.
Kasus COVID-19 di Kota Makassar hingga kini masih fluktuatif. Pekan lalu jumlah kasus aktif sempat melonjak. Menurut Rudy, jika ini dibiarkan terus maka bisa berbahaya dan bukan tidak mungkin status kota akan kembali masuk zona merah.
Dia meminta pihak berwenang untuk memperketat penegakan protokol kesehatan sebagai antisipasi agar penambahan kasus baru tidak lagi melonjak.
"Saya sudah sampaikan ke Satpol PP selaku bidang penindakan untuk betul-betul mengawasi secara nyata pelaksanaan protokol di lapangan. Edukasi mereka. Kalau tidak bisa diedukasi kita terapkan sanksi," kata Rudy.