Rabu, 15 April 2020 18:57 WIB
Penulis:Rizal Nafkar
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar Nurdin Amir meminta Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah tidak memberikan keistimewaan kepada wartawan, untuk melakukan tes cepat atau rapid test Covid-19.
“Pengistimewaan terhadap jurnalis tidak tepat,” kata Nurdin Amir dalam rilisnya. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar tes cepat Covid-19 untuk jurnalis di Kota Makassar, Rabu (15/4/2020).
Sebanyak 50 jurnalis yang sudah mendaftar melalui Humas Pemprov Sulsel akan menjalani rapid test di Klinik Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar.
AJI Makassar menilai, kebijakan tes cepat khusus untuk jurnalis merupakan sebuah pengistimewaan atau privilese. Padahal Covid-19 bisa menyerang siapa saja. “Tidak memandang suku, agama, ras dan termasuk profesi seperti jurnalis,” kata Nurdin.
Dia mengatakan, tes cepat seharusnya mengacu pada klaster penyebaran Virus Corona. termasuk harus mengacu pada status Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Tes cepat Covid-19 menggunakan darah juga hanya mengukur antibodi sampel, dan rentan terhadap negatif palsu. Karena tidak dapat mendeteksi antibodi pada tahap awal infeksi.
Berdasarkan data rujukan, tes yang paling efisien seharusnya menggunakantes Polymerase Chain Reaction (PCR). Tes secara massal yang digelar juga harus mengacu protokol Covid-19 seperti menjaga jarak.
“Jika tidak mengacu pada protokol Covid-19, maka yang sehat dan datang ke tempat tes massal juga berpotensi tertular virus,” ungkapnya. Aliansi Jurnalis Independen bersama Komite Keselamatan Jurnalis serta Jurnalis Krisis dan Bencana telah mengeluarkan Buku Protokol Keamanan Liputan dan Pemberitaan Covid-19.
“Buku dapat diunduh,” kata Nurdin.
Kepala Bidang Humas, Informasi, dan Komunikasi Publik Pemprov Sulsel Erwin Werinto mengatakan, tidak ada perlakuan istimewa oleh Pemprov Sulsel kepada wartawan.
Rapid test kepada wartawan, mengingat mereka juga salah satu kelompok yang rentan terpapar Virus Corona. Karena sering berinteraksi dengan banyak orang. “Jurnalis menurut kami adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19,” ungkap Erwin.
Erwin mengatakan, kegiatan rapid test juga saran dan masukan dari wartawan. Humas hanya mengakomodir wartawan yang berminat melakukan tes. Tidak ada pembatasan bagi wartawan yang ingin ikut tes. “Hari ini Pemprov juga lakukan rapid test untuk santri di Bandara Hasanuddin. Mereka berasal dari pesantren di Jawa. Jadi tidak ada perlakuan istimewa, semua warga kita layani,” kata Erwin.
Erwin berharap wabah Corona bisa segera berakhir. Warga Sulsel mempunyai satu tujuan sama sekarang, yakni bagaimana Covid-19 segera hilang. “Kita dapat hidup normal kembali,” katanya.