Komunitas
Yuk Pahami, Sejarah Hari AIDS Sedunia Setiap 1 Desember
MAKASSARINSIGHT.com - Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember setiap tahunnya untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS, mengenang orang-orang yang telah meninggal karena penyakit ini, dan mendukung mereka yang hidup dengan HIV.
Hari AIDS Sedunia 2024 mengangkat tema "Take the rights path: My health, my right!". Pada Hari AIDS Sedunia 2024, WHO mengajak para pemimpin dan warga dunia untuk memperjuangkan hak atas kesehatan dengan mengatasi kesenjangan yang menghambat kemajuan dalam mengakhiri AIDS.
Dengan mengutamakan hak asasi manusia, dunia dapat mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030. Untuk mengakhiri AIDS, maka harus menjangkau dan melibatkan semua orang yang hidup dengan, berisiko, atau terdampak oleh HIV, khususnya orang-orang yang paling dikecualikan dan terpinggirkan.
Baca Juga:
- Anggaran Pendidikan Rp724,3 Triliun Lebih, Prabowo Naikkan Gaji Guru
- Harapan Australia untuk Kembalikan Masa Kanak-kanak Tanpa Media Sosial
- HUT Korpri ke 53, Perumda Parkir Ucapkan Terimakasih ke Danny Pomanto Pengabdian Selama Memimpin Makassar
Sejarah Peringatan AIDS Dunia
Menurut lama Dinas Kesehatan Tegal Kota, Peringatan ini pertama kali diadakan pada tahun 1988 sebagai inisiatif dari World Health Organization (WHO) dan terus berkembang menjadi kampanye global untuk mengatasi pandemi HIV/AIDS.
Sejarahnya, AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pertama kali diidentifikasi pada awal tahun 1980-an. Pada 1 Desember 1981, lima kasus pneumonia langka yang tidak biasa terjadi di Los Angeles dilaporkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat. Ini menjadi awal munculnya penyakit yang kemudian dikenal sebagai AIDS.
Pada tahun 1983, peneliti Prancis Luc Montagnier mengidentifikasi virus yang disebabkan oleh AIDS dan menamainya sebagai Human Immunodeficiency Virus (HIV). Dua tahun kemudian, peneliti Amerika Serikat, Robert Gallo, juga mengidentifikasi virus yang sama.
Pada tahun 1988, WHO mendeklarasikan tanggal 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia untuk memberikan perhatian global pada masalah ini dan membangkitkan kesadaran tentang HIV/AIDS. Sejak itu, setiap tahunnya, organisasi kesehatan, pemerintah, lembaga nirlaba, dan individu di seluruh dunia menggelar berbagai kegiatan dan kampanye untuk meningkatkan pemahaman tentang HIV/AIDS, mempromosikan pencegahan, dan memberikan dukungan kepada mereka yang hidup dengan kondisi tersebut.
Hingga saat ini, HIV/AIDS tetap menjadi tantangan kesehatan global, dan Hari AIDS Sedunia terus menjadi momen penting untuk mengingatkan dunia akan dampaknya dan untuk terus berjuang melawan pandemi ini.
Tanda dan Gejala HIV
Penting untuk mengenali tanda-tanda awal infeksi HIV agar penderita bisa mendapatkan perawatan yang tepat. Beberapa gejala HIV yang sering muncul pada tahap awal diantaranya termasuk sariawan, sakit kepala, kelelahan, radang tenggorokan, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan berkeringat secara berlebihan di malam hari.
Tahapan Perjalanan Alamiah HIV
Ada beberapa tahapan dalam perjalanan infeksi HIV menyerang tubuh manusia. Tahapan ini perlu diwaspadai secara serius untuk mengambil tindakan yang sesuai. Memahami tahapan virus HIV akan membantu kita mengetahui bagaimana virus HIV berkembang dalam tubuh dan dampaknya pada kesehatan manusia. Berikut beberapa tahapan virus HIV menginfeksi tumbuh manusia :
1. Tahap I (Periode Awal):
Meskipun tubuh telah terinfeksi HIV, pemeriksaan darah mungkin belum dapat mendeteksi antibodi anti-HIV. Pada tahap ini, seseorang yang terinfeksi HIV bisa menularkan virus kepada orang lain (sangat infeksius). Hal ini ditandai dengan viral load HIV yang sangat tinggi dan penurunan tajam jumlah sel limfosit T CD4. Fase ini biasanya berlangsung sekitar dua minggu hingga tiga bulan sejak infeksi awal.
2. Tahap II (Masa Laten):
Pada tahap penderita akan mengalami gejala ringan atau bahkan dapat tidak mengalami gejala sama sekalai (asimtomatik). Viral load menurun dan cenderung stabil, meskipun jumlah sel limfosit T CD4 perlahan-lahan menurun.
Tes darah yang di jalani pasien untuk antibodi anti-HIV umumnya menunjukkan hasil positif, bahkan jika gejala penyakit belum muncul. Pada tahap ini, orang dengan HIV masih dapat menularkan virus kepada orang lain. Masa dimana penderita tidak mengalami gejala umumnya berlangsung 2-3 tahun, sementara masa dengan gejala ringan bisa bertahan hingga 5-8 tahun.
Baca Juga:
- BRI Berdayakan Keripik Kentang Albaeta, UMKM Lokal yang Kini Makin Sukses
- Bisa Dipakai, 12 Rekomendasi Situs Nonton Anime Terbaik dan Aman
- Kacang Nepo Jadi Camilan Andalan Berkat Dukungan Pemberdayaan BRI
3. Tahap III (Masa AIDS):
Pada tahap ini adalah tahap kronis dari infeksi HIV, sistem kekebalan tubuh pasien akan sangat melemah dan rentan terhadap berbagai macam penyakit. Viral load semakin tinggi dan jumlah sel limfosit T CD4 sangat rendah, sehingga menyebabkan risiko infeksi oportunistik yang tinggi.
Infeksi oportunistik ini mencakup berbagai penyakit serius seperti tuberkulosis, herpes zoster, kandidiasis oral, dan lainnya. Perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis virus, virulensi, dan daya tahan tubuh. Ada tiga jenis perkembangan infeksi HIV, yaitu rapid progressor (berlangsung 2-5 tahun), average progressor (berlangsung 7-15 tahun), dan slow progressor (lebih dari 15 tahun setelah infeksi menjadi AIDS).
Mengenali HIV dan AIDS serta gejalanya adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan diri dan orang lain. Jika Anda merasa berisiko atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang sesuai. Selain pengobatan, dukungan dari keluarga dan komunitas juga sangat penting bagi individu yang hidup dengan HIV. Dukungan ini mencakup hak-hak mereka, edukasi, pengobatan penyakit penyerta, dan menjaga kerahasiaan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 01 Dec 2024