Politik
Simak, Inilah 7 Pemimpin Termuda di Dunia dan Latar Belakangnya
MAKASSARINSIGHT.com – Putra sulung mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka menjadi wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia. Saat dilantik, usia Gibran baru menginjak 37 tahun.
Gibran pertama kali memasuki dunia politik sebagai calon Wali Kota Solo, jabatan yang sama yang pernah diemban oleh Jokowi. Belum genap tiga tahun memimpin kota tersebut, ia maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2024.
Naiknya Gibran ke kursi wakil presiden justru dianggap sebagai tindakan nepotisme dan pelanggaran konstitusi, yang memperburuk reputasi ayahnya, Jokowi.
Baca Juga:
- Perkuat Kesiapsiagaan Bencana, BRI Gelar Jambore Nasional Tim Elang Relawan 2024
- Hijaukan Masa Depan, BJA Group Gelar Penanaman Gamal yang ke-11 Juta Pohon
- Bisa Anda Akses, 6 Rekomendasi Situs Nonton Film Gratis dan Legal
Sebelumnya, Gibran dapat mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto setelah perubahan aturan batas usia cawapres melalui Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90 Tahun 2023. Batas usia cawapres sebelumnya ditetapkan minimal 40 tahun sesuai dengan UU Pemilu No 17 Tahun 2017.
Dalam Putusan MK No 90 Tahun 2023, cawapres bisa berusia di bawah usia minimal tersebut selama memiliki pengalaman sebagai kepala daerah di tingkat kota/kabupaten atau provinsi melalui pemilu. Keputusan ini memberikan kesempatan bagi Gibran untuk menjadi salah satu wakil presiden termuda di dunia.
Dilansir dari wapresri.go.id, sebagaimana diumumkan, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih hasil Pemilu 2024 berdasarkan Keputusan KPU No. 504 Tahun 2024.
Pasangan Prabowo–Gibran berhasil memenangkan Pilpres, mengalahkan dua pasangan calon lainnya dengan perolehan suara sebesar 96.214.691 suara atau sekitar 58,59% dari total suara sah nasional.
Terkait hal tersebut, dilansir dari rfi dan Business Insider berikut pemimpin termuda di dunia:
1. Gabriel Boric, Presiden Chile
Boric aktif dalam dunia politik sejak masa kuliah dan terus melanjutkan keterlibatannya hingga kini. Sebelumnya, Boric menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 2014 hingga 2022. Pada usia 35 tahun, ia berhasil memenangkan pemilihan presiden di Chilie.
Boric berhasil mengalahkan kandidat sayap kanan dengan berjanji akan mengubah Chilie menjadi negara kesejahteraan yang lebih hijau dan egaliter.
Setelah terpilih, di hadapan kerumunan pendukung yang bersorak, ia menyatakan, “Saya berjanji akan menjadi presiden yang peduli terhadap demokrasi dan memenuhi kebutuhan rakyat setiap hari.”
2. Nayib Bukele, Presiden El Salvador
Nayib Bukele berusia 37 tahun ketika ia terpilih sebagai presiden negara Amerika Tengah itu pada Februari 2019.
Perangnya melawan geng jalanan yang kejam telah membuatnya mendapat pujian dari masyarakat, meskipun mendapat kritik keras dari organisasi hak asasi manusia.
Partainya telah mendukungnya untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua yang kontroversial secara hukum.
3. Emmanuel Macron, Presiden Prancis
Mantan bankir investasi Emmanuel Macron mengalami kenaikan karier yang luar biasa, dari seorang menteri ekonomi yang kurang dikenal hingga menjadi presiden termuda Prancis pada tahun 2017 di usia 39 tahun. Ia memimpin partai baru yang berusaha tidak terikat dengan ideologi kiri maupun kanan.
Masa jabatan pertamanya berkuasa diguncang oleh protes “rompi kuning” tetapi ia mengalahkan pesaingnya dari sayap kanan, Marine Le Pen untuk kedua kalinya pada bulan April 2022 dan memenangkan pemilihan ulang.
4. Vjosa Osmani Presiden Kosovo
Vjosa Osmani, seorang profesor hukum, terpilih sebagai presiden wanita kedua Kosovo pada bulan April 2021 di usia 38 tahun setelah memenangkan suara terbanyak dari semua kandidat dalam pemilihan parlemen negara tersebut.
“Jangan berhenti, jangan berhenti melangkah maju. Semua impian Anda dapat terwujud,” katanya kepada para perempuan setelah pemilihannya.
5. Irakli Garibashvili, Perdana Menteri Georgia
Irakli Garibashvili menjadi pemimpin pemerintahan termuda di Eropa pada tahun 2013 ketika ia terpilih sebagai perdana menteri Georgia pada usia 31 tahun, sebagai anak didik mantan pemimpin miliarder Bidzina Ivanishvili.
Ia menganjurkan apa yang disebutnya kebijakan “berimbang” terhadap Rusia, dengan mengambil sikap netral terhadap perang di Ukraina sembari mengupayakan hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa dan NATO.
6. Leo Varadkar, Perdana Menteri Irlandia
Leo Varadkar mendobrak pakem di Irlandia yang menganut agama Katolik tradisional ketika ia menjadi “taoiseach” pertama yang secara terbuka mengakui orientasi seksual gay di negara itu, sebutan untuk Perdana Menteri Republik Irlandia, pada tahun 2017. Ia juga orang pertama dari etnis minoritas dan yang termuda, berusia 38 tahun.
Baca Juga:
- Ini Profil Zarof Ricar, Eks Pejabat MA Makelar Kasus Ronald Tannur
- PILGUB SULSEL 2024: Sudirman-Fatma Tiba di Lokasi Debat, Ribuan Relawan dan Simpatisan Sambut Antusias
- Perumda Parkir Makassar Terima Kunjungan Komisi B DPRD, Ini Tujuannya
7. Sanna Marin, Perdana Menteri Finlandia
Perdana menteri wanita termuda di dunia berusia, Marin memikat penonton dengan agenda progresif dan sikap tenangnya, khususnya selama respons Finlandia terhadap COVID-19.
Fokusnya pada kesetaraan sosial, aksi iklim, dan integrasi UE menunjukkan perspektif baru tentang kepemimpinan Nordik. Kepercayaan diri dan tindakan tegas mantan pemimpin dunia ini selama masa-masa sulit telah memperkuat popularitas dan pengaruhnya di Finlandia dan sekitarnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 02 Nov 2024