Harus Jeli Jelang Pemilu, Jurnalis Didorong Verifikasi Isu Minoritas

Sekitar 20 jurnalis dari Soloraya dan sekitarnya mengikuti pelatihan Verifikasi Disinformasi Isu Minoritas Jelang Pemilu di Hotel Megaland, Minggu, 3 Desember 2023. (Chrisnna Chanis Cara/TrenAsia)

MAKASSARINSIGHT.com, SOLO—Sebagai pemberi informasi kepada publik, jurnalis memiliki peran yang sangat vital. Penguatan kapasitas jurnalis sangat penting untuk menjaga pemberitaan media yang berpegang pada kode etik, tak terkecuali melindungi kelompok minoritas dalam media.

Hal itu mengemuka dalam pelatihan bertajuk “Verifikasi Disinformasi Isu Minoritas Jelang Pemilu” di Hotel Megaland Solo, Sabtu-Minggu, 2-3 Desember 2023. Kegiatan yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surakarta dengan dukungan AJI Indonesia dan Open Society Foundations (OSF) itu diikuti 20 jurnalis dari Soloraya dan sekitarnya. 

Para jurnalis yang mengikuti pelatihan ini mendapat panduan mengenai pengecekan fakta dan verifikasi informasi. Selain pengecekan fakta, peserta diberikan informasi mengenai tren disinformasi politik dan pemilu, terutama yang menyasar kelompok rentan.

Baca Juga: 

Ketua AJI Surakarta Mariyana Ricky PD mengatakan menjelang Pemilu 2024, kelompok minoritas rentan di Indonesia kerap menjadi sasaran ujaran kebencian dan diskriminasi karena kartu minoritas kerap digunakan untuk mendulang suara elektoral.

Akibatnya, papar Mariyana, kelompok agama minoritas, kelompok disabilitas, serta kelompok ragam gender dan seksualitas mendapatkan bahaya atau ancaman. “Media-media semestinya lebih gencar memainkan peran edukasi lewat konten-konten pemberitaan yang menghormati keberagaman dan memverifikasi berbagai hoaks provokatif bernuansa agama atau keyakinan, etnis, dan seksualitas,” kata Mariyana.

Mariyana menyampaikan, tindakan diskriminasi dan intoleransi dipicu adanya stigma-stigma yang berkembang di masyarakat. Beban stigma tersebut kemudian tumbuh dan berkembang di masyarakat serta para pengambil kebijakan. 

“Harapannya jurnalis yang mengikuti pelatihan ini menjadi lebih inklusif dan menghasilkan berita atau konten yang tak semakin membuat mereka termarjinalkan,” jelas Mariyana.

Salah satu peserta Kusumasari Ayuningtyas menyampaikan pelatihan sangat bermanfaat bagi para jurnalis yang saat ini berhadapan dengan banyaknya rekayasa informasi dan penyebarannya yang memenuhi jagad maya. 

Baca Juga: 

“Sebagai jurnalis, semua materi yang diajarkan sangat bermanfaat dan tentunya sangat membantu proses verifikasi sebuah isu yang beredar dan mengantisipasi jurnalis terjebak dalam disinformasi,” kata kontributor Deutsche Welle di Indonesia itu.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 04 Dec 2023 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories