Makassar Kini
Diserbu Pendaftar, Disdik Makassar Siapkan 7 SMP Baru Lewat Skema Regrouping
MAKASSARINSIGHT.com — Fenomena penumpukan pendaftar di sejumlah SMP negeri favorit kembali terjadi pada pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 di Kota Makassar. Untuk mengatasi ketimpangan distribusi siswa ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar menyiapkan solusi jangka pendek dan panjang—termasuk rencana pembukaan tujuh SMP baru melalui skema regrouping sekolah.
Kepala Panitia SPMB Disdik Makassar, Syarifuddin, mengungkapkan bahwa sejumlah sekolah favorit telah kelebihan kuota sejak hari ketiga pendaftaran. Salah satu yang paling mencolok adalah SMP Negeri 30, yang sudah menerima lebih dari 600 pendaftar, padahal kapasitas maksimalnya hanya 356 siswa.
"Ini baru jalur domisili, belum termasuk jalur afirmasi, prestasi, atau mutasi. Tapi di beberapa sekolah, jumlah pendaftar sudah jauh melampaui kapasitas," ujar Syarifuddin, Kamis (3/7/2025).
Baca Juga:
- Wali Kota Makassar Gaungkan Visi Kota Inklusif dan Berkelanjutan di Forum WCSMF Vienna 2025
- Cerita Del Monte, Produsen Makanan Kaleng yang di Ambang Pailit
- Coba Lakukan, Langkah Jitu Merdeka Finansial Ala ‘Prof’ Kalimasada
Distribusi Ulang Jadi Solusi Jangka Pendek
Alih-alih menambah rombongan belajar (rombel) di sekolah yang kelebihan pendaftar, Disdik memilih opsi pendistribusian siswa ke sekolah lain yang masih kekurangan pendaftar.
Sebagai contoh, SMP Negeri 49 di Kopa baru menerima 15 pendaftar dari kuota 95. Sebaliknya, jalur perbatasan sekolah tersebut malah sudah kelebihan kuota, mencapai 100 pendaftar dari alokasi enam kursi.
"Kami akan memanggil orang tua siswa dan mengarahkan mereka ke sekolah penyangga seperti SMP 21, SMP 23, SMP 52, atau SMP 53 yang masih memiliki kursi kosong," jelasnya.
Semua data calon peserta didik yang tidak tertampung tetap tersimpan dalam sistem, sehingga mereka tidak perlu mendaftar ulang.
Regrouping: Efisien, Cepat, dan Hemat Anggaran
Untuk mengantisipasi lonjakan serupa tahun depan, Disdik Makassar berencana membuka 7 sekolah baru melalui mekanisme regrouping, yaitu penggabungan unit sekolah dasar yang kekurangan murid menjadi SMP baru.
"Kita fokus di kawasan padat penduduk yang akses SMP-nya masih jauh, seperti wilayah Cenderawasih dan sekitar Pertamina Senggola. Tahun ini proses administrasinya kami selesaikan, agar bisa mulai terima siswa pada tahun ajaran 2026," terang Syarifuddin.
Langkah ini dinilai jauh lebih efisien daripada membangun sekolah baru yang bisa menelan anggaran hingga puluhan miliar rupiah.
"Kami manfaatkan gedung SD yang tidak optimal, jadi tidak perlu pembangunan fisik besar. Ini solusi cepat dan hemat," tegasnya.
Imbauan untuk Orang Tua: Jangan Hanya Kejar Sekolah Favorit
Syarifuddin juga mengimbau para orang tua untuk tidak terpaku pada sekolah-sekolah favorit. Ia menegaskan bahwa kualitas pendidikan di sekolah negeri lain di Makassar tetap dijaga oleh pemerintah.
"Seluruh siswa akan difasilitasi sesuai zonasi dan kuota. Pemerataan distribusi siswa jadi kunci agar semua anak mendapatkan hak pendidikan yang sama," tutupnya.
Baca Juga:
- PDAM Makassar Resmi Luncurkan Program MULIA: Sambungan Air Gratis untuk Warga Kurang Mampu
- Mengenal Keiretsu ala Jepang, Bukan Kapitalisme Biasa
- Pemkot Makassar Matangkan Roadmap Penertiban Parkir Liar, Libatkan TNI-Polri hingga Swasta
55 SMP Negeri dan Satu Sistem Zonasi Terpadu
Sebagai informasi, saat ini terdapat 55 SMP negeri di Kota Makassar. Berdasarkan Permendikbud Ristek Nomor 3 Tahun 2025, jalur penerimaan terbagi menjadi: domisili, afirmasi, mutasi, dan prestasi. Tidak ada jalur pendaftaran lain di luar yang resmi.
PPDB 2025 sendiri dibuka mulai 30 Juni hingga 4 Juli, dan kini memasuki hari keempat pelaksanaan. Setelah sempat terganggu server overload pada hari pertama, sistem kini berjalan stabil dan proses pendaftaran berlangsung lancar. (***)