Coba Tips Ini, Cara Gunakan Paylater Supaya Tidak Boncos Gara-Gara Tunggakan

Ilustrasi penggunaan paylater. (Freepik)

MAKASSARINSIGHT.com - Untuk mengoptimalkan manfaat dari paylater, PT Kredivo Finance Indonesia memberikan tips bagi pengguna.

Berikut ini beberapa tips yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna paylater:

1.  Posisikan paylater sebagai alat pembayaran, bukan alat berutang: paylater sebaiknya digunakan sebagai alat pembayaran yang membantu mengelola cash flow dan menyisihkan dana untuk kebutuhan lainnya, bukan sebagai bentuk pinjaman tambahan.

2. Sadar akan kemampuan finansial: Sebelum menggunakan paylater, penting bagi pengguna untuk memahami kemampuan finansial, termasuk pendapatan dan pengeluaran bulanan. 
Baca Juga: 

Pengguna harus yakin bahwa mereka dapat melunasi tagihan paylater dalam waktu yang ditentukan tanpa menimbulkan beban keuangan yang berlebihan.

3. Perhitungkan bunga dan biaya layanan: Pengguna harus membaca syarat dan ketentuan dengan cermat untuk memperhitungkan bunga dan biaya layanan yang dikenakan oleh penyedia paylater. Hal ini membantu mereka untuk mengelola total tagihan keseluruhan dengan lebih baik.

4. Gunakan paylater untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan skala prioritas: paylater sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan skala prioritas. 

Menggunakan paylater tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang prioritas dapat menyebabkan perilaku konsumtif yang tidak sehat.

Kredivo telah melaksanakan berbagai inisiatif edukasi, termasuk kampanye kreatif seperti #AutoMikir dan Generasi Djempolan, yang menjangkau ribuan masyarakat di berbagai kota di Indonesia. 

Dalam waktu dekat, Kredivo juga akan meluncurkan kampanye khusus untuk mengedukasi masyarakat tentang aspek positif dan negatif dari penggunaan paylater. Dengan adanya dukungan edukasi yang baik, diharapkan paylater dapat terus berkembang menjadi solusi pembayaran digital favorit masyarakat.

Edukasi Keuangan Semakin Penting  

Tren perkembangan paylater sebagai salah satu layanan keuangan digital semakin menggemparkan. 

Berdasarkan laporan terbaru yang berjudul “Unveiling Indonesia’s Financial Evolution: Fintech Lending and Paylater Adoption” yang dirilis oleh Populix, 55% dari responden menyatakan bahwa mereka pernah menggunakan layanan paylater

Tingginya popularitas paylater ini dipicu oleh disparitas dalam akses kredit dan adopsi cepat teknologi digital, serta kemudahan dan fleksibilitas pembayaran yang ditawarkan.

Salah satu platform yang bergerak dalam penyediaan layanan paylater, Kredivo, juga merasakan dampak pertumbuhan ini. 

Jumlah pengguna Kredivo meningkat hingga 20 kali lipat dalam lima tahun terakhir, dengan total jumlah dan nilai transaksi juga meningkat secara signifikan. 

Ditinjau melalui tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compund annual growth rate/CAGR) dalam lima tahun terakhir, total jumlah dan nili transaksi masing-masingnya bertumbuh hingga 58,59% (CAGR) dan 78.42%.

Namun, di tengah gemerlapnya popularitas ini, masih banyak mispersepsi yang berkembang mengenai paylater

Layanan ini sering kali disalahartikan sebagai pinjaman online (pinjol) atau fintech peer-to-peer (P2P) lending, padahal sebenarnya paylater adalah alat pembayaran yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pembelian tanpa harus membayar secara langsung.

Indina Andamari, SVP Marketing & Communications Kredivo, menegaskan pentingnya edukasi tentang paylater dan penggunaannya yang bijak. 

“Kami berharap literasi keuangan dan popularitas paylater berkembang beriringan sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dan dampak optimal dari akses yang dihadirkan oleh layanan dari Kredivo,” kata Indina dalam acara buka bersama media beberapa hari lalu. 

Sejalan dengan peningkatan popularitasnya, paylater tidak lagi hanya digunakan untuk kebutuhan mendesak, tetapi juga untuk keperluan sehari-hari. 

Temuan riset menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna menggunakan paylater untuk membayar kebutuhan bulanan dan keperluan mendesak dengan cicilan tenor kurang dari 1 tahun. 

Selain itu, penggunaan paylater juga telah merambah ke merchant offline, menandakan fleksibilitas dan ketersediaan layanan ini di berbagai sektor perdagangan.

Namun, Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menekankan bahwa edukasi mengenai penggunaan paylater masih perlu ditingkatkan. 

Baca Juga: 

Dia mengingatkan bahwa penggunaan paylater harus bijaksana, dengan mempertimbangkan manfaat, tanggung jawab, dan risikonya. 

Dampak dari penggunaan paylater sangat bergantung pada bagaimana layanan ini dimanfaatkan. Dengan pengelolaan yang baik, paylater dapat membantu mengatur cash flow dan memenuhi kebutuhan, bahkan meningkatkan skor kredit pengguna. 

“Jika tidak dikelola dengan baik, layaknya inovasi layanan keuangan pada umumnya, penggunaan paylater bisa berdampak negatif, termasuk potensi kredit macet hingga penurunan skor kredit. Akibatnya, pengguna tidak dapat mengakses layanan pembiayaan lembaga jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu, kesadaran dari pengguna menjadi kunci utama,” papar Nailul dalam kesempatan yang sama.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 23 Mar 2024 

Editor: Isman Wahyudi
Bagikan

Related Stories