BBM Baru Pertamina Bakal Dijual Mulai Juli 2023, Namanya Pertamax Green 95

Nampak pelanggan tengah melakukan pengisian BBM jenis Pertamax di sebuah SPBU kawasan Rest Area Karang Tengah Tol Jakarta Tangerang. PT Pertamina hari ini 3 Januari 2023 pukul 14.00 menurunkan harga Pertamax,Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

MAKASSAINSIGHT.com - PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat akan mengeluarkan bahan bakar minyak (BBM) baru dengan nama Pertamax Green 95. Produk ini merupakan campuran antara Pertamax dan etanol 5%.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengonfirmasi hal ini dengan menyebut bahwa Pertamax Green 95 akan uji coba dan dijual komersial dalam waktu dekat yaitu Juli 2023.

"Iya (Pertamax Green 95), akan di-launching Juli rencanannya," katanya kepada TrenAsia.com pada Senin, 26 Juni 2023.

Baca Juga: 

Fadjar mengatakan, untuk tahap awal, Pertamax Green 95 akan uji coba untuk dijual di beberapa SPBU di Surabaya. Alasannya, karena Surabaya merupakan kawasan yang dekat dengan pabrik bioetanol di Mojokerto.

Harga Bersaing

Fadjar memastikan Pertamax Green 95 akan tersedia di 10 SPBU di Surabaya. Saat ditanya harga jualnya, Fadjar menyebut harganya akan diumumkan saat peluncuran. Mesti tidak menyebut  pastinya, dia menegaskan harganya bersaing dengan BBM di kelas RON 95.

 Jika melihat SPBU pesaingnya di kelas yang sama, SPBU Shell menjual Shell V-Power dengan RON 95 seharga Rp13.400 per liter. SPBU BP juga menjual BP Ultimate emiliki RON 95 dengan harga Rp13.400 per liter.

Sebagai informasi, Bioetanol adalah etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol yang diperoleh dari hasil fermentasi bisa memiliki berbagai macam kadar.

Adapun Bioetanol dengan kadar 90%-94% disebut bioetanol tingkat industri. Jika bioetanol yang diperoleh berkadar 94%-99,5% maka disebut dengan bioetanol tingkat netral. Umumnya bioetanol jenis ini dipakai untuk campuran minuman keras, dan yang terakhir adalah bioetanol tingkat bahan bakar.

Kadar bioetanol tingkat ini sangat tinggi, minimal 99,5%. Dewan Standarisasi Nasional (DSN) telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bioetanol.

Sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa Bahan Bakar Nabati (BBN) atau bioetanol tidak akan mendapat subsidi layaknya solar.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, subsidi bioetanol dirasa tidak perlu meskipun BBN ini dirancang menjadi energi alternatif guna menekan penggunaan energi fosil.

Baca Juga: 

"Kalau bisa jangan sampai (subsidi) jadi memang harus mungkin subsidi pertamax," ujarnya saat ditemui awak media di kantornya pada Jumat, 23 Juni 2023.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 26 Jun 2023 

Editor: Isman Wahyudi
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories