Sekolah Rakyat Salodong Dibuka, 150 Anak Prasejahtera di Makassar Kini Bisa Sekolah Gratis Berbasis Asrama

Jumat, 11 Juli 2025 12:54 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

1000318543.jpg
Nur Alam, Kepala Sentra Wirajaya Makassar, Jumat (11/7/2025), memberikan penjelasan tentang Sekolah Rakyat di Salodong yang bakal segera beroperasi. (IST)

MAKASSARINSIGHT.com — Asa baru bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera di Kota Makassar kini benar-benar terwujud. Sebanyak 150 anak tingkat SMP akan menempuh pendidikan gratis berbasis asrama di Sekolah Rakyat Salodong, yang resmi beroperasi pekan depan.

Sekolah ini menjadi percontohan nasional untuk model pendidikan inklusif dan holistik bagi kelompok rentan. Bukan hanya belajar gratis, para siswa juga akan tinggal di asrama dengan fasilitas lengkap, makan tiga kali sehari, hingga bimbingan karakter—semuanya tanpa dipungut biaya.

Sekolah untuk Mereka yang Terpinggirkan

Terletak di Kelurahan Untia, Kecamatan Tallo, Sekolah Rakyat Salodong dibangun khusus bagi anak-anak yang selama ini luput dari sistem pendidikan formal—karena kemiskinan, keterbatasan akses, hingga persoalan sosial keluarga.

“Ini adalah sekolah untuk mereka yang biasanya tidak punya pilihan. Hari ini kita buktikan bahwa semua anak berhak punya masa depan,” tegas Nur Alam, Kepala Sentra Wirajaya Makassar, Jumat (11/7/2025).

Baca Juga: 

Pendidikan dan Asrama = Kesempatan Kedua

Program ini melibatkan lintas kementerian—Kemensos, PUPR, BPS—yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Makassar. Sebanyak 100 anak laki-laki dan 50 perempuan akan tinggal di asrama terpisah. Mereka akan didampingi 13 guru profesional, belajar kurikulum nasional serta keterampilan hidup yang dirancang membentuk karakter dan kemandirian.

Tak hanya itu, setiap siswa mendapatkan perlengkapan sekolah lengkap, makanan bergizi, serta pengawasan intensif dari wali asrama. Bahkan, pendampingan psikologis juga disiapkan untuk membangun kepercayaan diri anak-anak yang sebelumnya pernah putus sekolah atau mengalami tekanan sosial.

Seleksi Ketat, Tak Bisa “Titip Nama”

Menariknya, seleksi siswa dilakukan ketat dan transparan. Tim gabungan melakukan home visit langsung ke rumah calon peserta, memastikan mereka benar-benar dari keluarga tidak mampu. Verifikasi data dilakukan melalui sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Nasional (DTKSN). Pendaftaran dengan cara titipan atau nepotisme—tidak berlaku di sini.

“Kami ingin bantuan ini tepat sasaran. Anak-anak dari keluarga mampu otomatis gugur dalam seleksi,” tegas Nur Alam.

Diresmikan Serentak di 63 Titik Nasional

Program Sekolah Rakyat Salodong merupakan bagian dari inisiatif nasional yang diluncurkan serentak di 63 titik di seluruh Indonesia. Presiden Prabowo Subianto, melalui Kementerian Sosial, mendorong model pendidikan alternatif ini sebagai solusi jangka panjang untuk memutus mata rantai kemiskinan struktural.

Baca Juga: 

Warga Terharu, Anak Bisa Sekolah Lagi

Fatimah (37), warga Tallo yang anaknya diterima di Sekolah Rakyat Salodong, tak bisa menahan haru.

“Anakku sudah dua tahun berhenti sekolah karena kami tak mampu. Sekarang dia bisa sekolah lagi, gratis, tinggal di asrama, dan dia semangat sekali,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Makassar Cetak Sejarah Pendidikan Inklusif

Dengan beroperasinya Sekolah Rakyat Salodong, Makassar bukan hanya mencetak sejarah, tapi juga harapan baru. Sebuah model pendidikan yang tak menunggu anak datang ke sekolah—tetapi justru membawa sekolah ke anak-anak yang paling membutuhkannya.

Dan dari sudut pesisir Salodong, barangkali, akan lahir generasi kuat yang suatu hari nanti kembali untuk mengubah nasib kampung halamannya sendiri. (***)