Perang di Gaza: Hingga Januari, Lebih dari 21.978 Korban Tewas

Selasa, 02 Januari 2024 15:01 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

gaza.jpg
(null)

MAKASSARINSIGHT.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan yang dikelola otoritas Hamas mengumumkan jumlah korban tewas warga Palestina telah meningkat tajam menjadi 21.978 orang sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023. Data yang disampaikan Juru Bicara Kementerian, Ashraf al-Qedra, itu menunjukkan eskalasi kekerasan yang mengkhawatirkan.

Dilansir dari Xinhua, Selasa, 2 Januari 2023, dalam 24 jam terakhir dilaporkan bahwa tentara Israel telah membunuh 156 warga Palestina dan melukai 246 lainnya di Jalur Gaza, meningkatkan jumlah total cedera menjadi 56.697. 

Al-Qedra juga mencatat serangan dari pihak Israel telah menimbulkan dampak serius terhadap sistem layanan kesehatan, dengan 326 pekerja medis tewas dan 30 dari 35 rumah sakit di Jalur Gaza terpaksa tidak dapat beroperasi.

Baca Juga: 

Al-Qedra meminta perlindungan dari organisasi internasional untuk sistem kesehatan di Jalur Gaza serta personel medis. Dia juga menyebut Kementerian Kesehatan sedang berupaya melakukan pembicaraan dengan badan-badan PBB agar pusat kesehatan yang sudah ditutup dapat dibuka kembali di berbagai wilayah kantong Palestina.

Al-Qedra menekankan perlunya mengirim tim medis dan membangun rumah sakit lapangan untuk menyediakan layanan kesehatan yang sangat diperlukan. Kondisi yang semakin memburuk di Jalur Gaza menuntut respons mendesak. 

Dalam kritiknya terhadap mekanisme untuk warga Palestina yang terluka dan membutuhkan perawatan di luar Jalur Gaza, al-Qedra mengungkapkan hanya sekitar 1% pasien atau sekitar 645 orang yang mendapatkan perawatan medis dari keseluruhan korban luka di seluruh jalur Gaza.

Situasi yang terjadi di Jalur Gaza menyoroti sebuah tantangan besar dalam menyediakan akses layanan kesehatan yang memadai bagi warga yang terdampak konflik. Konflik berkepanjangan di wilayah tersebut telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan. 

Baca Juga: 

Ribuan warga sipil yang terluka atau terancam oleh kekerasan yang terus berlanjut. Tanggapan mendesak dari komunitas internasional diperlukan untuk melindungi warga sipil yang rentan, termasuk memastikan akses yang tak terhambat terhadap layanan kesehatan yang mendesak. 

Selain itu  penting untuk mendorong perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Upaya diplomatik, pendekatan berkelanjutan untuk penyelesaian konflik, dan komitmen bersama untuk menjaga keamanan dan kestabilan di wilayah tersebut menjadi hal yang sangat krusial.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 02 Jan 2024