Selasa, 16 Desember 2025 05:37 WIB
Penulis:Isman Wahyudi
Editor:El Putra

MAKASSARINSIGHT.com – Di balik gemerlap medali emas SEA Games 2025 yang diraih Basral Graito Hutomo, tersimpan kisah perjuangan yang jauh dari kemewahan. Atlet skateboard berusia 18 tahun ini sukses mengharumkan nama Indonesia di Thailand setelah mengalahkan atlet tuan rumah dengan skor meyakinkan 166,67 poin.
Namun, perjalanan menuju podium tertinggi itu dimulai dari jalanan aspal dan keterbatasan fasilitas. Basral bukanlah atlet yang lahir dari akademi mahal, melainkan sosok otodidak yang mengandalkan tekad baja. Kisahnya menjadi viral karena bermula dari modal nekat dan peralatan yang sangat sederhana.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa dedikasi mampu melampaui keterbatasan materi. Dari sekadar hobi di taman kota, ia menjelma menjadi salah satu skater terbaik Asia Tenggara. Dengan demikian, Basral membuktikan bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat yang paling sederhana.
Baca Juga:
Ketertarikan Basral pada dunia skateboard bermula dari rasa penasaran saat melihat video di internet. Tanpa pelatih profesional di awal kariernya, ia menjadikan platform YouTube sebagai guru utamanya untuk mempelajari teknik dasar dan trik-trik sulit yang diperagakan oleh skater dunia.
Modal awalnya pun sangat minim. Ia memulai perjalanannya dengan membeli papan skateboard bekas dari seorang teman seharga Rp5.000. Dengan peralatan seadanya itulah ia mulai memberanikan diri mencoba, jatuh, dan bangkit kembali di jalanan sekitar rumahnya di Karanganyar.
Proses belajar mandiri ini membentuk karakter pantang menyerah dalam dirinya. "Ia belajar lewat video YouTube, lalu memberanikan diri membeli skateboard sendiri. Dari situ, ia mulai mengulik, jatuh-bangun, hingga akhirnya menemukan jalannya," ungkap catatan perjalanan kariernya.
Alih-alih berlatih di fasilitas skatepark berstandar internasional yang megah, kemampuan Basral justru dimatangkan di ruang publik biasa. Taman Pancasila di Karanganyar, Jawa Tengah, menjadi kawah candradimuka tempat ia menghabiskan ribuan jam untuk mengasah skill dan mentalitasnya.
Bahkan, sebulan sebelum bertolak ke Thailand untuk membela Merah Putih, warga lokal masih melihat sosoknya berlatih di taman tersebut. Kesederhanaan tempat latihan ini sangat kontras dengan arena megah Extreem Sports Park Rajamangala di Bangkok tempat ia bertanding di final.
Fakta ini menegaskan bahwa fasilitas bukanlah satu-satunya penentu prestasi. Konsistensi latihan di tempat sederhana pun bisa melahirkan juara. Basral kerap terlihat berlatih di kawasan Taman Pancasila Karanganyar, tempat sederhana yang menjadi saksi lahirnya mimpi besar.
Jalannya final nomor street putra di SEA Games berlangsung dramatis dan penuh tekanan. Basral harus bersaing ketat dengan dua atlet tuan rumah, Kirim Petkiree dan Sianggoueng Thawatchai, yang tampil agresif. Satu kesalahan kecil bisa membuatnya terlempar dari persaingan perebutan medali.
Namun, kematangan mental berbicara banyak di momen krusial ini. Pada sesi terakhir, ia berhasil mengeksekusi trik sulit seperti 360 flip dan boardslide dengan sempurna. Ketenangan ini didapat setelah ia berkonsultasi dengan rekannya untuk menjaga fokus di tengah sorak sorai penonton.
Sikap pasrah namun tetap berusaha maksimal menjadi kunci kemenangannya di detik-detik akhir. Basral mengakui sempat berada di bawah tekanan mental tinggi. Namun, ia memilih sikap 'nothing to lose' untuk memaksimalkan kesempatan terakhirnya di lintasan.
Di luar arena, Basral dikenal sebagai sosok yang humble dan sayang keluarga. Medali emas yang ia raih bukan hanya untuk kebanggaan pribadi, melainkan dipersembahkan untuk membantu biaya kuliah kakaknya dan berbagi dengan anak-anak yatim piatu yang membutuhkan.
Selain itu, prestasi ini menjadi batu loncatan untuk mewujudkan impian pribadinya. Hadiah dan bonus dari kemenangannya di SEA Games direncanakan sebagai tabungan masa depan untuk membeli tempat tinggal sendiri, membuktikan bahwa olahraga ini bisa menjamin masa depan jika ditekuni serius.
Rasa syukur tak henti-hentinya ia ucapkan atas pencapaian ini. "Terimakasih semua yang udah selalu support. Alhamdulillah sudah raih emas," ucap Basral di akun Instagramnya (@basralgraito) usai memastikan kemenangan.
Baca Juga:
Lahir di Tangerang pada 22 Januari 2007, Basral Graito Hutomo tumbuh besar di Karanganyar, Solo. Kini di usia 18 tahun, ia telah menjadi tumpuan utama Timnas Skateboard Indonesia dan menduduki peringkat 73 dunia untuk kategori street.
Deretan prestasinya terus menanjak, mulai dari juara Indonesia Open X Sport Championship 2019, peringkat 4 Asian Games Hangzhou, hingga juara The Bunt Jam Melbourne 2024. Emas SEA Games 2025 menjadi puncak pencapaian terbarunya di level regional.
Afiliasinya dengan brand global seperti Vans Asia Pacific sejak 2019 menunjukkan pengakuan dunia terhadap bakatnya. Sekali lagi, Basral Graito Hutomo menjadi bukti bahwa kerja keras, konsistensi, dan mental baja mampu membawa atlet muda Indonesia bersaing di level internasional.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Alvin Bagaskara pada 15 Dec 2025