Ini Saran Warren Buffett: 5 Kebiasaan Finansial yang Harus Dihindari Agar Tidak Miskin

Minggu, 20 Juli 2025 16:01 WIB

Penulis:Isman Wahyudi

Editor:Isman Wahyudi

Warren Buffett.
Warren Buffett. (Nati Harnik / AP / Shutterstock.com)

MAKASSARINSIGHT.com – Investor asal Amerika Warren Buffett, menyoroti lima kebiasaan keuangan yang dapat menghambat seseorang dalam membangun kekayaan dan membuat mereka tetap berada dalam kemiskinan. Ia menekankan kebiasaan finansial memiliki peran besar dalam menentukan masa depan seseorang.

Dikenal sebagai “Oracle of Omaha,” Buffett berhasil membangun kekayaannya melalui investasi yang disiplin dan kebiasaan finansial yang bijak.

Pandangannya tidak hanya terbatas pada dunia investasi, tetapi juga mencakup prinsip-prinsip dasar dalam mengelola keuangan yang bisa membawa seseorang menuju kesuksesan atau justru sebaliknya, kehancuran finansial. Lantas, apa saja kebiasaan yang buat orang tetap miskin menurut Warren Buffett? Mari simak artikel berikut?

Baca Juga:

Kebiasaan yang Buat Orang Tetap Miskin

Dilansir dari Watan, berikut kebiasaan yang buat orang tetap miskin menurut Warren Buffett:

1. Suka Utang

Utang kartu kredit dan pinjaman konsumtif dapat menciptakan lingkaran setan, di mana bunga berbunga (compound interest) justru bekerja melawan kalian, bukan untuk kalian.

Ketika kalian membayar bunga sebesar 15%, 20%, bahkan hingga 25%, kesempatan untuk menabung atau berinvestasi menjadi sangat kecil, karena penghasilanmu terus-menerus habis untuk membayar bunga.

Warren Buffett pernah memberi nasihat, “Hal paling penting yang bisa kalian lakukan saat berada dalam lubang adalah berhenti menggali.” Pernyataan ini menekankan pentingnya menghentikan kebiasaan berutang agar tidak terjebak dalam siklus yang merugikan.

Buffett juga menekankan urgensi untuk segera melunasi utang. Ia mengatakan, “Jika kalian memiliki utang dengan bunga 18%, hal pertama yang harus kalian lakukan dengan uang yang kalian miliki adalah membayar utang itu terlebih dahulu.”

2. Mengabaikan Investasi pada Diri Sendiri

Berinvestasi pada diri sendiri berarti mengembangkan keterampilan yang dapat meningkatkan potensi penghasilanmu. Ini bisa dilakukan melalui pendidikan formal, sertifikasi profesional, atau pengembangan diri.

Banyak orang mengabaikan hal ini karena terlalu fokus pada kebutuhan jangka pendek. Padahal, manfaat dari peningkatan diri akan terus bertumbuh seiring waktu, membuka peluang yang sebelumnya mungkin tertutup.

Warren Buffett pernah mengatakan, “Investasi terbaik yang bisa kalian lakukan adalah pada diri kalian sendiri.” Dan ia benar-benar menerapkan prinsip ini. Di awal kariernya, Buffett mengikuti kursus public speaking dari Dale Carnegie, yang ia anggap sebagai titik penting dalam perjalanan hidupnya.

“Investasi terbaik adalah apapun yang mengembangkan diri kalian, dan itu tidak dikenakan pajak. Kemampuan yang kalian miliki tak bisa diambil siapa pun dari kalian,” imbuhnya.

3. Ikut-ikutan Tanpa Pertimbangan

Media sosial semakin memperkuat pola ini, mendorong orang mengambil keputusan keuangan karena takut ketinggalan (FOMO/Fear of Missing Out).

Tekanan untuk ikut berinvestasi di saham yang sedang tren, mata uang kripto, atau jenis investasi populer lainnya bisa berujung pada kerugian besar ketika tren tersebut berakhir atau pasar “meledak.”

Keberhasilan Buffett justru datang dari riset mendalam dan pemikiran independen, bukan karena mengejar tren jangka pendek atau saran investasi yang sedang ramai dibicarakan.

Warren Buffett pernah berkata, “Takutlah saat orang lain serakah, dan serakahlah saat orang lain takut.” Ungkapan ini menyoroti bahaya dari mentalitas ikut-ikutan, yang sering kali membuat seseorang membeli aset saat harganya sedang tinggi dan menjual saat harganya jatuh, kebalikan dari prinsip investasi yang benar.

4. Salah dalam Penganggaran untuk Menabung

Pandangan ini membalik cara berpikir tradisional soal mengatur keuangan. Banyak orang cenderung menghabiskan uang terlebih dahulu, lalu mencoba menabung dari apa yang tersisa. Namun, Buffett menekankan bahwa menabung seharusnya menjadi prioritas utama.

Konsep ini mengharuskan sebagian pendapatan langsung dialokasikan untuk tabungan atau investasi sebelum masuk ke rekening harian. Dengan begitu, kalian akan terbiasa hidup dari sisa dana yang ada, menciptakan pola hidup yang lebih disiplin dan membangun kekayaan secara konsisten melalui kebiasaan menabung yang teratur.

Metode ini membantu menjadikan menabung sebagai kebiasaan, bukan sekadar hal yang dilakukan jika ada sisa. Sepanjang kariernya, Warren Buffett telah membuktikan bahwa menabung dan berinvestasi secara konsisten dalam jangka panjang merupakan cara paling stabil dan dapat diandalkan untuk membangun kekayaan.

Salah satu prinsip terkenal dari Warren Buffett adalah, “Jangan menabung dari sisa pengeluaran, tapi belanjakan dari sisa tabungan.”

Baca Juga: 

5. Perangkap Gaya Hidup

Poin utamanya bukan soal menahan diri secara ekstrem, tetapi menyadari bahwa setiap rupiah yang dihabiskan untuk gaya hidup berlebihan adalah rupiah yang tidak diinvestasikan untuk masa depan.

Warren Buffett pernah mengingatkan, “Jika kalian membeli barang yang tidak kalian butuhkan, suatu saat kalian akan menjual barang yang sebenarnya kalian butuhkan.” Meskipun termasuk salah satu orang terkaya di dunia, Buffett tetap tinggal di rumah yang dibelinya sejak tahun 1958 dan mengendarai mobil yang sederhana.

Perangkap gaya hidup sering kali muncul secara halus, seperti sering mengganti mobil, membeli gadget terbaru, atau tinggal di rumah yang lebih besar dari yang dibutuhkan. Lama-kelamaan, pilihan-pilihan ini bisa menggerus kemampuan finansial untuk berinvestasi dan membangun kekayaan.

Pendekatan yang lebih bijak adalah dengan hidup di bawah kemampuan, meskipun penghasilan meningkat. Dengan begitu, akan tercipta jarak antara pemasukan dan pengeluaran, dan selisih tersebut bisa digunakan untuk kegiatan yang membangun aset dan kekayaan jangka panjang.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 20 Jul 2025