Kamis, 11 Januari 2024 11:45 WIB
Penulis:Isman Wahyudi
Editor:Isman Wahyudi
MAKASSARINSIGHT.com, JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri barunya Gabriel Attal bekerja pada Rabu, 10 Januari 2024, untuk menyusun sebuah kabinet, sehari setelah Macron menunjuk loyalis media berusia 34 tahun itu untuk menghidupkan kembali masa jabatan keduanya.
Gabriel Attal berjanji untuk tampil berani dan bertindak cepat demi membantu kelas menengah menghadapi lonjakan biaya hidup, setelah Presiden Emmanuel Macron, yang berusaha menyegarkan masa jabatannya yang kedua, pada Selasa, 9 Januari 2024, menunjuknya sebagai perdana menteri termuda dalam sejarah Prancis.
Penunjukan Attal, yang berusia 34 tahun, seorang bintang politik Prancis yang populer dan paham media, menandakan keinginan Macron untuk melampaui reformasi yang memecah belah dan meningkatkan peluang partai sentrisnya dalam pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni.
Baca Juga:
Perombakan ini kemungkinan akan meningkatkan persaingan di kubu Macron untuk menggantikannya dalam pemilihan presiden berikutnya pada tahun 2027, dengan mantan perdana menteri Edouard Philippe, Darmanin, dan Le Maire semua dianggap sebagai calon potensial—bersama dengan Attal yang tengah meroket.
“Komentator Prancis mengatakan rekan kabinet yang lebih ambisius dan senior dari Attal bisa memberinya kesulitan. Tapi, pilihan mengejutkan ini menunjukkan bahwa presiden ingin mempromosikan generasi Macron yang berusia tiga puluhan,” kata pejabat istana.
Tidak jelas kapan tim pemerintah baru akan ditunjuk, dengan presiden Senat Gerard Larcher memberi tahu stasiun TV TF1, bahwa Attal memberitahunya hal itu dapat dilakukan sekitar akhir minggu.
Ketidakpuasan publik yang meluas atas melonjaknya biaya hidup dan reformasi pensiun yang diperebutkan tahun lalu telah secara serius memukul peringkat Macron, dan peluangnya dalam pemungutan suara Uni Eropa, di mana partainya tertinggal jauh di belakang sayap kanan Marine Le Pen.
Attal telah meraih popularitas tinggi sebagai salah satu politikus paling populer di Prancis dalam beberapa bulan terakhir. Sebagai loyalis Macron, ia menjadi nama yang dikenal luas sebagai juru bicara pemerintah selama pandemi COVID dan mendapatkan reputasi sebagai komunikator yang lancar.
Saat itu, Attal menjalin hubungan dengan Stephane Sejourne, mantan penasihat politik Macron.
Attal adalah perdana menteri Prancis yang secara terbuka mengakui orientasi seksualnya sebagai gay. Pada tahun 2018, dia dihapus dari posisinya sebagai menteri junior oleh rekan-rekan lamanya saat menjabat dalam periode pertama Macron.
Attal bergabung dengan Partai Sosialis ketika dia berusia 17 tahun. Namanya menjadi sangat dikenal dalam politik Prancis setelah diangkat sebagai juru bicara pemerintah selama pandemi.
Kemudian, ia diangkat sebagai menteri muda di kementerian keuangan dan kemudian menjadi menteri pendidikan pada tahun 2023, menjadikannya salah satu menteri kabinet paling cerdas dan komunikator yang lancar di bawah kepemimpinan Macron.
Baca Juga:
Langkah pertama Attal setelah pengangkatannya sebagai menteri pendidikan tahun lalu adalah melarang pakaian abaya Muslim di sekolah-sekolah negeri, membuat dirinya mendapat dorongan popularitas di antara banyak pemilih konservatif meskipun dia berasal dari sayap kiri.
Attal baru-baru ini mengikuti sebuah acara TV terkenal untuk menceritakan kisah bagaimana dia diintimidasi di sekolah menengah oleh mantan teman sekelasnya, yang katanya mempermalukannya di sebuah blog yang dibuat untuk menilai fisik teman sekelasnya selama masa-masa awal revolusi Internet.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 11 Jan 2024