Banjir Besar Landa Makassar: Ribuan Warga Mengungsi, Status Tanggap Darurat Diberlakukan

Rabu, 12 Februari 2025 18:50 WIB

Penulis:Rizal Nafkar

IMG-20250212-WA0021.jpg
Kondisi Banjir di Makassar (IST)


MAKASSARINSIGHT.com - Kota Makassar kembali dilanda banjir besar akibat hujan deras yang mengguyur sejak awal Februari 2025. Hujan berintensitas tinggi yang turun tanpa henti menyebabkan sungai meluap dan sistem drainase kota tidak mampu menampung debit air yang tinggi. Akibatnya, ribuan rumah terendam, akses jalan terganggu, dan ribuan warga harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman. 

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Sosial Kota Makassar per 12 Februari 2025, sebanyak 3.095 jiwa dari 580 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir ekstrem ini. Para pengungsi tersebar di 39 titik pengungsian yang berada di empat kecamatan, yaitu Manggala, Biringkanaya, Tamalanrea, dan Tamalate. 

Kecamatan Manggala menjadi wilayah dengan jumlah pengungsi tertinggi, mencapai 1.208 jiwa yang tersebar di 16 titik pengungsian. Di Kecamatan Biringkanaya, terdapat 371 jiwa yang mengungsi di 5 lokasi. Sementara di Tamalanrea dan Tamalate, jumlah pengungsi masing-masing mencapai 491 jiwa dan 270 jiwa.
Salah seorang warga terdampak di Perumnas Antang, Hasan Basri (48), mengungkapkan bahwa banjir kali ini datang lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

"Air mulai masuk ke rumah sekitar pukul 2 dini hari. Dalam hitungan jam, ketinggian air sudah mencapai dada orang dewasa. Kami tidak sempat menyelamatkan banyak barang, hanya bisa membawa pakaian dan dokumen penting," ujarnya saat ditemui media di lokasi pengungsian Masjid Al-Mutohhirin, Perumnas Antang.

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kota Makassar menetapkan status tanggap darurat banjir mulai 10 hingga 17 Februari 2025. Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan "Danny" Pomanto, menyatakan bahwa pihaknya akan fokus pada evakuasi warga terdampak dan penyaluran bantuan darurat. 

"Kami memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi, termasuk makanan, air bersih, layanan kesehatan, serta posko darurat," kata Danny Pomanto, Rabu (12/2/2025). 

Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar terus melakukan pemantauan dan evakuasi di wilayah yang terdampak parah. Kepala BPBD Sulsel, Amson Padolo, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim gabungan untuk mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir. 

"Kami berupaya mengevakuasi warga di daerah yang ketinggian airnya masih tinggi, seperti di Kecamatan Manggala dan Biringkanaya. Proses evakuasi terus dilakukan dengan menggunakan perahu karet," jelasnya. 

Banjir yang melanda empat kecamatan di Kota Makassar ini juga berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat. Sejumlah sekolah diliburkan untuk memastikan keselamatan siswa dan staf pengajar. Plt. Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Nielma Palamba, menyatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan penghentian sementara proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang terdampak banjir. 

"Kami sedang mempertimbangkan opsi pembelajaran daring bagi siswa yang terdampak agar mereka tetap bisa mengikuti pelajaran meskipun tidak bisa hadir ke sekolah," ungkapnya. 

Selain itu, akses transportasi di beberapa wilayah juga terganggu akibat genangan air yang cukup tinggi. Beberapa ruas jalan utama tidak dapat dilalui kendaraan, menyebabkan kemacetan dan keterlambatan dalam distribusi bantuan. 

Salah seorang pengemudi ojek online, Hendra (35), mengeluhkan sulitnya mencari jalan alternatif untuk mengantar pesanan pelanggan. "Banyak jalan yang tidak bisa dilewati, terutama di wilayah Antang dan Panakkukang. Pesanan jadi banyak yang dibatalkan," katanya. 

Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial RI telah mengirimkan bantuan logistik untuk para pengungsi. Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan bahwa bantuan berupa makanan siap saji, selimut, dan perlengkapan kebersihan telah dikirim dan mulai didistribusikan ke berbagai titik pengungsian. 

Selain itu, berbagai organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Wahdah Peduli, dan ACT turut serta dalam membantu proses evakuasi dan pendistribusian bantuan.
Koordinator Wahdah Peduli, Azhari Asaf, menyebut bahwa timnya telah mengevakuasi puluhan warga lanjut usia dan anak-anak yang terjebak banjir. 

"Kami berkoordinasi dengan BPBD dan aparat setempat untuk memastikan bantuan dapat tersalurkan dengan baik, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak," ujarnya. 

Sebelumnya, Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Fadjry Djufry, turun langsung meninjau lokasi banjir di beberapa titik terdampak. Dia menegaskan perlunya solusi jangka panjang untuk mengatasi bencana banjir yang terus berulang setiap tahun.
"Kami akan mengevaluasi sistem drainase dan mencari solusi untuk mencegah banjir seperti ini di masa depan. Selain itu, kami juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, terutama dalam menjaga kebersihan saluran air," tegasnya. 

Berikut beberapa titik pengungsian yang disediakan bagi warga terdampak banjir di Kota Makassar:
• Kecamatan Manggala:
Masjid Al-Mutohhirin – 200 jiwa
Posko Darurat Perumnas Antang – 150 jiwa
Masjid Nurul Jihad – 120 jiwa
Kantor Lurah Manggala – 90 jiwa 

• Kecamatan Biringkanaya:
Masjid Grand Rahmani – 163 jiwa
Kantor Lurah Katimbang – 90 jiwa 

• Kecamatan Tamalanrea & Tamalate:
Posko PMI Tamalanrea – 140 jiwa
Masjid Nurul Iman Tamalate – 110 jiwa