11.390 Calon RT/RW Siap Bertarung, Makassar Bersiap Gelar Pemilihan Serentak 3 Desember

Jumat, 28 November 2025 07:18 WIB

Penulis:El Putra

Editor:El Putra

KTP
KTP

MAKASSARINSIGHT.com — Suasana demokrasi tingkat lorong di Kota Makassar mulai terasa semarak. Ribuan warga yang maju sebagai calon Ketua RT dan RW bergerak menyapa tetangga, memperkenalkan diri, dan menyiapkan strategi untuk menghadapi pemilihan serentak yang akan digelar pada 3 Desember 2025. Pemilihan perdana yang diinisiasi Pemerintah Kota Makassar ini menjadi momentum baru bagi partisipasi masyarakat di level akar rumput.

Sebanyak 11.390 calon resmi ditetapkan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Makassar, terdiri dari 9.211 calon Ketua RT dan 2.169 calon Ketua RW. Mereka akan memperebutkan 6.027 kursi Ketua RT serta 1.005 kursi Ketua RW di 15 kecamatan se-Kota Makassar. Jumlah tersebut merupakan hasil pendaftaran yang berlangsung pada 22–24 November 2025, yang kemudian dilanjutkan dengan penetapan calon pada 25 November dan pencabutan nomor urut pada 26 November.

Kepala BPM Kota Makassar, A. Anshar, memastikan bahwa seluruh proses berjalan sesuai mekanisme dan tidak ada perubahan jadwal. “Tidak ada penundaan. Semua tahapan telah berjalan sebagaimana mestinya, sehingga pemilihan tetap dilaksanakan pada tanggal 3 Desember,” ujarnya.

Baca Juga: 

Anshar menegaskan bahwa pemilihan RT/RW tahun ini bukan hanya agenda lima tahunan, tetapi merupakan bagian penting dari implementasi visi-misi Pemerintah Kota Makassar dalam RPJMD. Pemilihan langsung dianggap mampu memperkuat kepemimpinan di tingkat lingkungan sekaligus mendorong tata kelola pemerintahan yang lebih responsif terhadap kebutuhan warga.

Memasuki masa kampanye terbatas pada 27–29 November 2025, suasana di lorong-lorong semakin hidup. Para calon mulai bergerak dari rumah ke rumah, membangun komunikasi dengan warga, dan menyampaikan gagasan untuk memperbaiki lingkungan masing-masing. Daftar Pemilih Tetap (DPT) berbasis Kartu Keluarga telah rampung pada 27 November dan menjadi acuan pelaksanaan pemungutan suara.

Antusiasme masyarakat tercermin dari jumlah pendaftar yang besar di semua kecamatan. Kecamatan Biringkanaya menjadi wilayah dengan calon terbanyak, yaitu 1.103 calon RT dan 257 calon RW. Menyusul Tamalate dengan 1.092 calon RT dan 257 calon RW, serta Rappocini dengan 991 calon RT dan 229 calon RW. Sementara itu, wilayah dengan calon paling sedikit adalah Kecamatan Ujung Pandang dengan 190 calon RT dan 69 calon RW, serta Kecamatan Sangkarang dengan 123 calon RT dan 34 calon RW.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Dr. Adi Suryadi Culla, menilai bahwa pelaksanaan pemilihan RT/RW serentak ini merupakan langkah positif dan memberi teladan dalam praktik demokrasi langsung. Menurutnya, keterlibatan masyarakat dalam memilih pemimpin lingkungan adalah bentuk pendidikan politik praktis yang sangat penting. “Pemkot Makassar telah mengambil langkah baik dengan menggelar pemilihan serentak. Ini memberikan nilai demokrasi langsung bagi masyarakat,” ujarnya.

Meski begitu, Adi Suryadi mengingatkan pentingnya kesiapan teknis dan alokasi anggaran yang memadai agar pelaksanaan di tingkat RT/RW dapat berjalan lancar. Ia juga menekankan perlunya sosialisasi Perda dan petunjuk teknis secara masif kepada warga. Ia mencontohkan keberhasilan pemilihan RT/RW di Jakarta yang menurutnya didukung persiapan panjang, distribusi anggaran yang baik, dan pelibatan tokoh masyarakat di tingkat kelurahan.

Baca Juga: 

Berpengalaman sebagai panitia dan bahkan mantan Ketua RT saat menempuh pendidikan di Jakarta, Adi berharap pengalaman serupa bisa menjadi pelajaran berharga bagi Makassar. Ia juga menitipkan pesan agar masyarakat tetap menjaga persatuan meski berbeda pilihan. “Pemilihan RT/RW ini hanya sementara. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana warga tetap rukun setelah pemungutan suara selesai,” ucapnya.

Pada 3 Desember mendatang, lorong-lorong Makassar akan menjadi panggung demokrasi kecil yang menentukan arah kepemimpinan lingkungan tiga tahun ke depan. Dari percakapan sederhana antarwarga hingga semangat kebersamaan yang mengemuka, inilah wajah demokrasi tingkat kota yang tumbuh dari ruang paling dekat dengan kehidupan masyarakat. (***)