Ekonomi & Bisnis
Wood Pellet Mendominasi Ekspor Gorontalo, Biomasa Jaya Abadi (BJA) Terus Tingkatkan Kontribusi
GORONTALO - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, pelet kayu menjadi komoditas yang mendominasi ekspor Provinsi Gorontalo pada periode Januari-Oktober 2024. Kontribusi ekspor wood pellet ini tidak bisa dilepaskan dari kinerja ekspor PT Biomasa Jaya Abadi (BJA), produsen wood pellet terintegrasi dengan kapasitas izin terbesar di Indonesia, yang terus meningkat.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif mengatakan, sepanjang Januari-Oktober 2024, Provinsi Gorontalo mencatatkan ekspor senilai US$50,35 juta. Dari jumlah tersebut, ekspor kayu dan barang dari kayu mencapai US$21,45 juta.
“Secara komposisi, ekspor paling banyak adalah produk turunan dari kayu. Untuk Provinsi Gorontalo, produknya adalah pelet kayu. Porsinya mencapai 42% pada periode Januari-Oktober 2024,” ujar Mukhanif dalam acara Workshop Media yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo pada Sabtu, 14 Desember 2024 lalu.
- Cegah Pencurian Air, PDAM Makassar Ingatkan Pelanggan Lakukan Hal Ini
- Dukung Kebutuhan Nataru, BRI Hadirkan Layanan Maksimal dengan 1 Juta Agen BRILink
- Kadispar Roem Raih penghargaan Top Hospitality Leader di Ajang 15th Indonesia Travel & tourism Awards 2024
Mukhanif menambahkan, sejak 2022, nilai ekspor kelompok komoditas barang dari kayu meningkat signifikan. Pada periode 2022-2024, ekspor wood pellet tercatat sebagai komoditas dengan nilai ekspor terbesar ketiga di Provinsi Gorontalo.
Kehadiran BJA juga diakui sebagai salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Pohuwato. Pada kuartal II-2024, Pohuwato tercatat sebagai kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Gorontalo, yakni sebesar 4,85%.
“Jumlah tenaga kerja di sektor industrial di Kabupaten Pohuwato meningkat dari 16.703 tenaga kerja pada 2022 menjadi 21.485 tenaga kerja pada 2023. Pertumbuhan ekonomi Pohuwato juga naik signifikan,” imbuh Mukhanif.
Ekspor Wood Pellet BJA
Direktur BJA Group Burhanuddin di kesempatan yang sama mengatakan, BJA terus meningkatkan kontribusinya bagi perekonomian Provinsi Gorontalo. Ekspor wood pellet dari BJA pada tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan.
Sepanjang tahun ini hingga akhir November 2024, BJA telah mengekspor wood pellet sebanyak 15 kali pengiriman dengan total volume sebanyak 171.861 ton. Jumlah tersebut meningkat 80,42% dibandingkan volume ekspor BJA sepanjang 2023 lalu yang sebesar 95.253 ton.
Berdasarkan nilainya, ekspor wood pellet BJA pada periode Januari-November 2024 tercatat sebesar US$ 21,45 juta. Jumlah tersebut meningkat hingga 65% dibandingkan nilai ekspor BJA sepanjang 2023 lalu yang sebesar US$ 12,99 juta.
“Sejak ekspor pertama kali pada November 2022 lalu hingga akhir November 2024, BJA telah mengekspor wood pellet sebanyak 26 kali dengan volume sebesar 287.819 ton. Nilai ekspornya sebesar US$39,7 juta,” ujar Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan, hingga akhir November 2024, jumlah karyawan BJA bersama kedua mitranya, PT Inti Global Laksana (IGL) dan PT Banyan Tumbuh Lestari (BTL), sebanyak 1.166 orang. Jumlah tersebut setara dengan 27% dari total tenaga kerja di perusahaan besar di Pohuwato.
Menurut Burhanuddin, jumlah tenaga kerja asal Pohuwato sebanyak 856 orang atau mencapai 73% dari total tenaga kerja di BJA Group. Dengan jumlah tenaga kerja lokal tersebut, BJA bersama IGL dan BTL tercatat sebagai perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja lokal terbesar di Kabupaten Pohuwato.
“BJA akan selalu memprioritaskan tenaga kerja lokal, khususnya dari masyarakat Pohuwato. Hal ini agar kehadiran perusahaan bisa dinikmati oleh masyarakat sekitar, mengurangi pengangguran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pohuwato,” tegas Burhanuddin.
Sejauh ini, kehadiran BJA telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hitungan Burhanuddin, perputaran uang dari karyawan BJA Group saban bulan mencapai lebih dari Rp 4 miliar. Itu tidak termasuk perputaran uang dari tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Pelabuhan Lalape yang bisa mencapai Rp800 juta sebulan.
“Itu semuanya belum menghitung multiplier effect yang terjadi dari transaksi yang dilakukan karyawan,” kata Burhanuddin.
BJA Group juga tercatat telah memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah. Hingga November 2024, PT BTL dan PT IGL telah menyetorkan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) senilai Rp16,9 miliar yang telah dibayarkan ke kas negara.
- Jadi Saksi Kekejaman, Ini10 Penjara Tersadis di Dunia
- BRI Ikut Sukseskan Kafegama Fun Walk 2024
- Kesuksesan Rembuk Pangan Pesisir, Bukti Dukungan untuk Nelayan Indonesia
Kedua perusahaan juga telah menyetorkan dana reboisasi (DR) senilai Rp365,6 juta dan US$ 2,9 juta (setara dengan Rp45 miliar), atas kewajiban pemanfaatan hutan kayu sebagai bahan baku pengolahan pelet kayu. Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tersebut juga akan diterima oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo maupun Pemerintah Kabupaten Pohuwato.(*)