Waspada, Dunia Harus Bersiap Menghadapi Rekor Tingkat Panas Baru

MAKASSARINSIGHT.com-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu 2 Mei 2023 mengeluarkan peringatan terkait kondisi cuaca El Nino yang akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini dapat menyebabkan suhu global yang lebih tinggi dan potensi rekor tingkat panas baru.

Organisasi Meteorologi Dunia di bawah PBB memperkirakan 60% kemungkinan El Nino berkembang pada akhir Juli. Ada juga kemungkinan 80% untuk itu terjadi pada akhir September.

Science Alert melaporkan bahwa menurut Wilfran Moufouma Okia, yang mengepalai divisi layanan prediksi iklim regional WMO, seluruh dunia mungkin melihat perubahan pola iklim dan cuaca karena hal ini.

Menurut PBB, baik El Nino maupun La Nina adalah penggerak alami utama dari sistem iklim planet ini. El Niño, khususnya, adalah pola iklim yang terkait dengan peningkatan tingkat panas di seluruh dunia. Hal ini juga dapat mengakibatkan kekeringan di daerah tertentu dan hujan lebat di bagian lain. Science Alert mencatat bahwa El Nino terakhir kali terjadi pada tahun 2018 hingga 2019.

Baca Juga: 

• Sananta Cetak Dua Gol, Indonesia Libas Kamboja 5-0
• Jelang Pengiriman ke AS, Dubes RI Paris Bareng PSN Tinjau Satelit SATRIA
• Hasil Survei LSI: Elektabilitas Prabowo Unggul, Kalahkan Ganjar dan Anies
• Fitur Tabungan Bunga Tinggi Sudah Rilis 4 Hari, Apple Sudah Raup Rp14,5 Triliun

Namun, sejak tahun 2020, seluruh planet telah mengalami periode La Nina yang sangat panjang. Pola iklim yang mendingin ini berakhir lebih awal tahun 2023. Ini  memungkinkan kondisi yang lebih netral mendominasi.

Meski demikian, delapan tahun terakhir merupakan tahun terhangat yang pernah tercatat. Ini terjadi terlepas dari efek peregangan La Nina. Tanpa iklim yang sejuk ini, panas dan kehangatan bisa menjadi jauh lebih buruk.

Rekor Tingkat Panas Baru

Sekarang, dunia harus mempersiapkan diri untuk gelombang El Nino . Pola iklim yang memanas ini dapat menyebabkan lonjakan panas global dan kemungkinan besar rekor tingkat panas tertinggi akan terpecahkan.

Sky News melaporkan bahwa WMO belum dapat memprediksi durasi dan kekuatan El Nino. El Nino sebelumnya cukup lemah, tetapi yang terjadi sebelumnya termasuk yang terkuat yang menyebabkan konsekuensi serius. Hal itu terjadi sejak 2014 hingga 2016.

WMO mencatat bahwa tahun 2016 adalah tahun terpanas karena efek ganda dari El Nino dan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia. WMO juga menambahkan bahwa karena konsekuensi El Niño biasanya dirasakan setahun setelah kemunculannya, efek ini akan lebih jelas pada tahun 2024.

Baca Juga: 

• Festival Makassar Kota Makan Enak dan Tari Kebudayaan Ramaikan Peringatan Hari OTDA
• Sangat Berbahaya, Inilah 10 Ular Terbesar di Dunia
• Tiba di Makassar, Wali Kota Danny Ajak Mendagri Nikmati Kuliner Khas Kota Anging Mammiri

Okia menjelaskan bahwa mereka memperkirakan akan melihat lonjakan suhu global yang serius dalam dua tahun ke depan.

Sementara kondisi iklim yang panas dapat menyebabkan efek positif pada beberapa daerah, hal itu juga dapat memicu dampak iklim dan cuaca yang ekstrim. Petteri Taalas, kepala WMO, menekankan betapa pentingnya memiliki sistem peringatan dini untuk melindungi masyarakat.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 04 May 2023