Fintech
Universitas Hasanuddin Jadi Tuan Rumah Program AFTECH INFINITY Goes to Campus 2025
MAKASSARINSIGHT.com - Angka inklusi keuangan Indonesia terus meningkat. Namun di balik capaian itu, tersembunyi sebuah tantangan besar: ketimpangan antara akses dan pemahaman.
Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 mencatat tingkat inklusi keuangan di Sulawesi Selatan sebesar 88,57%, tapi indeks literasi masyarakatnya baru mencapai 36,88%.
Artinya, lebih dari separuh masyarakat di wilayah ini sudah menggunakan layanan keuangan—tanpa benar-benar memahami manfaat, risiko, dan hak-haknya sebagai konsumen.
Menjawab tantangan tersebut, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Sulawesi Selatan, Bank Indonesia, dan pelaku industri salah satunya adalah Easycash, menggelar kegiatan edukasi fintech melalui program INFINITY (Indonesian Fintech Youth Community).
Baca Juga:
- Komitmen BRI pada UMKM, KUR Tembus Rp54,9 Triliun
- Menuju Perumda Modern: Pemkot Makassar Terapkan Sistem Cashless dan Transparansi
- Ini 4 Fitur Baru WhatsApp Status dan Cara Penggunaannya
INFINITY Goes to Campus 2025 kali ini digelar di Universitas Hasanuddin, Makassar. Acara ini mengusung tema “Mengenal Ragam Produk dan Layanan Fintech di Indonesia, dan Bersama Jadi #SiPalingFintech”, sebagai langkah konkret memperkuat literasi keuangan generasi muda di kawasan timur Indonesia.
Dalam sambutannya, Kepala OJK Sulawesi Selatan, Moch. Muchlasin, menekankan
pentingnya literasi keuangan dan inklusi keuangan di era digital. "Generasi muda perlu memahami risiko dan tanggung jawab sebagai konsumen layanan keuangan digital, serta menjadi agen literasi keuangan yang dapat menyebarkan pemahaman dan wawasan kepada lingkungan sekitar," ujarnya.
Acara "INFINITY Goes To Campus" ini juga diharapkan dapat mempromosikan pengembangan fintech yang inklusif dan bertanggung jawab, serta meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya literasi keuangan digital.
OJK Sulawesi Selatan berkomitmen untuk terus memperkuat upaya edukasi keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk meningkatkan kesadaran dan
pemahaman tentang layanan keuangan digital.
Acara ini disambut antusias oleh ratusan mahasiswa dan dosen UNHAS. Dalam sesi talkshow dan diskusi interaktif, peserta mendalami berbagai aspek keuangan digital—dari literasi dasar hingga isu-isu terkini seperti pinjaman online ilegal, investasi bodong, dan maraknya judi online.
AFTECH juga menyuarakan kampanye #GenerasiHebatAntiJudol sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik judi online yang menurut PPATK telah memutar dana hingga Rp1.200 triliun.
AFTECH menegaskan bahwa perluasan akses keuangan tidak akan bermakna tanpa diimbangi pemahaman yang memadai. Literasi bukan sekadar pelengkap, tapi fondasi utama agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan keuangan digital secara aman dan bertanggung jawab.
“Melalui INFINITY, kami ingin membangun ekosistem yang sehat dengan melibatkan
regulator, industri, dan kampus. Generasi muda harus tumbuh sebagai #SiPalingFintech—tahu manfaat, paham risiko dalam penggunaan produk dan layanan fintech, serta siap menghadapi masa depan dengan pengetahuan perencanaan keuangan yang matang,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal I AFTECH, Chrisma Albandjar.
Sejalan dengan OJK dan AFTECH, Easycash sebagai platform pinjaman daring (Pindar) yang berizin dan diawasi OJK, turut menyuarakan komitmennya untuk menjadikan literasi keuangan
sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami percaya edukasi adalah investasi jangka panjang. Di era digital ini, reputasi kredit bukan hanya angka, tapi modal masa depan. Kami ingin anak muda untuk terus belajar mengelola kondisi keuangannya secara bijak, menjaga skor kreditnya, dan semakin sadar pentingnya meminjam secara bertanggung jawab,” tutur Head of Corporate Affairs Easycash, Wildan
Kesuma.
Di luar kampus UNHAS, Easycash juga menjangkau publik luas melalui program siaran edukatif di Radio Smart FM dan Radio Gamasi Makassar. Pesan yang dibawa diantaranya: pentingnya melakukan analisis kondisi keuangan pribadi menjaga nilai skor kredit yang baik demi masa depan, dan bijak apabila menggunakan fasilitas keuangan.
Baca Juga:
- Perkuat Keamanan, YTI Libatkan Zurich Indonesia dalam Proteksi Anggota Komunitas Sepeda Gunung
- Putus Kontrak Ratusan Karyawan, PDAM Makassar: Terima Kasih Atas Pengabdiannya
- PORDASI Gandeng Prancis, Teken Kerja Sama Strategis di Hadapan Prabowo dan Macron
Kolaborasi ini menandai pentingnya pendekatan lintas sektor dalam menjawab tantangan literasi keuangan di wilayah timur. Di tengah arus digitalisasi yang makin cepat, literasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan mendesak agar masyarakat tak sekadar ikut arus, tapi mampu mengendalikan arah keuangannya.
Kini saatnya pemerintah, regulator, industri, dan dunia pendidikan memperkuat barisan dan berkolaborasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Literasi keuangan harus menjadi kepentingan bersama—bukan hanya untuk masa depan generasi muda, tapi juga demi ketahanan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. (***)