Makassar Kini
Uji Darah Pasien Corona di Jakarta, Penyebab Keterlambatan Pengumuman Kasus
Gubernur Sulawesi Selatan, Prof H.M Nurdin Abdullah menjelaskan alasan kenapa terlambat informasi kematian almarhum covid-19 285, di Makassar, Jumat malam (20/3/2020).
Menurut Nurdin, keterlambatan tersebut di sebabkan ketergantungan alat pemeriksaan sampel darah pasien dalam pengawasan (PDP). Dimana selama ini Sulsel masih bergantung dengan laboratorium di Jakarta.
"Kita sudah punya alat di Unhas dan di RS Wahidin. Kita sudah miliki tim medis yang memadai. Jadi kita tinggal persetujuan dari Kementerian Kesehatan," jelas Nurdin Abdullah, saat jumpa pers, di kediaman pribadinya, Perdos Unhas.
Nurdin mengatakan pasien terjangkit covid-285 itu berjenis kelamin perempuan dan mulai terjangkit setelah kembali dari berumroh, kemudian mengalami keluhan diare dan batuk satu minggu setalah dari tanah suci.
Menurut dia, pasien tersebut kemudian dirawat di rumah sakit dengan keluhan demam. Dan pasien tersebut sempat diambil sampel untuk kemudian dikirim ke laboratorium di Jakarta
“Saya ingin jelaskan pasien Covid-285 jadi kita tidak sebut identitas, itu mengalami keluhan dan dirawat di siloam dengan keluhan demam, sesak. Dan ketika dilaksanakan foto toraks menunjukkan pneumonia di kedua paru," jelasnya.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, almarhumah diketahui terjangkit virus corona tersebut, empat hari setelah pengambilan sampel. Sampel tersebut pun kata Nurdin, diambil pasca pasien Covid-19 285 meninggal dunia.
"Yang bersangkutan kita ambil sampelnya sudah meninggal dunia. Tetapi hasilnya baru hari ini kita dapatkan, bahwa pasien tersebut positif corona," pungkasnya.