Siap-Siap, Sulsel Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Bencana Alam

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan meningkatkan fungsi koordinasi dan mitigasi untuk mengantisipasi secara dini potensi bencana hidrometeorologi tahun ini.

Langkah tersebut menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan BPBD Sulsel, Endro Yudo Wahyono di Makassar, Sabtu, sebagai tindak lanjut dari imbauan Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah untuk mengantisipasi bencana baik dampak kekeringan maupun banjir.

Berdasarkan indeks risiko bencana Indonesia dan kajian risiko bencana disebutkan untuk 24 kabupaten/kota di Sulsel memang masuk dalam zona merah
atau dalam kategori yang rawan bencana hidrometeorologi.

Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai dengan tupoksi BPBD Provinsi Sulsel yakni melakukan fungsi koordinasi, juga supporting kepada BPBD kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan terkait mitigasi dan pencegahan bencana setelah musim kemarau akan memasuki fenomena La Nina yang berpotensi menyebabkan banjir.

Selain itu, juga dilakukan persiapan logistik berupa makanan cepat saji jika sewaktu-waktu terjadi bencana di tingkat kabupaten/kota.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar, Sulsel akan memasuki musim penghujan mulai bulan ini dan intensitasnya akan terus meningkat bulan-bulan berikutnya. Sedang puncak musim hujan diperkirakan pada awal Januari - Februari 2021.

Sementara itu, pemerhati lingkungan dari lembaga Jurnal Celebes Mustam Arif mengatakan, mitigasi bencana sangat penting dilakukan untuk menekan jumlah korban pada saat terjadi bencana.

"Pengetahuan pencegahan dan penanganan bencana bagi masyarakat itu sangat penting. Termasuk dalam meningkatkan kepekaan terhadap kondisi alam sekitar melalui penguatan kearifan lokal," katanya.

Bagikan

Related Stories