Semen Tonasa Makin Aktif Cemari Udara Perkampungan Biringkassi Pangkep

Ilustrasi

Kalangan pemuda Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, menganggap PT Semen Tonasa yang telah memasuki usia 51 tahun semakin tidak peduli dengan keberlangsungan lingkungan area operasional. Bahkan mengabaikan kesehatan masyarakat sekitar yang terdampak pencemaran hasil aktivitas perusahaan.

Rachmatullah, salah seorang tokoh pemuda Pangkep, mengatakan dampak buruk yang paling terlihat saat ini adalah operasional truk pengangkut batubara (bahan bakar mesin Tonasa) di Kampung Biringkassi, Pangkep, yang menyisakan polusi udara untuk warga sekitar. Bahkan, polusi udara berupa tebaran debu batubara dikhawatirkan membuat warga terkena inpeksi saluran pernapasan secara massal.

"Pencemaran lingkungan di Biringkassi salah satunya diantara banyak aksi pengursakan lingkungan dan sosial yang dilakukan Semen Tonasa tanpa ada bentuk pertanggungjawaban yang nyata," katanya, Minggu (20/10/2019).

Dia mengatakan bahwa dirinya bersama dengan rekan-rekan pemuda yang tergabung dalam paguyuban Pejuang Bangsa telah menyoal aktif permasalahan tersebut. Itu dilakukan dengan aksi demonstrasi pada Senin (14/10/2019) lalu tetapi tidak mendapatkan respon baik dari pihak Semen Tonasa.

Salah satu poin utama dalam aksi silam tersebut, papar Rachmatullah, PT Semen Tonasa sebagai BUMN harus serius menanggapi persoalan lingkungan, khususnya yang ada disekitar Biringkassi. Kemudian mempertanyakan langkah nyata perusahaan atas dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar, penerimaan tenaga kerja yang tidak mengutamakan masyarakat lokal serta kurangnya sosialisasi program kemitraan PT. Semen Tonasa ke masyarakat lokal.

"Kami sudah membuka ruang untuk berdiskusi atas semua hal ini, terutama persoalan Biringkassi. Tetapi nyatanya pihak Semen Tonasa mengabaikan padahal ini untuk kebaikan masyarakat Pangkep yang mengalami penderitaan karena pencemaran yang dilakukan perusahaan," tutur dia.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pangkep sudah memberikan ultimatum kepada PT Semen Tonasa untuk memindahkan lokasi penampungan batu bara yang selama ini meresahkan masyarakat Biringkassi.

Kepala DLH Kabupaten Pangkep, Agussalim mengaku jika dirinya sudah berulang kali mengingatkan Semen Tonasa untuk turun langsung menangani keluhan warga itu. Hingga saat ini, debu masih terus dirasakan masyarakat sekitar.

“Harus segera ditindaklanjuti, ini tidak bisa dibiarkan. Masyarakat terdampak,” ungkapnya.

Agussalim juga meminta perusahaan untuk memindahkan lokasi penampungan batu bara, agar semakin menjauh dari permukiman warga Kampung Biringkassi, Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro. Itu agar debunya tidak berdampak kepada warga.

Sementara itu, pihak Semen Tonasa seakan tidak mau memberikan klarifikasi atas terjadinya pencemaran lingkungan. Hingga berita ini ditayangkan, anak usaha dari PT Semen Indonesia Tbk. ini tidak juga memberikan konfirmasi atas segala permasalahan tersebut.

Bagikan

Related Stories