Salim Segaf Takjub Dengan Falsafah Hidup Orang Bugis-Makassar

(null)

MELALUI program "Dr Salim Menyapa Sulsel", Ketua Majelis Syura DPP PKS, Salim Segaf Al-Jufri mengunjungi sejumlah wilayah di Sulsel selama 4 hari (6-9/8/2022), yakni Makassar, Maros, dan Takalar. 

Ada hal yang membuatnya takjub selama berada di tanah Bugis-Makassar. Ialah budaya atau falsafah orang Bugis-Makassar yaitu Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi. 

“Yang jika diterjemahkan menjadi saling menghormati, saling menghargai, saling memuliakan, saling mengingatkan. Ini hal yang perlu dipertahankan sehingga bukan retorika semata, namun harus diwujudkan,” kata Salim dalam acara Dialog Kebangsaan bersama lintas tokoh di Sulsel, yang berlangsung di Hotel Claro, Makassar, pada Selasa (9/8/2022). 

Ia pun sempat menyebut salah satu ungkapan dalam bahasa Bugis yang dinilai punya makna yang begitu dalam: Rebba Sipatokkong, Mali Sipareppe. 

“Ini semua memiliki makna yang begitu indah dan menjadi falsafah hidup yang baik dalam berbangsa dan bernegara,” ucapnya. 

Dalam lawatannya di Sulsel, mantan Menteri Sosial itu sempat diberi gelar adat dari Kekaraengan Marusu (Kerajaan Maros) di Istana Balla Lompoa yaitu I Waliuddin Karaeng Manaba, pada Senin (7/8/2022) lalu. 

“Saat mendapat gelar tersebut, saya tidak berbangga-bangga. Justru banyak muatan lokal di dalamnya perlu digali. Tidak hanya di sini, kita pun bisa dapatkan di seluruh negeri. Seperti di Sulteng dengan bahasa Kaili-nya yang artinya, jika kamu berbuat baik, kebaikan pula yang akan kamu dapatkan,” bebernya. 

Dalam dialog tersebut, Salim lebih banyak berbicara tentang kepemimpinan dan NKRI. Ia tak lupa mengingatkan kepada putra-putri bangsa untuk terus mencintai, menjaga, dan berkontribusi terhadap NKRI. 

Ia pun mengutip sebuah ungkapan berbahasa Inggris, “being Indonesia is never ending process” dan Surah Al-Hajj kitab suci Al-Quran. 

Pada intinya, ia menekankan, berbuat baik dan berkontribusi untuk diri sendiri, serta bangsa dan negara tidak pernah selesai. Perbuatan dan kontribusi itu harus terus dilakukan hingga akhir hayat. 

Ia juga menjelaskan tentang dua hal yang kini jadi fokus PKS: kolaborasi dan transformasi. Kedua hal itu dinilai bisa merekatkan dan menyatukan anak negeri di antara keberagaman di tanah air. 

"Menurut saya sangat mudah, asal kita mencari titik temu, tidak menyalahkan satu sama lain. Titik temu jauh lebih baik daripada perbedaan di antara kita meski perbedaan itu pasti terjadi,” ucap Salim.

Editor: El Putra
Isman Wahyudi

Isman Wahyudi

Lihat semua artikel

Related Stories