Ratusan Orang Ikuti Public Expose Hensel Davest Indonesia

(null)

RATUSAN orang hadir pada gelaran Public Expose Tahunan PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) di kantor HDIT, Jl Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Jumat (29/7/2022) kemarin. 

ublic Expose 2022 tersebut menghadirkan dua narasumber. Yakni Direktur PT Hensel Davest Indonesia Tbk Ferdiana Tjahyadi dan Chief Technology Officer PT Hensel Davest Indonesia Tbk Edwin Hosan. 

Hadir sebagai peserta antara lain investor institusi, individu, perusahaan sekuritas. 

Ferdiana memaparkan HDIT hadir untuk memberikan solusi digital dan inklusi keuangan kepada masyarakat agar dapat beraktivitas dan berbisnis dengan platform teknologi. 

HDIT memiliki beberapa produk dan layanan, salah satunya Davestpay yang merupakan pembayaran tagihan dan produk digital. 

Davestpay melayani pembelian dan pembayaran tagihan PLN, token PLN, telepon dan internet. 

Lalu melayani pembelian tiket pesawat dan voucher hotel dengan harga terbaik, pembelian pulsa all operator dan pembayaran pulsa bulanan. 

“Juga pembayaran BPJS dan multifinance terlengkap, pembayaran tagihan PDAM, serta pembelian lebih dari 1000 voucher game,” sebut Ferdiana. 

HDIT juga memiliki Doeku, yang merupakan platform pendana dan pinjaman modal usaha untuk pedagang pulsa dan UMKM. 

Sementara itu, Chief Technology Officer PT Hensel Davest Indonesia Tbk, Edwin Hosan menjelaskan, perseoran berhasil membukukan penjualan 3,4 triliun di tahun 2021. 

Angka tersebut meningkat sekitar 10 persen dibanding periode yang sama di tahun 2020. 

Berangkat dari poin positif tersebut, kata Edwin, di tahun 2022 perusahaan fokus pada beberapa strategi. 

Seperti mengembangkan peluang-peluang bisnis baru, menumbuhkan bisnis inti perseoran, memaksimalkan peluncuran platform produk-produk digital dan pembayaran digital yang inovatif namun efisien. 

Kemudian melatih kompetensi SDM yang dimiliki oleh perseroan, menyempurnakan praktek tata kelola yang baik, selalu melakukan transformasi digital dalam seluruh proses bisnis perseroan. 

“Lalu secara aktif mengambil peran dalm keberlanjutan ekonomi, lingkungan dan sosial,” sambung Edwin. 

Edwin juga menjelaskan, dalam empat tahun terakhir, perseoran selalu membukukan laba kotor atau gross profit yang positif. 

Meskipun ada tren penurunan, namun di tengah kondisi pandemi dan regulasi subsidi listrik, untuk kuartal I di tahun 2022 laba kotor perusahaan hanya turun sebesar 5 persen dibanding kuartal I tahun sebelumnya. 

“Terkait beban umum dan administrasi, merujuk kepada laporan keuangan perseoran yang diaudit, salah satu komponen terbesarnya adalah biaya amortisasi, sehingga secara EBITDA, perusahaan dapat membukukan hasil yang positif sebesar Rp7 miliar di tahun 2021,” jelas Edwin. (***)

Editor: El Putra

Related Stories