Makassar Kini
Positivity Rate Masih Sangat Tinggi, IDI Makassar Tak Bosan Ingatkan Prokes Ketat
Bulan Maret 2021 menandakan sudah setahun sejak 2 kasus pertama Covid-19 di Indonesia ditemukan.
Kini tercatat sudah ada 1.341.314 kasus konfirmasi positif Covid-19, dengan kasus aktif sebanyak 153.074 pada 1 Februari 2021.
Data Maret 2021 Total sebanyak 1.151.915 pasien tercatat sembuh, sedangkan 36.325 kasus meninggal dunia.
"Catatan ini menempatkan Indonesia di urutan pertama negara Asia Tenggara dengan jumlah kasus positif akumulatif paling tinggi," ujar Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, dr Wachyudi Muchsin, Senin (15/3/2021).
"Di seluruh Asia, Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah India, Turki, dan Iran," lanjutnya.
Menurut dr Yudi, berbagai upaya membatasi persebaran virus telah dilakukan, tetapi belum tampak tanda-tanda pandemi akan berakhir dalam waktu dekat.
Vaksinasi yang sudah dimulai di beberapa negara memupuk harapan agar setidaknya persebaran virus Corona lebih terkendali.
"Apapun alasannya kita bicara fakta dimana positif rate 18 persen di Indonesia artinya 10 orang dilakukan testing swab/PCR akan ada 3 orang positif," katanya.
Sementara standar WHO hanya 5 persen, dan sepekan terakhir, penambahan kasus baru konsisten berada di bawah angka 10 ribu.
Namun, kata dr. Yudi carut-marutnya pencatatan data membuat tren ini tidak terlihat menggembirakan.
Terlebih dengan jumlah testing yang terpantau menurun, idealnya untuk Sulawesi Selatan 1200-1300 setiap hari pemeriksaan swab/PCR diluar pemeriksaan penderita positif Covid-19.
"Sehingga memudahkan untuk melakukan trecing untuk sebuah treatmen (3T) kepada masyarakat yang terpapar Covid-19. Baik bergejala atau tidak bergejala," terangnya.
Dokter Yudi berharap, agar masyarakat terus mengambil tindakan, seperti rutin memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga jarak, dengan menghindari tempat keramaian di tambah dengan vaksin.
Terutama bagi orang yang berisiko tinggi untuk bisa menang melawan Covid-19, yang sudah bermutasi dengan varian baru B117, mendukung semua kebijakan pemerintah mulai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM), Pembatasan Sosial Berbasis Mikro dan Komunitas (PSBMK), hingga terbaru Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Garis besar kebijakan-kebijakan itu adalah membatasi aktivitas masyarakat, dari mulai menerapkan sekolah secara daring, bekerja dari rumah (Work From Home)," tuturnya
Pembatasan jam operasional dan daya tampung pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan restoran, hingga membatasi kunjungan ke tempat wisata.
"Kunci nya hidup sehat dengan penerapan secara ketat 3 M plus lakukan vaksin agar kita terhindar dari paparan virus mematikan ini," pungkasnya.