Makassar Kini
Polda Sulsel Sebut Ricuh Demo Omnibus Law Makassar Ditunggangi Anarko
Demonstrasi menolak omnibus law UU Cipta Kerja di Makassar, Sulawesi Selatan, berujung ricuh dengan aksi lempar batu dan busur. Polda Sulsel menyebut kericuhan ini ditunggangi kelompok anarko.
"Saat ini kita melakukan pendorongan setelah tadi titik sentral flyover massa kita sudah dorong," kata Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdysam kepada media, dikutip Jumat (9/10/2020).
"Ini bukan lagi massa buruh, sudah bercampur dengan pihak sengaja menunggangi ini adalah massa anarko yang memancing kericuhan," imbuhnya.
Hingga saat ini, polisi masih berusaha membubarkan massa yang bertahan di sekitar Jalan Urip Sumaharjo, Makassar. Polisi beberapa kali menembakkan gas air mata kepada sekelompok massa yang bertahan.
"Secara keseluruhan, malam ini kondusif. Ada beberapa titik sentral jadi pusat unras (unjuk rasa) yang sampai saat ini kita lakukan pendorongan," terang Merdysam.
Seperti diketahui, unjuk rasa pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja di Makassar ricuh. Kelompok massa terus menyerang polisi dengan batu hingga tembakan petasan.
Polisi terus berupaya memukul mundur massa, termasuk menjauhkan kelompok pendemo dari gedung DPRD Sulsel. Situasi sempat mencekam sekitar 30 menit saat barikade polisi dan barisan massa hanya berjarak sekitar 15 meter.
Dalam momen tersebut, massa melempari polisi dengan batu, petasan, hingga melepaskan busur panah. Polisi membalas dengan menembakkan gas air mata. Peristiwa itu berlangsung sejak pukul 18.00 hingga 18.30 Wita. Kericuhan bahkan melebar hingga ke Jalan Tol Reformasi.