Persoalan PPDB 2020 Makassar Terus Terjadi, Ada Melapor ke Kejaksaan

Siswa

Ketua Asosiasi Orang Tua Murid Makassar, Herman Hapid Nassa menduga ada manipulasi penerimaan siswa baru yang dilakukan Kepala Sekolah SMPN 6 Makassar.

“Salah satu contoh adalah terjaringnya sejumlah siswa ditentukan oleh panitia PPDB di SMPN 6 Makassar secara manual. Sementara sekolah lain dilakukan secara online.” ungkap Herman, Rabu (29/7/2020).

Oleh karena itu, Herman melaporkan kecurigaan tersebut ke Kejaksaan Agung sebab ia menilai tradisi kecurangan ini terjadi setiap tahun.

“Kami telah laporkan ke Kejaksaan Agung pada Senin, 27-07-2020 dengan nomor surat 037/LFOM/VII/2020,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Sekolah SMPN 6 Makassar, Munir membantah adanya tudingan manipulasi data siswa baru. Ia justru mempertanyakan kapasitas pelapor sebagai wakil orang tua siswa.

Selain itu, Munir menegaskan dirinya siap mundur jika terdapat pembuktian valid pihaknya melakukan kecurangan.

“Kalau bisa buktikan saya rekayasa, saya sebagai kepala sekolah siap mundur, saya katakan seperti itu,” tegasnya.

“Apa yang disampaikan Herman Hafid memang setiap tahun begitu dia. jadi dia atas namakan orang tua siswa, tapi kita tidak tahu orang tua siswa mana yang diwakili,” sambungnya kemudian.

Munir menjelaskan Herman kerap kali membawa calon siswa untuk dimasukkan ke SMPN 6 Makassar. Herman, kata Munir, kerap memaksa agar sejumlah siswa yang diajukan lolos tanpa memenuhi syarat yang ditentukan.

“Tahun lalu juga begitu, tahun lalu dia bawa ke saya 5 calon, tapi yang lulus 2 karena memenuhi syarat, 3 yang tidak lulus, dia bawa lagi itu yang tidak lulus, tapi saya katakan tidak bisa karena tidak memenuhi syarat, terus dia mau paksakan,” ungkap Munir.

Munir menyebut dirinya tetap bersikukuh pada aturan yang ada. Ia mengatakan tak ingin melenceng dan melakukan kecurangan.

“Saya tetap bilang tidak bisa, dia bilang kalau tidak bisa saya demo, terus saya bilang itu hak Anda. Saya juga bilang kalau saya luluskan saya melanggar,” terangnya

Munir menduga Herman adalah calo lantaran tiap tahun selalu melakukan hal yang sama. Ia menyebut Herman kerap melakukan pemberitan bohong di media dengan menunjukkan daftar hadir siswa yang tak pernah dibuat pihaknya.

“Setiap tahun begitu, 2017 juga begitu. Jadi saya katakan tunjukan saja. Katanya lagi daftar hadir, saya katakan itu lagi daftar hadir yang di bawah di mana ambil? Sedangkan kami belum bikin daftar hadir,” katanya.

Bagikan

Related Stories