Pengemudi Gojek di Makassar Bergejolak, Tuntut Insentif Dikembalikan

Gojek

Ratusan mitra pengemudi ojol mengadu ke DPRD Sulawesi Selatan terkait kebijakan manajemen Gojek yang telah menghapus insentif yang dihitung berdasarkan poin.

Salah satu mitra pengemudi Gojek, Didit menuturkan, dirinya bersama ratusan ojol lainnya mengadukan nasib mereka ke DPRD Sulsel, karena pihak manajemen Gojek tidak menerima mereka dengan baik.

"Mereka (manajemen) selalu memberikan kami syarat-syarat yang sulit kami penuhi. Kami menuntut untuk dibayarkan insentif, selama ini kami dikasih Rp200 ribu per 30 poin, tapi sejak pandemi Covid-19 insentif itu hilang," katanya saat di Gedung DPRD Sulsel, Kamis (4/6/2020).

Selama dua bulan, kata Didit dirinya bersama rekan-rekannya mengerti dengan kondisi yang dialami saat ini. Namun, mereka menganggap kondisi saat telah kembali normal sehingga mereka meminta dana insentif tersebut dikembalikan.

"Sudah dua bulan. Jadi kami bersama DPRD untuk dimediasi dengan pihak Gojek. Jika tidak ketemu maka kami akan demo dalam jumlah yang lebih banyak," tegasnya.

Sementara itu Ketua DPRD Sulsel, Syaharuddin Alrif yang menemui dan menerima langsung para pengemudi ojol di halaman gedung DPRD Sulsel.

"Solusinya adalah saya akan komunikasi dengan pihak Gojek cabang Makassar. Kalau tidak bisa selesai, itulah gunanya ada wakil rakyat. Nanti saya akan minta komunikasikan supaya ojol bisa kembali kerja," terang Ketua DPRD Sulsel.

Ketua DPRD Sulsel akan menyurati pihak Gojek Cabang Makassar secara resmi untuk mempertanyakan perihal dana insentif tersebut yang dihilangkan.

"Saya akan menyurat Gojek secara resmi mempertanyakan putusan insetif itu," katanya.

Head of Regional Corporate Affairs Gojek, Mulawarman mengatakan pada dasarnya Gojek sangat terbuka terhadap aspirasi Mitra Gojek.

"Kami memiliki sarana komunikasi setiap bulan yang disebut dengan Kopi Darat. Kami sangat berharap sarana ini bisa dimanfaatkan seefektif mungkin," katanya.

Ia mengatakan, seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 telah berdampak pada semua lini kehidupan.

"Bagi Gojek, mobilitas masyarakat yang menurun drastis berdampak pada sepinya order yang dijalankan oleh jutaan mitra driver di seluruh Indonesia. Hal ini secara otomatis membuat mitra driver kesulitan mengumpulkan pendapatan harian," katanya.

Namun Gojek tetap berusaha untuk membantu meringankan kesulitan yang dihadapi mitra driver dan ekosistem Gojek secara keseluruhan.

"Sejak awal pandemi Covid-19, kami telah meluncurkan program-program kesejahteraan mitra driver dengan 3 pilar utama, yaitu penyediaan layanan kesehatan, ringankan beban biaya harian, bantuan pendapatan," katanya.

Beberapa di antara program tersebut telah menjangkau mitra secara signifikan, seperti pembagian voucher sembako yang menjangkau Rp 450 ribu mitra driver, pembagian voucher makanan gratis bagi mitra driver dan keluarga, mendatangkan 5 juta masker, dan membagikan APD secara meluas di wilayah operasional Gojek, hingga mengupayakan restrukturisasi cicilan kendaraan bermotor bagi mitra driver lewat kerja sama dengan sejumlah perusahaan pembiayaan.

Program Gojek ini merupakan salah satu program kesejahteraan Gojek selama pandemi Covid-19 yang merupakan alternatif terbaik dalam menjaga pendapatan harian Mitra.

Pengaplikasian sistem ini terbukti telah membantu banyak Mitra Gojek dari menurunnya jumlah orderan.

Insentif bersifat apresiasi dari Gojek kepada mitra atas kinerja mereka. Adanya insentif adalah bonus tambahan yang diberikan Gojek demi menjaga kualitas layanan.

Skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuan utama skema insentif adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra Gojek.

Seluruh inisiatif tersebut kami lakukan meski Gojek sendiri juga ikut merasakan dampak yang signifikan akibat pandemi Covid-19, sebagaimana yang dirasakan oleh para pelaku industri lainnya.

Bagikan

Related Stories