Makassar Kini
Pemprov Sulsel Rincikan Hasil Refocusing Anggaran Penanganan Covid-19
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) sudah melakukan refocusing dan realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19.
"Kami bahkan telah dilaporkan ke Kementerian Dalam Negeri sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2020 yang diarahkan pada tiga sasaran utama," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulsel, Prof Yusran, Senin (20/4/2020).
Tiga sasaran utama yang dimaksud, yakni penanganan kesehatan, penyediaan jaring pengaman sosial, dan penanganan dampak ekonomi.
"Target belanja yang direncanakan dari tiga sasaran refokusing dan realokasi tersebut sebesar Rp 500 miliar lebih. Penanganan kesehatan Rp 291,74 miliar, penyediaan jaring pengaman sosial Rp 24,8 miliar, dan penanganan dampak ekonomi Rp 183,45 miliar," tuturnya.
Besarnya alokasi pada sektor penanganan kesehatan dan keselamatan warga karena untuk membiayai peningkatan dan fasilitas pendukung rumah sakit rujukan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
Juga diarahkan untuk dukungan kepada instansi vertikal yang ada dalam Gugus Tugas Covid-19 termasuk Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) dan Rumah Sakit Unhas.
"Sedangkan Untuk Jaring Pengaman Sosial, merupakan dana stimulan (pusat, provinsi dan Kab/Kota) dalam bentuk bantuan Sembako yang tersebar untuk 24 kabupaten/kota. Tentunya dengan memprioritaskan daerah zona merah atau episentrum penularan Covid-19," ujar mantan dekan Fakultas Kehutanan Unhas itu.
Khusus untuk penanganan dampak ekonomi, diarahkan pada sektor ekonomi strategis yang dapat tetap menyokong pergerakan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
Terkhusus sekor tanaman pangan, industri, perdagangan dan usaha kecil menengah melalui penguatan modal yang berskala kecil.
Terkait anggaran yang telah dilakukan refokusing dan realokasi bersumber dari beberapa belanja tiap OPD.
Seperti perjalanan dinas, barang pakai habis atau Alat Tulis Kantor (ATK), cetak dan penggandaan, paket rapat dan makan minum untuk sosialisasi, workshop, bimtek dan pelatihan, pemeliharaan, pengadaan kendaraan, kegiatan non fisik dan fisik yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat dan sektor strategis lainnya.
"Sehingga untuk saat telah dilakukan refocusing dan realokasi sebesar Rp 127 miliar lebih dengan Realisasi sampai dengan hari ini telah mencapai sekitar 63,24 persen atau sekitar Rp 80,79 miliar," katanya.