Pekerja THM di Makassar Akan Unjuk Kekuatan Halau Kebijakan Pemkot

Hiburan

Ketua Asosiasi Usaha Hiburan Malam (AUHM) Kota Makassar Zulkarnaen Ali Naru menegaskan akan menurunkan ribuan karyawan untuk menggelar unjuk rasa bila Tempat Hiburan Malam (THM) ditutup.

 

“Kami akan turunkan ribuan karyawan untuk demonstrasi karena ini persoalan perut,” kata Zul, sapaannya, Selasa (11/8/2020).

 

Bila THM ditutup di Makassar, Zul mengatakan ada 5 ribu lebih bekerja yang langsung merasakan dampaknya. Di sisi lain, kata dia, pemerintah tak memberi solusi. Hanya sekadar melarang.

 

“Saya meminta pemerintah meninjau kembali pelarangan dan penutupan Tempat Hiburan Malam (THM),” ungkap Zul.

 

Ia mengatakan, selama ini, pemerintah tak memperhatikan para karyawan THM.

 

Zul menegaskan, pihaknya siap menutup THM selama pemerintah menyiapkan ganti rugi sebesar Rp48 miliar per bulan.

 

“Silakan kalau mau tutup, tetapi siapkan anggaran Rp48 miliar per bulan,” terangnya.

 

Dia mengatakan, saat ini, pekerja THM memiliki tanggung jawab untuk menghidupi anak mereka. Mengingat, kata dia, sekolah menggunakan sistem daring.

 

“Kesejahteraan karyawan tidak diperhatikan, tidak ada insentif untuk karyawan,” ungkapnya.

 

Zul menilai ada perlakuan diskriminasi terhadap pekerja THM di Makassar. Pasalnya, ada perlakuan berbeda dengan tempat usaha lain. Sementara, kata Zul, pihaknya juga taat dengan protokol kesehatan.

 

Sementara, Ketua Asosiasi Refleksi Kebugaran Makassar, Usdar Nawawi mengatakan rujukan Perwali 36 Tahun 2020 untuk menutup THM tak memiliki dasar.

 

Pasalnya, kata Usdar, Perwali No 36 Tahun 2020 hanya mengatur tentang protokol kesehatan.

 

“Pemerintah kota tak punya dasar melakukan penutupan. Tidak ada dasarnya menutup THM, maka kalau ada surat edaran maka kami akan melawan,” tegas Usdar.

 

Sebelumnya, Usdar mengatakan pihaknya telah mendiskusikan dengan Dinas Pariwisata Kota Makassar terkait dengan pembukaan jasa kebugaran di Makassar.

 

“Kami mengambil contoh di RS, bagaimana cara kerja dokter, mereka menggunakan sarung tangan kesehatan. Sama dengan tukang cukur. Jadi kami ajukan dan diterima Dinas Pariwisata. Kami menggunakan sarung tangan kesehatan,” pungkasnya.

Bagikan

Related Stories